Namra kecil melihat kejadian pembunuhan kedua orang tuanya di depan mata kepalanya sendiri.
Orang itu tampak mengincarnya, tetapi kedua orang tuanyalah yang menghalangi sampai menyebabkan kematian mereka.
Dan tak disangka, peristiwa itu membuat Namr...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namra duduk terdiam di atas kasurnya. Bersandar pada headboard sambil bernafas perlahan. Pandangannya lurus ke luar jendela mansion, tapi tak fokus melihat apa. Dia hanya terdiam dengan pikirannya yang kosong.
Wajah cantiknya itu terlihat begitu muram dari biasanya. Bagaimana tidak, dia melihat langsung orang yang ia sayangi pergi dua kali.
Dan kejadian kemarin lusa itu, begitu menoreh luka dan trauma mendalam untuk dirinya sendiri. Sampai-sampai ia sendiri hampir menjerit saat melihat darah.
Padahal itu asupan makanan untuk tubuhnya sendiri.
"Namra.."panggil Suhyeok yang baru saja masuk kamar. "Hei.. sudah bangun, sayang?"tanya nya perlahan. Tapi istrinya itu hanya diam. Seperti tak mendengar dan merasakan kehadirannya.
Suhyeok terduduk di sisi ranjang dan mengelus pelan kepala istrinya.
"Oh.. Suhyeok?"Namra menoleh. Ia baru tersadar suaminya itu ada disampingnya saat kepalanya disentuh dengan lembut.
"Apa yang kamu pikirkan?"tanya Suhyeok.
Namra menggeleng dan tersenyum tipis. Entahlah.. Dia sendiri tidak ingat sedang memikirkan apa. "Dimana Lion?"
"Bersama Kijoon. Dia menjadi guru vampire untuk Lion sekarang. Kijoon mengajarinya banyak hal, juga mengontrol emosinya,"
Namra mengangguk. Sebagai seseorang yang terlahir vampire, Kijoon memang orang yang tepat, yang bisa mengajari Lion kehidupan seorang vampire.
Kijoon sudah menceritakan semua pada Suhyeok, apa yang terjadi pada Lion. Suhyeok awalnya begitu marah pada Vincenzo. Ia tak suka jati diri Lion dipaksa seperti itu. Apalagi diumurnya yang masih begitu kecil. Lion itu masih menjadi bayi kecilnya.
Tapi, semuanya sudah terjadi. Dia juga tak bisa melakukan apapun untuk mengembalikan Lion seperti semula, selain menerima jati diri dari putranya itu, yang sekarang adalah seorang vampire.
"Mau makan sesuatu?"
Namra menggeleng pelan. "Kamu sudah makan?"
"Karena ini sudah jam 1 siang, tentu saja aku sudah makan, sayang.."Suhyeok tersenyum simpul. "Tenang saja, ada mama.."
Mereka sekarang masih berada di mansion keluarga Gong. Sebuah rumah megah yang Namra rasa, bukan tempat yang nyaman untuk Suhyeok.
Terlalu banyak vampire. Setiap gerak-gerik Suhyeok akan dipantau, bahkan mungkin menjadi sasaran untuk dimangsa.
Tapi mau bagaimana lagi, mereka harus tetap di mansion itu sampai Cheongsan sembuh.
Cheongsan....
"Aku ingin melihat Cheongsan,"ucap Namra. Ia bangkit dari tempat tidurnya, tapi Suhyeok mencegahnya.