Still

475 95 47
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

Namra berjalan perlahan menuju sekolah barunya.

Sudah tiga minggu dia ada di sekolah itu.
Dan ini kedua kalinya ia berpindah sekolah di kota yang berbeda pula.

Dia dan keluarganya hanya memilih kota-kota kecil, jaraknyapun harus yang berjauhan dari kota sebelumnya.

Tapi kota yang ia tinggali sekarang, hanya berjarak satu jam dari kampus Suhyeok bila ditempuh dengan kendaraan.

Apakah itu kebetulan?

"Jangan melamun,"ucap Kijoon sambil mengacak rambut Namra pelan.

"Hm? Aku tidak melamun.. hanya tidak berpikir apa-apa,"jawab Namra.

Kijoon tidak memakai seragam sekolah seperti Namra. Hanya sweater dan celana jeans.

Kijoon memutuskan untuk mengakhiri rutinitas manusianya yang ia anggap tidak berguna.

Untuk apa terus mengulang sekolah? Tidak membuatnya menjadi orang paling jenius di bumi juga.

Tapi untuk Namra, mungkin sekolah bisa dijadikan tempat untuknya kabur dari dunia vampire nya.
Ia bisa merasakan keceriaan para murid SMA yang belum memikirkan bagaimana kehidupan orang dewasa.

Lagipula, wajahnya masih terlalu imut untuk terlihat seperti mahasiswa.

Ayahnya pernah menawarkan untuknya masuk kuliah, tapi Namra menolaknya.
Biarkan saja ia sesuai dengan wujudnya yang berumur 17 tahun.
Jika Ia bosan, baru ia akan minta hal yang berbeda.

"Kalau Namra banyak bicara, itu yang aneh.."celetuk Cheongsan dari belakang mereka.

Kijoon menoleh dan menatap tajam laki-laki itu.
Tapi tawa kecil Namra membuatnya mengalihkan pandangannya lagi.

Semenjak ada Cheongsan, Namra lebih berani untuk tersenyum dan tertawa.
Kijoon memang tak seperti Cheongsan yang banyak bicara dan menceletukan hal hal konyol.

Sedikitnya ia bersyukur ada Cheongsan bersama mereka.
Ya walaupun tetap saja, Kijoon tak pernah suka jika ada Vampire golongan bawah tidak menghormatinya bahkan bicara seenaknya.

Kalau saja Cheongsan bukan dibawah perlindungan keluarga Cassano, pasti ia akan habis dikuliti Kijoon.

Cheongsan yang memakai seragam yang sama seperti Namra akhirnya berjalan mendahului mereka berdua.
Sebagai 'bodyguard'nya atau biasa Namra sebut tangan kanannya, Cheongsan harus selalu bersama gadis itu bahkan duduk di kelas yang sama.

"Gerbang sekolah sudah terlihat,"ucap Namra pada Kijoon. "Tidak perlu mengantarku sampai sana.."

Kijoon mengangguk.
"Pulang tepat waktu. Aku tidak mau terjadi sesuatu lagi padamu,"

Namra hanya membalas dengan senyum tipis dan berjalan menyusul Cheongsan.

• • •

"Breaking Dawn....?"Yeseul membaca judul buku yang sedang dibaca Suhyeok.
Suhyeok yang sedikit terkejut, menoleh pada gadis itu.

ENCHANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang