BAB 7

10 1 0
                                    


Di halaman, terdapat lapisan salju tipis menyelimuti tanah, dan hembusan udara dingin yang menyelimuti tubuhku. Meskipun begitu, sisa-sisa rasa kantuk tidak meninggalkan pikiranku.

Aku menggelengkan kepalaku beberapa kali dan kemudian berjalan menuju wastafel yang berada di pojok halaman. Aku memutar keran air antik yang berwarna perak dan meletakkan tanganku diantara air yang mengalir.

Aku mencipratkan sedikit air dingin ke arah wajahku, dan wajahku langsung meringis karena perasaan mati rasa yang kurasakan, Aku kagum karena airnya tidak membeku. Mengabaikan perasaan mati rasa itu, aku mencipratkan air ke wajahku sebanyak dua-tiga kali, kemudian meneguk air yang keluar dari keran.

Ketika Aku menyeka mukaku dengan handuk yang bergantungan di leherku, pintu sorong yang terhubung dengan serambi pun terbuka dan Suguha menuruni tangga dengan menggunakan jerseynya. Biasanya, dia sangat aktif di pagi hari, tapi hari ini tidak, dia hanya setengah terbangun dengan kepalanya yang bergoyang-goyang.

"Selamat pagi, Sugu."

Mendengar suaraku , Suguha dengan sempoyongan berjalan didepanku, berkedip, dan berkata :

"Selamat pagi, Onii-chan."

"Kamu kelihatan sangat mengantuk. Kapan kamu tidur kemarin?"

"Sekitar jam empat."

Lebih dari sedikit terkejut, aku menggelengkan kepalaku.

"Ini sama sekali tidak baik, anak kecil tidak boleh tetap bangun hingga larut malam. Apa yang Kamu lakukan tadi malam?"

"Mmm... Aku bermain internet..."

Jawabannya sedikit mengejutkanku. Jika itu adalah Suguha yang dulu, aku tidak bisa membayangkan dia begadang karena internet hingga larut malam. Dia... telah tumbuh cukup baik dalam dua tahun terakhir selama aku tidak ada disini, pikirku sejenak.

"Selama itu tidak berlebihan - tapi aku juga bukan seseorang yang punya hak untuk mengatakan itu..."

Suaraku terdengar samar-samar saat mengatakannya di bagian terakhir , dan tiba-tiba aku teringat sesuatu yang terjadi semalam , lalu aku berkata :

"Hei Suguha, berbaliklah"

"....?"

Masih hanya setengah sadar dan memiringkan kepalanya sesuai permintaan ku, Suguha berbalik. Aku meletakan tangan kananku dibawah keran dan membasahi tanganku, kemudian aku menarik ujung atas jerseynya dan meneteskan setengah lusin air yang bersuhu rendah hingga menetes ke punggungnya.

"Piaaaaaa ----!!"

Suguha melompat dan mengeluarkan teriakan yang bergema dengan hebat.

Suguha terus menerus cemberut selama pemanasan dan berolahraga, tapi aku berjanji akan mengajaknya ke sebuah restoran keluarga terdekat untuk makan sebuah parfait krim raspberry yang mahal, dan dia dengan mudah mengembalikan moodnya.

Hari ini, karena kami berdua ketiduran, pada saat kami selesai latihan dan bergantian mandi, waktu sudah menunjukan jam 9. Ibu kami, seperti biasa, masih tidur nyenyak di kamarnya, sehingga Suguha dan aku membuat sarapan bersama-sama.

Aku mencuci beberapa tomat dan memotongnya menjadi 6 bagian sama rata, sementara Suguha memotong selada, kemudian Suguha melihat ke arahku dan bertanya:

"Onii-chan, apakah ada yang ingin Kamu lakukan hari ini?"

"Begini, aku mempunyai sebuah janji yang harus aku tepati siang nanti, tapi aku berencana untuk pergi ke rumah sakit pagi ini."

"Ohh, aku mengerti."

Setelah aku menyadari situasi Asuna, mengunjungi rumah sakit setiap hari sudah menjadi kebiasaanku yang paling penting.

[LN] Sword Art Online 04 (ソードアート・オンライン 04) Fairy DanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang