3. I HATE YOU!

4 2 0
                                    

"Good morning all. Kelas kita kedatangan murid baru nih, Miss Sharma seneng banget dong hari ini, ya kan? secara murid Miss yang jumlahnya hanya 23 orang akan bertambah, gimana? Kalian juga ikut seneng kan? pasti lah, kan kalian anak yang baik, kalau wali kelasnya seneng kalian juga pasti ikut seneng kan?" beber Miss Sharma yang berbicara panjang lebar ketika baru saja masuk ke kelasnya. Perkenalkan wali kelas 2 D, wanita yang very humble dan banyak omong, kadang murid-murid kelas tersebut suka tak habis pikir mengapa mereka mendapatkan wali kelas yang begitu cerewet.

Jalan satu-satunya untuk menyenangkan hati wali kelas itu yaaaa meng-iyakan segala ucapannya, yah walaupun mereka tidak setuju sekalipun, tapi daripada melihat wanita itu ngambek lalu mendumel seharian pasti lebih memusingkan. Untungnya sistem di sekolah itu berbeda dengan sekolah biasa. Setiap kelas hanya boleh diisi maksimal 25 siswa, kelas tidak dibagi berdasarkan kecerdasan, jabatan atau sebagainya, alias random. Setiap hari, siswa akan masuk ke kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran wajib sesuai jadwalnya, sedangkan pelajaran wajib hanya ada 5 : Matematika, Sosiologi, Ekonomi, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Satu hari hanya ada satu mapel wajib, jadi jam pelajaran pertama semua murid berada di kelasnya masing-masing, dan setelah pelajaran wajib itu berakhir, barulah mereka menuju ruangan sesuai cabang ilmu sains yang dipilihnya. Dan setiap hari Sabtu adalah praktek penelitian.

"Iyaaa Miss" jawab semua murid serentak.

Miss Sharma tersenyum, lalu melambaikan tangan ke arah pintu yang telah berdiri sosok gadis cantik dengan ekspresi canggung.

Zora meneguk ludahnya, jantungnya berdebar kencang, keringat dingin mulai keluar dari tangannya, tak biasanya ia seperti ini, dia bukan gadis yang demam panggung, tapi entahlah, kenapa untuk hari ini hanya menghadap teman satu kelas di sekolah barunya mendadak tremor.

Dengan merapal doa, ia mulai mematri langkah untuk masuk ke dalam kelas, dan berdiri tepat di samping Miss Sharma.

"OMAYGAT OMAYGAT OMAYGAT! ZORA!, ITU BENERAN LO TEMEN SD GUE? IDIH GILE APA!? GAK NYANGKA GUE BAKAL KETEMU LO LAGI!" heboh seorang siswi yang duduk di bangku paling belakang dan paling pojok. Semua orang menempatkan atensinya ke gadis yang tengah melotot tak percaya.

Zora mengernyit. Benarkah gadis itu temen SD nya? tapi siapa? ia tak mengingatnya sama sekali, atau mungkin karena Zora yang tipikal masa bodoh.

"Tenang dulu, Sel" kata gadis yang duduk di bangku depan gadis aneh tadi tanpa menoleh. Rasanya malu, padahal saudaranya yang berbuat, tapi malah dia yang malu.

"Udah udah udah! Selin, hebohnya ditahan dulu, ini temennya mau memperkenalkan diri" seru Bu Sharma.

Gadis bernama Selin tersenyum kuda. "Hehe siap Miss"

"Ayo nak, perkenalkan diri kamu" titahnya.

Zora mengangguk, lalu ia bersiap untuk mengeluarkan kalimat pembuka, namun tertahan di tenggorokan lantaran pandangannya jatuh pada gadis yang duduk tepat di depannya dengan ekspresi datar. Kenapa Zora baru menyadarinya sekarang? padahal gadis itu benar-benar duduk di bangku paling depan-paling tengah. Hah, entahlah dirinya ingin berterima kasih pada gadis itu lantaran membuat dapat menemukan ruang guru, atau malah sebaliknya lantaran ia tidak suka dengan cara gadis itu bersikap.

"Zora" panggil Miss Sharma membuat Zora kembali pada dunia nyata.

"E-eh iya Bu-eh Miss" Zora tersenyum canggung, ia lebih terbiasa memanggil gurunya Bu saat SMA di Bandung, yah paling hanya guru bahasa Inggris yang dipanggil dengan sebutan Miss, jadi ia masih belum reflek.

Zora kembali menormalkan ekspresinya, ia tersenyum ke arah semua orang yang tengah menatapnya--kecuali dia yang sama sekali tidak peduli terhadapnya.

Bulan Merindu CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang