07

0 0 0
                                    

“Misalkan orang yang nggak kamu suka sekarang, tapi suatu hari nanti ternyata orang itu yang paling kamu harapkan. Kamu akan bagaimana?”

Jangan lupa Follow, Love, komen, bintang 5 dan Share sebanyak-banyak, yah. Antusian kalian adalah wujud apresiasi paling hormat bagi seorang penulis.

💕Happy Reading💕
.
.
.
.
.

“Nada!”

“Iya, ummi!”

Panggilan Nyai Kulsum yang tiba-tiba membuat wanita muda yang menguping di balik pintu itu menyaut cepat, lupa sedang berada dimana. Nada mendengus berat saat Umminya meminta bergabung. Ia menstabilkan detak jantung terlebih dulu agar terlihat biasa saja ketika berhadapan dengan pria yang ia kagumi maupun keluarganya.

Kerudung lipat yang sebelumnya ia gunakan sudah terganti dengan jilbab syari tanpa pet. Dengan menunduk sopan, Nada menghampiri umminya dan duduk di samping wanita tersebut. Belum berani Nada mendogak menyapa dua wanita yang ikut bersama Habibi. malu, ketika semua mata itu menelisik padanya.

“Ada apa, Ummi?” bisik Nada.

“Nak Habibi ndak kenal kamu, tapi kamu sudah kenal dia,” kata Nyai Kulsum meminta penjelasan. "Kenal Habibi dari mana, Ndo?”

Pertanyaan Nyai Kulsum mewakili 4 orang itu. Nada perlahan mendogak menatap pria yang juga menuntut penjelasan. Hanya sekejap, tak berani menatap dua bola mata yang sudah ia duga belum memiliki perasaan yang sama seperti dirinya.

Dengan tutur kata yang sopan dan lembut namun tak sampai dibuat-buat sehingga mendatangkan syahwat, Nada mulai menceritakan awal dimana ia melihat Habibi di Kayro. Semua orang mengagguk-angguk mengerti dengan penjelasan wanita yang dikenal murah senyum itu. Namun Nada justru dibuat sedikit kecewa dengan sikap Habibi yang hanya merespon datar. Wajar, belum ada perasaan.

Namun dari pertemuan itu, Kyai Nur menaruh kagum pada pemuda lulusan bahasa arab yang menyandang gelar Master of Art tersebut. Meski tidak di ungkapkan, tapi Kyai Nur tahu jika putrinya juga mengagumi Habibi.

Karena ingin menyambung tali silaturahim, Kyai Nur sangat menyambut hangat keluarga Habibi. Bahkan ia menyiapkan kusus rumah buat mereka tinggal sementara di Pesantren.

Berada di kediaman Pesantren Kyai Nur, Nani dan Rara semakin menjalin dekat dengan keluarga Nada. Cara keluarga itu menghormati tamu membuat keluarga Habibi ingin terus berada disekitar mereka. Bahkan sapa hangat yang selalu di lontarkan Nada membuat Nani ingin menjadikannya menantu. Tapi sayang, sebelumnya Habibi sudah mengatakan ia akan melamar wanita lain.

                        🍂
Di salah satu KFC di kota Surabaya, Provisnsi Jatim yang juga dikenal banyak santri itu menjadi tempat pertemuan Habibi dan Salsa. Sebenarnya itu adalah rencana Dani untuk mendekatkan mereka, dan tentu ia ikut bergabung untuk membatasi khalwat (berdua-duaan)

Dalam rangkah makan-makan,nia mengatakan itu sebagai alasan mengajak Salsa yang sebenarnya pertemuan itu adalah dalam rangka awal Ta'aruf.

Meski tidak diberitahu, tapi antusias Salsa bercerita membuat Dani mengulas senyum. Habibi yang dari tadi mengorek kisah wanita itu semakin dibuat yakin dengan pilihannya. Terlebih lagi ketika Salsa mengatakan, ia ingin sekali belajar bahasa arab sebab ingin memahami ayat Al-qur'an tanpa perantara lembar tafsiran. Semakin cocok untuknya yang seorang guru bahasa arab.

“Klo makan mulut-mu bisa di tutup, gak?” bisik Dani yang tak nyaman dengan cara Salsa menyunyah. Bukan kepada dirinya, tapi menjaga keangguan wanita itu di depan pria yang sudah ia beri gelar calon adik ipar.

Naluri TitipanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang