Petir terdengar begitu kencang, burung burung mewakili keterkejutan para mahkluk hidup lainnya, suaranya nyaring membuat siapa saja was was.
" Aneh sekali petir ini " ucap salah satu pengawal kepada pengawal lainnya.
" Aku rasa ini bukan hanya petir biasa melainkan pertanda berbahaya " balas lainnya.
" Ku rasa juga begitu "
Skip.
Sedari tadi karvi dan para tabib kebingungan, Vero tiba tiba demam tinggi dan baru saja Vero muntah darah, karvi takut terjadi sesuatu kepada suaminya itu, setaunya vero tidak sakit bahkan selalu pecicilan kenapa tiba tiba sakit?.
" Maaf yang mulia ratu, saya tidak bisa mengetahui bahwa yg mulia raja sakit apa " ucap salah satu tabib dari sekian puluhan tabib.
Karvi menggeprak meja kedudukannya dan mengeluarkan tongkat kekuatannya, sudah berkali kali karvi mengeluarkan kekuatannya untuk melampiaskan khawatirannya dan kemarahannya, bahkan istana sepertinya mau roboh.
" Aku tidak mau tau, kalian harus bisa menyembuhkan Vero " ucap karvi lalu pergi begitu saja.
Skip
Setetes demi setetes air mata luluh begitu saja mengenai baju Vero, karvi sedang menangis.
Karvi menatap vero lekat, Vero kini tak kunjung bangun, bahkan tubuhnya begitu panas.
" Bertahanlah, aku akan menyembuhkan mu walaupun nyawa sekalipun taruhannya " ucap karvi sambil mengusap derasnya air terjun yg mengalir.
Karvi berjalan keluar kamar dan menutup pintu, kini tujuannya adalah menjadi penyusup dikerajaan krisfatha, mungkin dirinya akan menemukan sesuatu disana untuk menyembuhkan Vero.
°°°
Ramainya suasana dikerajaan krisfatha, dan tak lupa seperti poster besar dengan wajah Vero terpangpang jelas, ternyata keluarga vero tak menyerah untuk mencari Vero.
Karvi kini telah masuk keaula kerajaan krisfatha, ia memakai pakaian tertutup agar siapapun tak mengenalinya.
Brukk... ( Kepala karvi tertimpuk bola yg terbuat dari rotan )
" Kenapa kau berada disini? Gara gara kau bola ku rusak " omel salah satu anak kecil.
" Harusnya kan saya yg marah " ucap batin karvi mencoba sabar.
Karvi kini sudah menjadi pusat perhatian, ia berdoa semoga tidak ada yg mengenalinya, walaupun karvi memakai topi rotan.
" Saya ingin sekali menebas kepala mu" ucap batin karvi.
" Saya minta maaf saya tidak melihat adanya bola yg mengarah kearah saya" ucap karvi, beda dihati beda pula diucapan.
" Baiklah ku maafkan, asalkan kau ganti rugi "
Karvi mengeluarkan koin emasnya dan menyerahkannya kepada anak kecil itu, tak ingin berlama-lama ia pun melanjutkan perjalanannya.
°°°
" Ah aku kurang begitu menyukai pangeran garva " ucap salah satu pelayan yg sedang bergosip.
" Akupun sebaliknya, pangeran garva sangat kejam dan sombong "
" Aku sangat merindukan pangeran Vero, andai saja pangeran Vero masih bersama kita, pasti kita tambah semangat bekerja disini "
" Kau benar, dan Menurut Ku putri karla sangat baik "
" Iya, aku sangat menyukai putri karla, dia sangat baik, aku selalu dibantu oleh dirinya "
"Dan menurut ku si putri karla dengan pangeran Vero cocok, lagian putri karla tidak sedarah dengan pangeran Vero, aku sangat setuju jika pangeran Vero yg menjadi pemimpin kerajaan krisfatha, mau gimanapun Pangeran Vero adalah pewaris satu satunya dan darah daging ratu maurel dan raja Natan "
KAMU SEDANG MEMBACA
DITAKLUKAN HANYA KARNA ANCAMAN
Teen Fiction" NATANNNNN......VEROOOO....." teriakan maurel mengema di seluruh ruangan. Yap...Mereka berdua sekongkol mengerjai maurel, Sebenarnya ini akal akalan busuk natan untuk mengerjai istrinya, sedngkan vero yg mudah dihasut malah ikut ikutan. " KALIANNN...