Sudah beberapa hari setelah jalan-jalan ke Cafe bersama Kak Alex, rasanya enggak bisa dilupakan saat menikmati waktu bersama. Tidak tahu kenapa tiba-tiba saja aku merasa nyaman didekat Kak Alex, terasa lebih kenal aja. Tidak terasa saja, sudah berminggu-minggu aku dan Kak Alex sudah menjadi lebih dekat. Kita jadi lebih sering bertemu dan jalan bersama didalam komplek. Tapi yang anehnya, sudah 2 minggu aku jalan sore tapi Kak Alex tidak pernah kelihatan. Aku terus berpikir positif mungkin Kak Alex sedang sibuk atau mungkin ada urusan lain. Jadi, aku pun juga memutuskan untuk dirumah, keadaan di Kota Jakarta juga semakin parah akibat covid-19 semakin meningkat. Mungkin sebaiknya aku mengurangi untuk jalan ke luar rumah.
Sebulan kemudian
Hari Sabtu adalah hari yang paling seru dan disukai oleh banyak orang, termasuk anak-anak. Pagi ini lebih terasa sejuk sesudah hujan turun, sekarang aku berada diteras rumah, duduk sambil mengamati pemandangan pepohonan dan beberapa tanaman mamaku yang terkena air hujan ,juga masih terdengar suara rintikan air yang menetes dari lantai atas rumahku. Ditemani juga oleh secangkir susu hangat dan biskuit cokelat dipiring, sungguh hari yang menenangkan untukku. Mamaku pergi ke pasar, ia sudah jalan dari jam setengah 5 pagi, karena pasarnya lumayan jauh dari rumah jadi berangkat lebih pagi supaya tidak macet. Sedangkan adikku masih tidur menikmati hari liburnya.
Sudah lama aku tidak dengar kabar dari Kak Alex, jujur aku merasa tidak enak dan khawatir apa yang terjadi dengannya, bahkan dia tidak pernah mengirim pesan padaku. Jadi, aku pun memutuskan untuk datang ke rumah temannya, Kak Enro.
Sore hari
Tok..tok..tok
Aku pun memutuskan untuk pergi kerumah temannya untuk menanyakan kabar darinya. Karena yang aku kenal cuma Kak Enro, mungkin dia bisa membantuku.
"Sebentar.."katanya dari dalam rumah.
Pagar pun terbuka."Ohh, Tasya..tumben kesini, ayo masuk dulu" ajaknya ramah. "Ohh, gak usah kak, aku cuma sebentar kok. Emm, Kak Alex nya ada gak kak?"
"Alexnya lagi gak ada,Sya..katanya dia lagi ada urusan kalo gak salah dia buat band musik buat kegiatan sekolahnya. Trus, dia katanya numpang nginep dirumah temen band-nya. Kenapa emangnya?"
"Oh, gak ada kak. Cuma, aneh aja dia hilang tanpa kabar, aku juga udah chat dia tapi gak dibales makanya aku ke kesini.Emm..kalo boleh tau, kakak tau rumah temen bandnya?"
"Ohh, tau kok..mau kesana?" tanyanya padaku. Aku pun mengangguk. "Kalo gitu ikut aku aja, Sya, aku anterin" tawarnya ramah. "Yaampun, kak ga usah..ak-", "udah, yuk.. tinggalin aja sepedanya didalem, gak bakal di curi kok" katanya sambil tersenyum kepadaku. "Ok..kak".
Kak Enro pun mengambil motornya dan menyalakannya, sedangkan aku menaruh sepeda didalam rumah Kak Enro,lalu ikut dengan Kak Enro. Perjalanan menuju ke rumahnya lumayan jauh, untung aku nyamperin Kak Enro gak sore-sore amat jadi nanti pulang gak terlalu malem. Beberapa menit kemudian, kita sudah masuk perumahan, disitu terlihat rumah-rumah besar dan mewah, enggak salah Kak Alex punya temen se-sultan ini. Tiba-tiba saja, motor Kak Enro berhenti disamping taman, lalu aku melihat rumah yang sedang ramai, atau mungkin sebuah pesta.
