Lily meletakkan bekal yang sudah ia siapkan kedalam loker milik El. Lily menatap ke sekeliling, aman. Lily berjalan meninggalkan loker El menuju kantin, lima belas menit lagi bel istirahat berbunyi.
Lily mendudukkan dirinya di samping Alice, kemudian meminum es teh miliknya.
"Eh gue denger-denger tadi pagi Kak El berangkat bareng sama Kak Eca!"ucap Jeslyn.
"Serius lo?"tanya Abel
Jeslyn mengangguk, "Serius! Bahkan berita nya udah kesebar satu sekolah. Gila gak sih?"
"Tapi nggak aneh sih, mereka 'kan bukannya emang Deket ya dari kelas sepuluh?"lanjutnya.
"Gue denger-denger sih gitu, tapi bukan urusan kita juga."balas Alice.
Abel dan Jeslyn mengangguk setuju. Namun beberapa detik kemudian Abel teringat sesuatu, sontak saja buru-buru Abel menatap ke arah Lily.
Lily terlihat biasa saja, namun Abel tau Lily sedang tidak baik-baik saja. Lily yang merasa di tatap mengalihkan pandangannya, kemudian tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya seolah berbicara 'Gue gak papa'.
Lily kira El sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi bersama Kakak kelasnya Ecaa. Walaupun Lily baru duduk di bangku kelas sepuluh, Lily memang sudah mengetahui tentang Ecaa dari ia duduk di bangku kelas sembilan SMP.
Zidane selalu memberikan informasi tentang El tanpa di sembunyikan sedikitpun, ya meskipun harus Lily paksa dulu.
Lily menghembuskan nafasnya pelan.
Dari arah pintu kantin, menampakkan sosok El yang tengah berjalan bersama teman-temannya. Namun, kali ini ada yang berbeda. Ada sosok lain di sana, Eca tengah berjalan di samping El, dengan tangannya yang memegang pergelangan tangan milik El.
El terlihat sangat biasa saja, dan tidak terlihat risih. Oh tentu saja Lily, mana mungkin El risih dengan orang yang dia cintai?.
Tiba-tiba saja sebuah lengan kekar menutupi matanya. "Jangan di liat kalau itu bikin hati lo sakit."bisik cowok tersebut.
Suaranya terdengar sangat asing di telinga Lily, namun Lily tidak perduli. Lily memejamkan matanya, Setetes air mata jatuh membasahi telapak tangan laki-laki tersebut.
Dia Arka. Murid terkenal dingin dan bad boy. Laki-laki tersebut memang sudah beberapa kali memergoki Lily yang selalu menyimpan bekal di dalam loker milik El, namun gadis tersebut tidak pernah menyadarinya.
Arka juga sering memperhatikan Lily dari jauh, namun entah apa yang merasuki nya tiba-tiba saja ingin menghampiri Lily hari ini.
"Bangun, ikut gue"ajak Arka dengan lembut.
***
Arka membawa Lily ke halaman belakang sekolah. Saat ini mereka berdua tengah duduk bersampingan.
"Sorry, gue nggak bermaksud apa-apa"ucap Arka kepada Lily.
"Ah, iya gak papa."
Arka mengulurkan tangannya ke arah Lily, "Gue Arka Megantara"
Lily menatap uluran tangan Arka, kemudian menyambutnya. "Aku Lily, Lily Arabella Louisiana"balas Lily sambil menatap Arka.
Arka mengangguk singkat, "Lo balik bareng siapa?"
"Mungkin Kak Zidane?"
"Lo mau balik bareng gue gak?"tanya Arka tiba-tiba.
Arka jadi bingung sendiri dengan sikapnya, kenapa dirinya jadi banyak bicara ketika bersama dengan gadis di sebelahnya. Lalu, kenapa dirinya malah menawarkan tumpangan untuk gadis di sebelahnya, padahal dengan jelas-jelas gadis tersebut akan pulang bersama kakaknya.
"Gak usah deh kak, nggak enak. Takut ngerepotin"
"Gue gak suka penolakan. Pulang sekolah tunggu gue di kelas, soal Zidane biar gue yang urus" Arka bangkit dari duduknya.
"Gue duluan."pamit Arka sambil mengelus pelan puncak kepala Lily, kemudian berjalan meninggalkan Lily yang masih berusaha mencerna semua yang telah terjadi.
Lily menyentuh kepalanya, sambil mengerjapkan matanya beberapa kali dengan lucu.
***
Sedangkan di kantin, Jeslyn, Abel dan Alice masih mencerna apa yang telah terjadi.
"Tadi serius itu Kak Arka?"tanya Jeslyn.
"Kayaknya itu cuma setan jadi-jadian yang menjelma jadi Kak Arka deh"sahut Abel.
"But, wait?"Alice menjeda ucapannya. "Jangan bilang dia suka sama Lily?"
BRAKK
Jeslyn menggebrak meja makan mereka. "WAH GILA!"pekiknya.
Atensi murid-murid yang berada di kantin teralihkan pada mereka, Jeslyn meringis pelan, kemudian tersenyum konyol sambil menggumamkan kata 'maaf'.
"Jangan malu-maluin setan!"sarkas Abel.
"Sorry, abisnya sumpah ya pelet Lily kuat banget dong kalo bisa bikin Kak Arka suka sama dia!"ujar Jeslyn menggebu-gebu.
"Gue bakal ngeship mereka sih gak mau tau, Hastag ArkaLily!"
Abel dan Alice hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak habisa fikir dengan tingkah Jeslyn.
***
Tepukan di bahu Zidane mengalihkan atensi orang-orang yang berada di kantin, terutama yang berada di meja bersama Zidane.
"Gue izin balik bareng sama Adek lo"pinta Arka dengan tegas.
Zidane menatap Arka sebentar, kemudian mengangguk. "Gue izinin, jangan macem-macem. Kebetulan gue ada urusan di sekolah. Gue titip Lily."
Setelahnya Arka meninggalkan meja mereka, El menatap punggung Arka yang berjalan keluar area kantin dengan tatapan yang sulit di artikan.
Sebenernya, El tadi bisa melihat ketika Arka tiba-tiba saja menutup kelopak mata Lily dan membisikkan sesuatu yang tentunya tidak bisa El dengar.
Arka dan Lily terlihat sangat dekat, apa mungkin mereka sedang dekat?. Entahlah El buru-buru menghilangkan semua fikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT HER [H I A T U S]
Teen FictionIni tentang Lily Arabella Louisiana Lewis, gadis yang menyukai kakak kelasnya secara diam-diam. Dia El Levin Galelio Evangelion. Tampan, kaku, cuek, tidak suka ketenangannya di ganggu oleh siapapun. Bagaimana jadinya jika El tau bahwa Lily-adik da...