14. empat belas

79 7 20
                                    

Dara membuka pesan-pesan dari Killa. Dara mencoba berpikir positif. Akhirnya dia menelepon balik Killa.

Lima detik menghubungkan, dan akhirnya telepon dijawab oleh yang di seberang.

"Halo."

"Hallo! Dara." Suara Killa terdengar sangat keras di telinga Dara. Cewek itu berteriak seenak hati, tidak tahu diri.

"Bisa pelan nggak, Kil?" Dara menjawab dengan pasrah. Tidak ingin heran dengan sikap Killa. Terdengar kekehan dari seberang sana.

"Ehe! Gue mau ngecek keadaan lo aja."

"Gue baik-baik aja, kok. Emang kenapa sih? Ada yang penting?"

"Nggak ada yang penting, kok."

"Yakin, enggak ada? Atau mau titip salam buat Delta?" Dara sedikit tertawa karena mendengar dengkusan dari seberang sana.

"Ya, enggaklah! Enak aja!" Killa menyanggah dengan cepat. "Gue cuman mau bilang nanti gue nitip beli---"

"Eh ponsel gue lowbat. Udahan dulu, yah!"

"Loh! Dar, jangan dimat---"

"Daah!" Dara dengan cepat mengakhiri panggilan dan bergegas masuk toko buku.

.

Udara di luar toko dengan dalam toko terasa sangat kontras. Di luar cuaca cukup terik sehingga menimbulkan hawa panas menyengat di kulit. Namun, ketika masuk ke dalam toko hawa panas menyengat itu tergantikan dengan hembusan sejuk dari Ac.

Dara menatap sekeliling. Ternyata toko buku yang dulunya bekas kebun buah mangga itu memiliki cukup banyak koleksi buku. Tidak sebanyak toko buku yang sering Dara kunjungi, tapi jumlahnya masih dapat dikatakan banyak untuk ukuran toko buku di pinggiran kota.

Lokasinya cukup strategis karena terletak di dekat jalan raya. Ukuran bangunannya juga termasuk besar. Namun, pengunjungnya nampak sedikit.

Dara mengerling untuk mencari keberadaan temannya yang sudah menghilang dari pandangannya sejak tadi. Dara beranjak dari rak depan ke rak belakangnya. Namun, dia belum juga menemukan batang hidung cowok yang bernama Delta itu.

Sampai saat Dara menuju rak pojok paling belakang, gadis itu melihat punggung Delta di balik rak. Dara sedikit heran.

"Kenapa Delta selalu suka di pojok-pojok kayak gini, sih?" Dara berujar sambil berjalan ke arah Delta berada.

Ternyata Delta tidak sendiri. Tunggu siapa dia. Karena penasaran Dara jadi semakin mempercepat langkah kakinya. Delta bersama seorang cewek yang tidak Dara kenal.

Cewek dengan mata sipit, yang sesekali melengkung saat dia tersenyum. Rambutnya yang digulung tidak rapi, tapi tidak pula berantakan. Wajah oval dengan kulit kuning langsat yang sedikit gosong tersengat sinar matahari. Tubuhnya ramping tinggi tapi tidak setinggi Delta. Dia cantik.

Dan ... dan cewek itu menyadari ada Dara yang sedang memperhatikannya dengan kelewatan intens. Dara meneguk ludah. Ketahuan, Dara harus apa sekarang?

Cewek itu melambai ke Dara. Dara semakin menciut. Dara sembat menoleh ke belakang untuk memastikan cewek itu melambai ke arahnya atau bukan.

Tidak ada orang. Ternyata benar. Dia melambai ke Dara.

Sekarang Delta juga menoleh ke Dara. Tapi cowok itu masih dengan muka datarnya.

"Lo yang temennya Delta?" Si cewek asing itu bersuara. Suaranya halus, tidak terlalu cempreng.

Dara memaksakan menarik kedua ujung bibirnya. Dia mengangguk, walaupun sebenarnya Dara tidak menganggap Delta seorang teman. Hanya tetangga kelas saja.

"Mau beli buku juga?" tanyanya.

"Eng--"

Tanpa tahu sopan santun Delta memotong ucapan Dara. "Iya. Dia mau nyari buku juga, jadi kita bareng."

Si cewek asing itu mengangguk sebelum dia tersenyum. "Kebetulan banget! Lo mau nyari apa? Biar gue tunjukin semuanya. Gue salah satu pelanggan setia toko ini. Seluk-beluknya gue apal semua," katanya dengan penuh percaya diri.

Seperti tidak membiarkan Dara menjawabnya. Cewek itu buru-buru mengalihkan Delta dan bergerak mendekati Dara. Tangannya terulur untuk menjabat tangan kanan Dara yang sedikit berkeringat. "Kenalin, gue Retta."

Dara yang sedikit terkejut membalas jabat tangan Retta. "Gue Dara."

"Oke. Dara, ayo gue bantuin nyari buku yang lo mau beli." Secara tiba-tiba Retta meraih leher Dara dan merangkulnya sambil membawa Dara mengunjungi setiap rak-rak buku yang ada di toko.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Clandestine (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang