Chapter 31

2.4K 211 0
                                    

JENNIE POV

" AKU KEMBAALLIIIII!!" Aku mendengar Lisa berteriak.

Aku segera memasukkan kembali kertas-kertas itu ke dalam amplop dan menyembunyikannya di laciku.

Tepat setelah aku menutup laci ku, pintu kamarku terbuka.

Terima kasih Tuhan!

" Sayang, ambil gaun. Kita makan di luar." Dia berkata.

" Bisakah kamu setidaknya mengetuk? Bagaimana jika aku berganti?" Kataku kesal untuk menyembunyikan kegugupanku.

" Itu akan jauh lebih baik." Dia berkata dan mengedipkan mata padaku.

Huh ..” kataku. " Apakah aku harus berpakaian bagus?" aku bertanya padanya.

" Pakailah gaun terbaikmu." Ucapnya sambil tersenyum lebar.

Kenapa? Apa kita akan pergi ke acara penting? Hari ini kan bukan Monthsary kita. ” Tanyaku bingung kenapa harus ganti baju kalau hanya untuk makan.

" Ooh.. ada yang menantikan bulan madu kita." Ucapnya sambil mengernyitkan keningnya. " Tapi ini kejutan sayang, ini adalah hari yang penting bagiku.. dan kuharap ini akan berakhir dengan baik." Dia berkata dan hanya memberiku senyum aneh.

" Oke, aku mengerti. Sekarang keluarlah dari kamarku agar aku bisa bersiap." Aku berkata.

Sekadar saran.. kamu mau mandi sama aku? Kau tau.. buat hemat air? ” katanya, bertanya seperti anak lugu.

" Hemat air pantatmu, mesum! Keluar dan mandi di kamarmu." Kataku dan mendorongnya keluar dari kamarku.

Dan Lisa menjadi dia, dia hanya menertawakanku.

Anak ini..

~~~~

Aku menemukan Lisa menunggu di ruang tamu. Aku melihatnya mengenakan tuksedo dan aku bersumpah bahkan hanya dengan punggungnya, aku dapat mengatakan bahwa dia membunuh pakaiannya.

Punggungnya menghadap ku jadi aku berdehem untuk mendapatkan perhatiannya.

" Eh.. haruskah kita pergi sekarang?" Aku bertanya.

Dia membalikkan tubuhnya dan hendak menjawab tetapi mulutnya dibiarkan terbuka.. tidak bisa mengatakan apa jawabannya.

Lisa? Kamu baik-baik saja? ” tanyaku lagi.

" Kamu cantik." Dia berkata dengan nada serius sambil menatapku seperti dia melihat ke dalam jiwaku.

Aku merasa pipiku terbakar dengan pujian yang tiba-tiba. Entahlah, tapi kurasa aku tidak akan pernah terbiasa dengan pujiannya meskipun dia melakukannya setiap hari.

"Ayo kita foto dulu! Aku yang akan mengatur kamera." Dia berkata dan segera setelah dia mengatur timer, kami menjadi model instan.

" Dia berkata dan segera setelah dia mengatur timer, kami menjadi model instan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Wife From Hell [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang