Part 3

641 95 32
                                    

⏸️ TWICE - Pieces Of Love

•°•

Malam ini Tzuyu duduk santai didepan meja bartender sambil meminum vodka dan merokok. Matanya tak lepas dari tubuh tiga wanita penari telanjang.

Tiga wanita tersebut sedang meliuk-liukkan tubuh sexy mereka ditiang tanpa peduli tangan nakal pria hidung belang yang sering meraba sensual tubuh mereka.

Tapi entah kenapa Tzuyu sama sekali tak tertarik untuk sekedar mendekat meraba tubuh telanjang ketiga wanita tersebut. Apa mungkin dirinya tidak normal?

Tzuyu segera menggelengkan kepalanya, mengusir pikirannya yang sedang menuduh dirinya sendiri membelok. Sebenarnya Tzuyu punya nafsu kepada wanita. Hanya saja belum ada wanita yang benar-benar bisa membuatnya terangsang.

"Kenapa kau geleng-geleng kepala sambil menatap penari telanjang disana?" Tanya pria yang berada dibalik meja bartender "Kau berminat bercinta dengan salah satunya?"

Tzuyu menoleh, menatap santai temannya dengan senyum tipis "Tidak! Aku tidak punya nafsu sama sekali kepada mereka. Entah apa yang terjadi denganku. Susah sekali menemukan wanita yang benar-benar bisa membangkitkan libidoku" Katanya vulgar dibarengi desahan kasar.

Pria bartender bername tag Chan terkekeh geli sembari meracik alkohol untuk pelanggan lain "Bukan susah. Tapi mungkin belum saatnya saja kau bertemu dengan wanita yang kau maksud itu. Aku juga pernah berada diposisimu sebelum bertemu dengan istriku. Tunggu saja dan bersabarlah"

Tzuyu mengangguk masih dengan senyum tipis. Pria didepannya memang pria yang baik. Mampu mengerti apa yang sedang dirasakannya. Tzuyu kembali meminum habis vodka digelas besarnya tanpa peduli jika penglihatannya sudah mulai berputar dan kabur.

"Pulanglah. Kau sudah mabuk. Aku akan mengantarmu pulang" Kata Chan setelah melihat Tzuyu membaringkan kepalanya diatas meja bartender.

Tzuyu melambaikan tangannya "Tidak perlu. Aku masih bisa jalan sendiri. Minumanku tadi masukkan saja ke buku hutangku. Besok aku akan datang membayar semuanya"

Chan mengangguk saja tanpa mau memaksa Tzuyu "Hati-hati dijalan. Perhatikan langkahmu. Aku tidak mau ibumu datang memarahiku lagi karena membiarkanmu pulang dalam keadaan mabuk"

Tzuyu turun dari kursi. Tangannya  memijit kepalanya yang pusing bukan main "Abaikan saja jika ibuku sedang memarahimu. Bye!" Pamitnya lalu berjalan sempoyongan keluar dari bar malam yang sebenarnya adalah milik ayahnya sendiri.

Ayah Tzuyu yang geram melihat anaknya meminum alkohol terus menerus tiap malam akhirnya pura-pura menjual bar tersebut kepada orang lain agar Tzuyu tak datang lagi. Tapi karena sudah menjadi kebiasaannya mengonsumsi alkohol, membuat Tzuyu tak bisa jauh-jauh dari bar malam dan tetap datang walaupun harus mengutang.

Tzuyu membuka pintu apartemennya dan menutupnya kembali, tak lupa menguncinya. Berjalan sempoyongan, menjatuhkan tubuhnya diatas sofa. Desahan kasar keluar dari mulutnya. Entah kenapa mabuknya kali ini tidak bisa membuatnya melupakan kata-kata kasar ayahnya sebelum meninggalkan mansion.

Kata yang selalu saja membuat hatinya terasa diremas kuat oleh ribuan tangan. Harga dirinya juga seperti sudah tak ada lagi saat kata anak tidak berguna keluar dari mulut pria yang membuatnya hidup didunia fana ini.

Tzuyu sepenuhnya sadar diri jika tak berguna untuk kedua orang tuanya. Saat kakaknya mampu memimpin satu perusahaan besar. Dirinya malah berkeliaran membuat masalah. Saat kakaknya bergelar master. Dirinya hanyalah tamatan sekolah menengah.

Tzuyu menyukai hidup bebas tanpa adanya kekangan atau paksaan dari ayahnya. Tzuyu hanya ingin melakukan apapun yang ingin dirinya lakukan dimasa sekarang dan untuk masa depannya.

Love FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang