Maaf banyak TYPO
Tiba saja suara monitor berbunyi lagi, kali ini dengan gambar yang berbeda. Off yang masih beringsut dengan tangan mengepal hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar Gun di bangunkan lagi. Entah Tuhan mengabulkan atau tidak jika mengenal kelakuan bejatnya ini. Setidaknya ia bersungguh-sungguh meminta Gun untuk kembali padanya.
Melihat dokter berhamburan, Off langsung berdiri dan melihat monitor, nafas Off menjadi normal kembali. Kini dengan cepat ia mengambil tangan Gun dan mengelus lembut tangan yang pernah ia lukai dulu
Dokter terkajub dengan jalannya Tuhan, bibirnya tersenyum kearah Gun yang sedikit demi sedikit membuka matanya. Para perawat lain juga sudah kembali memasang infus dengan kecepatan normal.
"Sebuah mukjizat dari Tuhan, Tn.Off, Tuhan mengabulkan doa anda" Dokter tadi tersenyum, tetapi tak ada jawaban dari Off karena sang empu masih fokus pada Gun yang agak susah membuka matanya. Tay yang melihatnya langsung tersenyum lalu mengucapkan kata terimakasih sebanyak mungkin.
Gun sendiri agak susah membuka matanya, ia merasakan bagaimana tangannya di elus oleh seseorang. Elusan tersebut terasa sangat hangat, ia akan rakus jika di beri elusan ini setiap hari. Entah siapa yang mengelusnya
"Gun" suara yang sangat ia kenali, Gun langsung membuka matanya, hal yang pertama kali ia lihat adalah atap putih rumah sakit. Kini matanya melirik ke arah tangannya dan melihat siapa pelaku yang mengelus tangannya. Gun terkejut melihat Off yang menangis dengan elusan ini
Apa dirinya bermimpi lagi?
"Gun, apa yang kau inginkan eoh?" Tanya Off lembut, kelembutan yang biasa Off kasih untuknya jika Off dalam mode baik padanya. Gun terdiam lalu memejamkan matanya sejenak membuat Off kembali panik
"H-haus" Gun berucap, dengan cepat Off mengambil air minum yang berada di meja nakas rumah sakit, air tersebut miliknya, tetapi ia tak meminum airnya tadi. Ia mengambil sedotan yang memang tersedia di rumah sakit lalu dengan telaten memberikan tepat di mulut Gun.
Gun menerimanya, setelah selesai minum matanya melihat kewajah Off yang berantakan. Pipinya yang dulu berisi kini telah menirus, bahkan otot kekarnya semakin tiada. Apa yang terjadi dengan lelaki yang ia cintai ini?
Tangan kecil Gun berusaha untuk menyentuh pipi Off, Off yang menyadarinya langsung tersenyum dan mengambil tangan Gun untuk di taruh tepat pada pipinya.
"P-Phi Off" Off mengangguk, Tay juga New yang melihatnya saling pandang ikut mengangguk. Kini mereka berjalan keluar untuk memberi ruang Off juga Gun. New masih tak menyangka dengan rencana tuhan ini
"Ya, aku di sini" Gun tersenyum lalu dirinya tiba saja menangis kala melihat tubuh Off. Ada apa dengannya? Bahkan Gun hampir tak mengenali rupa dari sosok orang tercintanya ini.
"P-Phi" Off menghapus lelehan air mata dari Gun.
"Kenapa? Apa ada yang sakit" Gun menggeleng bohong, tentu saja dirinya merasa sakit di dadanya akibat tembakan saat menolong Off kemarin. Bahkan jika tubuhnya bergerak sedikit, maka dada Gun akan terasa sangat perih luar biasa.
"Jangan banyak bicara, kau istirahat dulu" Gun mengangguk, kini ia ingin melepas pelukan tangan mereka tetapi Off tak ingin melepaskannya membuat Gun kebingungan "jangan melepasnya"
Gun mengangguk, ia hanya butuh memejamkan matanya sebentar lalu meminta penjelasan dari Off.
Gun tak menyukai wajah rapuh Off
.
.
.Setelah setengah jam memejamkan matanya, kini Gun membuka matanya kembali dan melirik Off yang masih setia dengan mengelus lembut kepalanya. Ia akan maruk dengan ini semua, Gun akan maruk dengan sisi lembut Off padanya saat ini. Tetapi sedetik kemudian dirinya langsung ingat posisinya sekarang. Ia tak ingin berharap lebih pada Off
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend Sleep (OFFGUN) ✔️
Humor(BELUM REVISI) "Jangan mendesah, aku tak menyukainya" "aku hanya teman tidur untuknya, tidak! aku hanyalah jalang yang menemani tidurnya" M-preg BxB OFFGUN 🔞++/21++