EDELWEISS (HEENOO) gs epilog

4.4K 338 31
                                    

Lee heeseung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee heeseung





Lee heeseung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Sunoo





Kim Sunoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karina





Park jay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park jay





Park/lee sunghoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park/lee sunghoon

















_____________________________











"Di awal musim gugur menjadi kebahagiaan terbesar dalam hidup ku. Seperti sebuah akhir yang bahagia untuk perjalanan cinta yang rumit dan panjang. Aku menikah dengan seseorang yang aku ingin kan, sosok yang tepat, dan dia lah yang aku cari. Kami seperti berada di akhir cerita novel yang bahagia, merasa menjadi wanita paling beruntung, ketika kamu di istimewakan, di utamakan, dan selalu tentang diri ku hanya satu-satu nya.

Dan ya, ketika janji suci sudah terucap aku bersumpah di detik terakhir dia mengecup bibir ku di rumah Tuhan saat itu. Bahwa aku mengabdi pada nya hingga akhir, akan terus bersama nya sampai mati
Kami benar- benar ada dalam ketenangan, berjalan sesuai dengan apa yang aku impikan, keluarga yang baik, pekerjaan, kesehatan.

Tuhan begitu baik, kala kebahagiaan itu bertambah dengan kehadiran seorang bayi laki-laki yang aku lahirkan, apa yang aku dapat seperti di berkali lipat jumlah nya, cinta yang tumbuh dalam keluarga kecil kami semakin besar
Semua berjalan dengan baik, bahkan membuat ku heran apakah aku berbuat kebaikan yang sangat besar sampai Tuhan terus memberikan banyak suka cita
Bahkan ketika aku memiliki putri, anak kedua kami itu seperti ujian bagi nya tapi lagi-lagi kami di berkati
Semua kembali seperti air danau yang tenang.

Sampai dimana aku di sadarkan bahwa ini bukan sebuah happy ending dari cerita novel tapi ini awal dari buku baru dengan banyak coretan kasar di dalam nya. Kebahagiaan yang aku dapat saat itu adalah awal untuk ku menghadapi sebuah konflik yang sebenarnya. Tidak terbayangkan bahkan tak pernah terfikir kan bahwa sebuah penghianatan akan ada di antara kami
Danau yang tenang sekarang beriak parah, bukan lagi karna kayuhan perahun, apa lagi seseorang berenang di sana. Tapi gunung yang meletus, bukan hanya membuat danau itu beriak hebat tapi juga membuat air nya tumpah

Seolah batu besar di jatuhkan tepat di tengah danau yang tenang membuat semua air di dalam nya tak bersisa
Orang ketiga itu datang, suami ku memiliki wanita lain
Membuat aku berfikir jika kebahagiaan yang aku dapat hanyalah sebuah ilusi dan ini lah realita sebenarnya tapi kedua anak ku tidak musnah bukti nyata jika kebahagiaan itu nyata namun tidak abadi seharusnya aku sadar dengan itu

Ini kesakitan yang nyata, ingin pergi, ingin menghilang, dan mati diam-diam. Aku marah, benci,dan hancur. Saat dia pulang dan tidur di samping ku dunia terasa lucu apa manusia tidak semua di ciptakan dengan hati nurani. Jika bisa aku memukul nya saat dia tertidur, menusuk nya atau mencekik nya hingga mati karna berkhianat pada ku
Tapi lagi-lagi banyak hal yang membuat ku tidak mengikuti perasaan sakit ku

Ketika kedua anak ku tertawa bahagia bersama ayah nya aku seperti di tampar. Di tampar keras berkali-kali
Menyuruhku bertahan dan terus diam dalam kesakitan
Seperti berteriak pada ku bahwa jangan menghancurkan sesuatu yang akan hancur tapi pertahan kan itu sekuat tenaga karna kini bukan tentang diri mu tapi ada dua ekspektasi yang perlu di wujudkan
Jika aku egois maka aku akan menghancurkan kebahagiaan, harapan dan ekspektasi hebat anak-anak ku tentang ayah mereka. "

Kim sunoo











"Chloe.. Ngapain di kamar ayah sama bunda? "

Seorang gadis berusia 15 tahun melipat cepat secarik kertas yang tersrlip di salah satu buku tebal milik sang ibu, menyelipkan nya seolah ia tak pernah membuka nya sama sekali.

"Gak ada, aku cuman pimjem pena punya bunda" Gadis itu berbalik tersenyum canggung mengangkat jemari yang terselip pena di sana

"Bunda udah masak tuh, kamu bangunin kakak mu kita sarapan bareng " Gadis itu mengangguk berjalan mendekati sang ayah yang semula bertanya dan berdiri di ambang pintu

"Ayah! "

"Hm.. "

"Kapan-kapan baca buku ini deh, ini buku favorit bunda" Gadis itu menyimpan buku yang ia pegang di tangan nya ke atas rak

"Ayah udah baca kok.."

Gadis itu hanya tersenyum melangkah melewati sang ayah yang masih berdiri di ambang pintu


"Ayah bohong".















___________________________

EDELWEISS✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang