Selamat Membaca
Jan lupa vote+komen
.
.Dikisahkan ada seorang pemuda yang sedang dalam perjalanan pulang dari bepergiannya, ia berencana untuk mampir ke pasar untuk membeli daging.
Setibanya di pasar ia merasakan suasana pasar saat itu tidak ramai seperti biasanya, padahal jam menunjukan pukul 9 pagi dimana kebanyakan orang-orang keluar rumah dan berkunjung ke pasar untuk membeli alat dan bahan untuk memasak nanti.
Ia berjalan menyusuri pasar mencari penjual daging, sambil mengamati orang-orang dengan saksama. Ia heran melihat orang-orang menutup kiosnya, banyak juga diantara mereka yang sudah rapi dengan pakaian seperti hendak pergi ke surau. Ada apa sebenarnya ini? ditengah pertanyaan yang muncul dikepalanya, pemuda itu menemukan penjual daging.Ia segera menghampiri penjual itu, dan membeli daging yang ia butuhkan.
Setelah transaksi selesai, si penjual daging tampak tergesa-gesa menutup kiosnya. Melihat itu, si pemuda memutuskan untuk bertanya.
"Maaf sebelumnya Pak, apakah saya boleh bertanya?" pemuda itu berhasil membuat penjual daging menghentikan kegiatannya.
"Tentu saja boleh, tapi waktu saya tidak bisa lama, karena saya hendak ke surau." mendengar jawaban itu,si pemuda semakin penasaran.
Pemuda mengangguk
"Mengapa Bapak tergesa-gesa menutup kios anda, begitupun pedagang yang lain? apakah ada kegiatan penting di surau itu yang sebentar lagi akan diadakan?," tanya pemuda dengan sopan
"Betul sekali nak, kami tergesa-gesa pergi ke surau karena hendak menshalati seorang ulama besar, beliau akan disholati saat ini. Beliau disegani karena kebaikan dan kebijaksanaannya ditengah-tengah masyarakat." jelas penjual daging itu.
"Kalau begitu saya ikut pak!" seru pemuda itu
Setelah sampai di masjid, pemuda itu meletakkan daging yang sudah ia beli tadi diemper masjid.
Lalu dengan khusyu' ia mengikuti pelaksanaan sholat jenazah.Setelah selesai ia kembali meneruskan perjalanan pulang.Sesampainya di rumah, pemuda langsung menuju ke dapur dan menyiapkan daging untuk direbus.
Ia membiarkan daging itu di atas kompor dengan api yang menyala. Sembari menunggu ia bersih-bersih badan terlebih dahulu.Setelah dirasa cukup lama pemuda itu mengecek daging itu tetapi belum matang. Ia pikir mungkin apinya kurang besar.
Ia membesarkan api lantas berlalu menuju ke halaman rumah dan menyapunya dari dedaunan yang berserakan.Setelah itu ia lantas mengecek kembali daging yang direbusnya, alangkah terkejutnya daging itu belum matang juga, padahal jika dirasa-rasa sudah memakan waktu yang lama.
Saking bingungnya ia keluar rumah entah hendak menuju kemana, tak sengaja menabrak tetangganya yang terlihat baru pulang dari bepergiannya.Ia juga bertemu dengan tetangganya itu di masjid tadi pagi saat mensholati jenazah.
"Apa yang terjadi? ada apa denganmu?" tanya tetangga pemuda
"Tidak ada apa-apa, hanya saja aku sedang kebingungan saat ini." pemuda menggaruk kepalanya yang tidak gatal mencoba berfikir
"Apakah gerangan yang membuatmu bingung?"
Pemuda itu masih bimbang apakah harus bercerita atau tidak. Tetapi ia memutuskan menceritakan semuanya.
"Bukankah tadi engkau ikut mensholati ulama di masjid?" tanya tetangganya tiba-tiba, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kejadian yang menimpa si pemuda.
"Iya benar, lalu?"
"Aku hanya ingin memberi tahu bahwa aku pernah berguru dengan beliau. Beliau pernah menyampaikan 'Barang siapa yang ikut mensholati jenazahku saat aku sudah tiada, maka terhindar dari api neraka', apakah daging yang kau beli itu ikut kau bawa ke masjid?" tanya tetangga itu.
"Ya aku menaruhnya didepan masjid."
Tetangga mengangguk. Benar saja, daging yang sudah dimasak oleh pemuda itu tidak akan kunjung matang. Karena daging tersebut telah ikut mensholati jenazah ulama bersama pemuda. Maka akan terhindar dari api neraka.
Api yang ada dibumi adalah sebagian kecil api neraka bukan?
Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam cerita😊
KAMU SEDANG MEMBACA
CERPEN RANDOM
Short StoryJangan lupa FOLLOW DULU bestie..⚠ Cerita ini murni my imajination, so don't coppy this story!