"Kita udah sampe kak?" tanyaku kepada Kak Enro yang sambil melepaskan helm. "Iya, tuh rumahnya." Dari kepala kak Enro menunjukan bahwa rumahnya yang sedang kulihat tadi, banyak mobil dan motor berpakiran disekitar rumah itu, sehingga tak ada ruang untuk mobil lain lewat. "Kamu yakin mau kesana?, kalo gak bisa besok aja kita kesini lagi" tanya kak Enro yang mungkin tidak yakin. "Gapapa,kak..sekarang aja" jawabku sambil memberanikan diri. "Yaudah, kakak temenin ya" katanya sambil turun dari motor. Aku dan Kak Enro pun berjalan menuju ke rumah teman Kak Alex, ramai sekali saat aku memasuki teras rumah jujur aku ketakutan saat diliati banyak laki-laki, Kak Enro yang berada dibelakangku pun pindah disampingku."Gak usah takut, ada aku disini" ucapnya sambil tersenyum ke arahku dan sedikit menenangkan aku. Tak lama, aku melihat sejumlah laki-laki, tidak banyak tapi aku bisa melihat Kak Alex sedang duduk, minum dan juga merokok, selama aku kenal dengan Kak Alex jarang aku melihat dia merokok, jujur hatiku terasa sakit melihat itu. Tiba-tiba saja dia melihat ke arahku, aku pun sedikit terkejut dan mulai gugup. Setelah dia melihatku, dia pun mengubah ekspresinya, menjadi datar dan dingin, tapi dia tidak menatapku malahan dia menatap kebawah, aku bisa melihat wajahnya. Apa kak Alex gak mau aku disini ya? tanyaku dalam hati.
"Wihh, ada Enro nih" teriak salah satu laki-laki disana dan menghampiri Kak Enro, mereka pun berjabat tangan,lalu orang itu pun melihatku. "Loh..udah punya cewek toh..imut" sambil membuat wajah yang mengerikan membuat aku jijik melihatnya dan sedikit takut. "Ohh,bukan..ini temen gua, dia pengen ketemu sama Alex" jelas Kak Enro. "Lex ada yang pengen ketemu sama lo, cewek..cakep" kata cowok itu lalu duduk dan ngobrol. Aku bisa melihat Kak Alex berdiri dan jalan kearahku, kami sempat bertatapan tapi hanya sebentar, dia langsung menghampiri kak Enro. "Gua pengen bicara sama lo" kata kak Alex ke kak Enro. Dari raut muka kak Alex seperti serius, terlihat dari wajahnya. Mereka berdua pun pergi ke lantai atas dan akupun diam-diam ikuti mereka.
" Mau ngomong apa?" tanya Enro penasaran, dia tahu sifat dari Alex ini seperti apa, kalo sudah serius begini pasti ada masalah. " Lo ngapain kesini sama Tasya?", " Gua ke sini karena permintaan Tasya, dia mau ketemu sama lo" jelas Enro dan Alex pun masih diam. " Ada masalah?, bukannya kalian deket?" tanya Enro sambil duduk disofa. Enro pun terkekeh melihat Alex yang masih minum dan mendiaminya lalu dia bertanya "Apa ini masalah..masa lalu cewek lo?" perkataan Enro membuat Alex menjadi berhenti minum. "Walaupun namanya mirip, tapi bisa aja sih" lanjut Enro membuat Alex paham dalam hatinya.
Tasya sekarang berada dibalik pintu, mendengar hal itu ia hanya berpikir bukan ingin mencampuri urusan orang, tapi apakah yang dibilang Kak Enro adalah penyebab Kak Alex menjauh dari dirinya.
Alex pun berdiri lalu berjalan ke arah Enro. "Kayaknya lo harus tau tentang sesuatu" kata Alex. "Apaan?" tanya Enro penasaran. "Gua yakin kalo Tasya itu saudara gua, saudara sekaligus teman baik masa kecil gua" ucap Alex dengan yakin. "Lo yakin?, gak salah lo?" tanya Enro sambil berdiri menghadap Alex. Alex pun mengangguk.
Jujur aku sekarang keringat dingin, tidak tahu kenapa semenjak kak Alex bilang aku adalah Tasya "masa lalunya", aku panik dan bingung. Aku tidak tahu siapa dia dulu dan bahkan kita baru saja mengenal beberapa bulan yang lalu, aku harus tenang sekarang nanti aku akan rahasiakan ini sampai kak Alex mau membicarakannnya langsung dengan ku. Tak lama aku pun pergi dari sana lalu kelantai bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dont want to lose you
Teen FictionKalian tahu bagaimana rasanya ketika memiliki saudara laki-laki yang sudah aku anggap sebagai kakakku sudah membuat keluarganya hancur dan berantakan. Dia kabur, ikut tawuran, merokok sehingga sang ayah dan saudara keluarganya sudah dibuat khawatir...