Part 5

448 68 8
                                    

Nicky Minaj - High School

°•°

Tzuyu menghela napas untuk kesekian kalinya karena mulai bosan mendengarkan nasihat neneknya tentang cara menjadi anak yang baik dan berperilaku sopan kepada keluarga. Dan sesi nasihat sang nenek sudah berlangsung satu jam sejak sampai di gubuk mewah milik neneknya.

Saat tiba di Taiwan, Tzuyu memang tak langsung ke mansion utama. Sebab kata sopir pribadi neneknya, wanita tua itu sudah berada di kebun sejak pagi. Dan disinilah keberadaan Tzuyu, duduk manis didepan wanita tua yang melahirkan ayahnya, Xiang Chou.

Xiang Chou sudah berumur 60 tahun. Suaminya atau kakek Tzuyu lebih dulu meninggal akibat penyakit jantungnya. Itulah mengapa neneknya lebih suka tinggal lama di kebun, katanya untuk mengenang kenangannya bersama sang suami.

"Sudah berapa umurmu tahun ini?"

"24 tahun 6 bulan, Nek" Tzuyu meniup ubi ditangannya lalu melahap setengahnya. Mulutnya mangap-mangap karena bagian dalam ubinya masih panas "Panas... Panas...!" Tzuyu menjerit heboh sambil mengipas mulutnya.

"Sudah aku bilang kalau mau makan ubi kau harus membelahnya dulu!"

Tzuyu mengibaskan tangannya seraya menelan cepat air dari botol air kemasan yang diberikan oleh seorang maid, lalu menghela napas lega. Tzuyu menghisapi bibirnya sendiri namun otaknya malah mengingat rasa bibir ranum nan mungil milik Sana. Sial!

"Ubi yang kau makan itu umpamakan saja saat kau memilih seorang wanita untuk kau nikahi nanti. Jangan lihat luarnya saja yang sudah dingin tanpa kau sadari didalamnya masih panas. Sama juga dengan wanita nanti yang akan kau pilih, kau harus melihat hatinya bukan wajah dan bodynya saja! Mengerti!?" Nasihat Xiang sambil memperbaiki poni cucu kesayangannya yang berantakan.

Tzuyu membusungkan dadanya, menepuknya kuat "Siap, Baginda Ratu!" Ujarnya tegas dengan mimik serius.

Xiang dan dua maid yang duduk dibelakangnya terkekeh geli. Xiang mengelus bahu kekar Tzuyu, senyum sedih terukir diwajah keriputnya.

"Apa ayahmu masih berbuat kasar kepadamu?"

Tzuyu mengangguk lemah, memasang ekspresi tersiksa "Iya, Nek. Ayah selalu memukulku! Menjambak rambutku! Menamparku! Menendangku dan bahkan ayah menyeretku keluar dari mansion seperti seorang gembel. Ayah... Hiks... Mengusirku... Huaaaaa!"

Tzuyu menangis keras didalam dekapan neneknya. Airmata palsunya menetes deras membasahi pipinya. Hatinya berharap, neneknya percaya akan semua yang dikatakannya agar neneknya mau bersedia memecat ayahnya menjadi pewaris kekayaan Chou dan mengganti nama pewaris menjadi namanya.

"Cup... Cup... Sudah. Sudah. Jangan menangis!" Xiang menepuk-nepuk sayang punggung kekar cucunya. Wajahnya memerah menahan amarah akan perilaku kasar anaknya yang tak mencerminkan sebagai orang tua "Nenek akan bicara empat mata dengan ayahmu nanti dan aku akan memarahinya! Ayahmu sungguh sudah keterlaluan memperlakukan cucu tersayangku seperti gembel. Apa ayahmu tidak tau kalau kau itu adalah pewaris nomor satu kekayaan Chou?" Tanya Xiang polos.

Tzuyu bergegas melepas pelukan neneknya, menghapus kasar airmata palsunya "Aku tidak tau soal itu, Nek. Tapi apakah benar aku adalah pewaris sah kekayaan Chou?" Tanyanya penuh binar licik dibola matanya.

Xiang mengangguk serius, kembali melanjutkan kerjanya mengupas bawang bombai yang akan digunakan untuk bahan masakan makan malam mereka nanti.

"Sesudah kakekmu meninggal, pengacara pribadinya memperlihatkan surat wasiatnya yang memang hanya ada namamu yang tertulis bukan nama ayahmu. Ayahmu hanya di amanahkan untuk mengurus kekayaan kakekmu sampai kau berumur 25 tahun. Setelahnya kau yang akan melanjutkan semua usaha dan bisnis kakekmu"

Love FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang