The Secret

544 87 36
                                    

×××

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×××

"Dua hari lagi ulang tahunmu, Namra.."ucap Chayoung tersenyum.
"Mama tidak menyangka.. secepat ini anak mama menjadi dewasa,"

Chayoung yang duduk di kasur Namra, menatap wajah cantik putrinya melalui pantulan cermin.

Namra sedang menyisir rambut panjangnya dengan perlahan di meja rias.

Namra hanya tersenyum tipis.

Chayoung berdiri, berjalan mendekati putrinya.

Namra menoleh,
memandang kekhawatiran di wajah ibunya yang sudah berdiri disampingnya.

"Kenapa ma?"tanyanya lembut.

Chayoung menggeleng.
"Mama hanya ingin melihatmu selalu tersenyum. Karena putri mama sangat cantik saat tersenyum.."

Namra menyunggingkan senyumnya lebih lebar dari biasanya.

"Yaampun.. manis sekali anak mama,"kagum Chayoung sambil mengelus pipi putrinya dengan sayang.

"Kamu mau menceritakan sesuatu pada mama?"

Senyum Namra perlahan memudar.

"Maksud mama?"tanya Namra gugup. Kembali menghadapkan wajahnya ke cermin.

"Mama tau, beberapa hari ini kamu sedang memikirkan sesuatu, Namra"mulai Chayoung.
"Mau memberitau mama?"

Namra menghembuskan nafasnya perlahan.
Dia bangkit dari bangku meja riasnya.
Ia berjalan ke ranjangnya dan terduduk di tepiannya.

Chayoung mengikuti, ia duduk disebelah putrinya.

"Aku tidak tau harus bercerita apa ma.. hanya saja semakin dekat dengan ulang tahun ku, aku semakin berpikir untuk tidak terlalu dekat dengan manusia.."jelasnya.

"Dengan manusia... atau dengan seorang laki-laki, Namra?"tebak Chayoung.

Namra menatap mamanya terkejut.

"Kamu tau, seorang mama tidak bisa dibohongi oleh anaknya,"Chayoung tersenyum.
"Apalagi mempunyai mama seorang setengah vampire, semua instingnya lebih kuat, sayang.."

Namra menunduk.

"Maaf ma.."ucap Namra.

Chayoung menggenggam tangan putrinya.

"Tidak perlu meminta maaf pada mama, Namra.. Mama sadar, diumurmu sekarang pasti akan ada kisah cinta monyet,"

Namra tertawa mendengar ucapan mamanya.
Ya Namra bisa tertawa, hanya saja tidak ia perlihatkan pada semua orang.

"Apa sih ma.."elak Namra.

"Bagaimana dia? Tampan? tinggi? dan pintar juga pastinya.."

Namra kembali tertawa.
Ia membaringkan tubuhnya di kasur empuknya.

ENCHANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang