Maaf banyak Typo
...
Siluet Off memicing kala melihat tubuh kecil berjalan menuju sekolah ini. Tangannya terisi oleh plastik putih. Mata sipitnya terus melihat raut wajah tersebutPenuh kekosongan
"Tak usah cari, aku sudah menemukannya" Off langsung mematikan teleponnya lalu berjalan cepat menuju Gun dengan aura yang menggelap. Kaki panjangnya melangkah dengan cepat sehingga sosok yang ia lihat tadi langsung tersenyum kepadanya.
Bukannya membalas senyuman Gun, kini Off malah menarik Gun dengan kasar dan menyuruhnya masuk kedalam mobil hitamnya. Tubuh Gun terlempar di kursi depan mobil sehingga bocah tersebut langsung ketakutan luar biasa sehingga semua tubuhnya bergetar lagi.
Satu tetes keluar lagi
Gun sangat takut jika Off seperti ini. Padahal semalam Off menjaganya dengan baik
.
.
."Phi ini sakit" Off tak mengindahkan rintihan dari Gun, kini ia terus berjalan menuju lantai atas menuju kamarnya. Tangannya terus menarik tangan kecil Gun. Mungkin saja tangan tersebut langsung memerah karena cengkraman dari Off yang sangat keras.
Tak butuh waktu lama, kini pintu bercat coklat langsung terbuka dengan lebar menampilkan pemandangan kamar yang menjadi saksi penyiksaan juga percintaan dari keduanya.
Ah lebih tepatnya dari satu pihak yang mencintai
Gun langsung di lempar sehingga punggung ringkihnya langsung membentur pinggir ranjang king size tersebut. Mata kecil Gun menangkap Off yang mencuarkan aura hitam sehingga lelaki kecil ini hanya bisa menangis meratapi nasibnya nanti.
Entah apa yang akan Off lakukan kali ini, padahal dirinya tak melakukan kesalahan apapun.
Kini wajah Gun langsung terangkat keatas untuk melihat wajah marah Off dengan cengkraman di dagunya yang kuat.
"S-sakit" rintihnya, tetapi Off malah bersmirk dengan suara kesakitan dari Gun
"Apa kau berniat kabur hah?" Gun menggeleng dengan air matanya. Bahkan dirinya tak ada niatan kabur dari Off setelah apa yang Off bantu selama ini untuknya. Walaupun hidupnya penuh dengan siksaan dari Off, tetapi sungguh. Hati kecil Gun benar-benar tak ingin meninggalkan Off.
"Jadi kau memang bosan hidup? Sehingga apa yang aku katakan tadi pagi, kau tak menganggapnya dengan serius?" Gun menggeleng cepat. Tangan kecilnya terus menarik tangan Off dari dagunya tetapi cengkraman tersebut malah semakin erat.
"A-aku sudah menunggumu di depan gerbang" Gun membela dirinya.
Dan itu kenyataannya
"PEMBOHONG" Off membuang kasar wajah Gun kesamping dan wajahnya langsung terbentur oleh pinggiran ranjang tadi. Pelipisnya langsung mengeluarkan darah, Off masih tetap mengabaikan itu
Kini Gun langsung menatap Off dengan mata yang sembab
"A-aku menunggumu Phi, sudah 3 jam aku duduk di sana sehabis sekolah selesai" tak ada respon sama sekali dari Off yang hanya memutar bola matanya malas.
"Karena menunggu lama, aku berniat membeli perban juga obat merah di apotek. Takut jika luka di tangan Phi Off nanti melebar karena perban juga obat merah sudah habis" Benar, di samping sekolah ada Apotek dan Gun mengatakannya dengan jujur.
Off tak mengindahkan kalimat tersebut. Kini ia melirik tangan Gun yang memegang plastik dengan gambar kesehatan. Off berdecak lalu berdiri hendak pergi. Tetapi ucapan dari Gun langsung memberhentikannya.
"Maaf.. lain kali, aku akan menunggumu sampai kau benar-benar datang" Off mengerang marah, kini ia langsung kembali menuju Gun dan menggendong Gun ala bridal style. Ia menaruh Gun dengan pelan di atas kasur king sizenya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend Sleep (OFFGUN) ✔️
Humor(BELUM REVISI) "Jangan mendesah, aku tak menyukainya" "aku hanya teman tidur untuknya, tidak! aku hanyalah jalang yang menemani tidurnya" M-preg BxB OFFGUN 🔞++/21++