7

11 1 0
                                    

Assalamu'alaikum
Selamat membaca❤️

•••

Tak terasa sekarang adalah hari bersejarah bagi Aya dan Faizal yang telah di nanti-nanti kedua orang tua mereka,dimana hari ini mereka benar-benar gugup karena akan melaksanakan akad nikah.

Acara Ijab Qabul dilaksanakan pagi ini di masjid terdekat dari rumah Faizal, dan semua orang sibuk mempersiapkan tempat-tempat untuk resepsi nanti sore.

Di dalam kamar, Aya sudah selesai dirias dia sedang melamun di depan cermin memikirkan bagaimana nanti setelah dia menikah. Apa ia bisa menjadi seorang istri yang baik untuk suaminya disaat dirinya masih sekolah seperti ini, disaat teman-temannya menikmati masa remaja ia harus membagi waktu antara sekolah dan menjadi seorang istri yang baik.

"Apa aku bisa menjadi istri yang baik untuk Kak Faizal,Ya Allah semoga aku bisa menjadi seorang istri yang baik untuk suamiku." Ucapnya dengan air mata yang menetes dari mata indahnya

Tok.. tok.. tok...

Mendengar ketukan di pintu kamar Aya segera menghapus air matanya.

"Aya, apa kamu sudah siap?." Tanya Bundanya memasuki kamar Aya.

"Sudah Bun."

"Aya, kalau nanti kamu sudah sah menjadi seorang istri, Bunda minta kamu untuk menjadi istri yang selalu menuruti semua perkataan suami dalam hal kebaikan. Jangan sekali-kali kamu membantah ucapannya, dan ingat untuk selalu izin suami sebelum melakukan sesuatu"

"Iya Bun, In Syaa Allah aku akan berusaha menjadi istri yang baik untuk suami aku. Do'ain aku juga supaya bisa menjalani rumah tangga yang di ridhoi Allah"

"Iya Nak, Bunda akan selalu mendoakan rumah tangga kalian nanti"

"Aamiin Ya Allah makasih Bun," Ucapnya sambil memeluk tubuh sang Ibunda.

"Emang acaranya udah mau mulai yah Bun?"

"Iya udah mau mulai tuh acaranya,MasyaAllah anak Bunda cantik banget sih baru nyadar Bunda dari tadi. Yaudah yuk turun terus langsung ke masjid, calon suami mu sudah di sana."

"Hmm Bunda bisa aja, yaudah kalo gitu kita turun aja"

Setelah sampai di masjid acara segera di mulai,Ayah Ian pun mulai menjabat tangan Faizal.

"Bismillahirrahmanirrahim, Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan anak saya Syafira Aya binti Andrian Nugraha dengan maskawin sebesar 15 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Syafira Aya binti Andrian Nugraha dengan maskawin tersebut di bayar tunai."

Faizal menitihkan air matanya setelah mengucapkan kalimat ijab qabul tersebut dengan sekali tarikan nafas.

"Bagaiman para saksi, sah?"

"SAH!!"

"Alhamdulillahi, barakallahu laka wa jama'a bainakuma fii khair" lalu mereka semua mengangkat tangannya
Mengamin kan doa yang di ucapkan penghulu.

Aya yang masih berada di belakang menundukkan kepalanya sambil berdoa, mengaminkan doa-doa yang di ucapkan penghulu.

Selesai berdoa, Aya segera bangkit dan duduk disamping Faizal mencium punggung tangan Faizal yang sudah sah menjadi suaminya, pun Faizal segara mengecup kening Aya. Setelah itu Faizal membacakan doa untuk Aya, tangannya terangkat menyentuh kepala Aya dengan lembut.

"Allahumma inni as-aluka khairaha wa khaira ma jabaltaha 'alaihi wa a'uudzubika min syarriha wa min syarri ma jabaltaha 'alaihi"
(“Ya Allah, aku memohon dari-Mu kebaikan istriku dan kebaikan dari tabiat yang Kau simpankan pada dirinya".)

Aya tak bisa menahan rasa harunya ia meneteskan air matanya tak sangka ia telah menjadi seorang istri disaat masih sekolah. Faizal yang melihat Aya meneteskan air matanya segera menghapus air mata itu dengan lembut sambil tersenyum memandang wajah cantik alami yang dimiliki istrinya, dan sekali lagi Faizal mengecup kening Aya sambil memejamkan matanya.

•••

Acara resepsi pernikahan dilaksanakan pada sore hari,yang diundang hanya rekan kerja orang tua juga teman-teman Faizal semasa mondok dulu, ada juga sahabat sahabat Aya mereka ikut merasakan senang sekaligus sedih. Senang saat melihat sang sahabat sudah menjadi istri pria yang Sholeh, juga sedih ketika mengetahui sahabatnya menikah saat masih sekolah bahkan masih kelas 1 SMA.

Setelah acara ijab qabul tadi kini Aya dan Faizal sedang istirahat di kamar Faizal, sebelum itu mereka akan mengganti pakaian dengan baju santai.

"Eeuumm Kak, yang ganti baju aku dulu apa Kakak?" Tanya Aya

"Adek aja dulu gak papa, ntar gantian Kakak. Oh iya, baju adek ada di kamar mandi udah di simpen disitu sama Bunda tadi." Jawab Faizal sambil mencari baju ganti untuk di pakai siang ini sebelum acara resepsi di mulai.

"Iya Kak." Setelah itu Saya segera berganti pakaian di kamar mandi, tak berapa lama kemudian dia sudah keluar dari mandi dengan setelan gamis biru juga jilbab yang senada.

"Udah selesai dek?" Tanya Faizal setelah melihat Aya keluar dari kamar mandi.

"Udah Kak. Ehh Kak eum ki-kita berdua sekamar?" Tanya Aya gugup.

"Haha Iya dong dek, kan kita udah Sah jadi nggak papa kalo sekamar." Jawab Faizal sambil terkekeh geli, "Emang kenapa?" Lanjutnya bertanya.

"Ohh gitu, hehe nggak kenapa-napa kok Kak. Yaudah sana Kakak ganti bajunya." Usir Aya pada Faizal karena merasa malu, dia berjalan menuju ranjang dan duduk di sana.

"Ya Allah malunya aku." Ia langsung menutup wajahnya, sudah dipastikan dirinya sedang blushing. "Huh capeknya, tidur duluan aja deh."

Selang beberapa menit Faizal keluar dari kamar mandi dengan rambut basah sambil menggosok rambutnya dengan handuk, dia menoleh ke arah ranjang dan mendapati Aya sudah terlelap dengan nyamannya.

"Udah tidur aja dia, capek banget kek nya." Faizal juga ikut merebahkan tubuhnya di samping Aya, setelah menaruh handuk yang di pakainya tadi di sofa. Dia memandang wajah damai Aya sebentar setelah itu mengecup dahi Aya sebelum ikut terlelap.

•••






Ada yang kangen nggak sama cerita gaje ku ini, dah hampir tiga tahun nggak update. Jangan lupa vote dan komen nya ya..

My Perfect ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang