Part 4

430 60 17
                                    

Justin Bieber - Ghost

°•°

Sana bertamu ke mansion Chou untuk membantu calon mertua perempuannya memasak makan malam. Kata calon mertuanya, anak bungsu Chou akan pulang sebelum pergi ke Taiwan menemui neneknya.

"Apa yang harus aku bantu, ibu?" Tanya Sana setelah berdiri disamping Jiso.

"Tolong kupas bawang itu saja" Balas Jiso lembut sambil memotong kecil daging babi.

Sana pun mengangguk patuh dan mulai bekerja. Perasaannya menjadi tak karuan sejak mendengar Tzuyu akan pulang. Padahal selama dua tahun mengenal keluarga Chou, Sana tak pernah melihat kehadiran Tzuyu.

Tapi malam ini pria bad boy itu akan pulang dan bergabung makan malam bersama. Rasanya canggung sekali harus satu tempat dengan Tzuyu jika mengingat insiden ciuman pria itu.

Semua makanan sudah tertata rapi diatas meja tepat pukul 8 malam.

Sana pamit ke kamar tamu untuk menganti pakaiannya. Jiso pun segera memanggil suaminya dan Dahyun.

"Untuk siapa satu kursi itu?" Tanya Lay datar.

Jiso memijit lembut bahu suaminya "Tzuyu akan pulang makan malam bersama kita sebelum pergi menemui neneknya, ibumu. Jadi aku harap kau berlaku baik kepada anak kita yang satu itu. Khusus malam ini saja! Kalau tidakkk... Kau tak akan mendapatkan jatah selama satu bulan"

Lay menelan ludahnya susah payah. Tak mendapat jatah satu hari saja, juniornya sudah meronta-ronta apalagi jika satu bulan. Baiklah, khusus malam ini dirinya akan berlaku baik kepada anak nakalnya, Tzuyu.

Dahyun dan Sana hanya terkekeh geli melihat wajah tegang sang kepala rumah tangga Chou atas ancaman si nyonya besar Chou. Sana tahu calon mertua laki-lakinya sebenarnya pria baik dan lembut. Hanya Tzuyu saja yang nakal, minta di hukum.

"Hallo, everybody! Pria tampan sejagat raya sudah datang" Ujar Tzuyu dengan senyum percaya diri sambil melambaikan tangannya bak model profesional.

Dahyun memutar bola matanya jengah. Sana mendengus kesal sekaligus merasa gugup melihat penampilan Tzuyu malam ini yang terlihat rapi dan tampan.

"Anakku sayanggg... Ibu merindukanmu!" Jiso berjinjit memeluk gemas tubuh tinggi Tzuyu "Aku kira kau tak akan pulang!" Ucapnya girang setelah mengecup sayang pipi Tzuyu.

Lay bersedekap dada, menatap tajam istri dan anaknya. Api cemburu membara dihatinya melihat Jiso lebih memperhatikan Tzuyu dibanding dirinya.

"Jiso, duduk! Atau batalkan makan malam ini!" Bentak Lay menatap tajam Jiso seperti ingin menelannya hidup-hidup.

Sana tersentak kaget mendengar bentakan Lay. Kenapa raut wajah mertuanya berubah setelah kedatangan Tzuyu? Apakah pria baya itu benar-benar membenci anak bungsunya?

Tzuyu mendudukkan bokongnya. Bersedekap dada sambil menatap datar ayahnya "Kau masih cemburu, pak tua? Astaga! Aku ini anakmu bukan selingkuhan ibu. Kau terlalu pencemburu. Aku harap rasa cemburumu itu tidak menjadi bumerang untuk hubungan pernikahan kalian"

"Kauuu!" Lay berniat berdiri menghantam wajah Tzuyu tapi tubuhnya langsung jatuh kembali.

"Ingat kata-kataku tadi!!!" Bisik Jiso geram kepada suaminya.

Love FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang