Happy reading....Selamat membaca, jangan lupa vote , coment, dan follow , ya , biar makin semangat untuk next.
🤍💙Thankyou....
Sekolah siang ini sudah cukup sepi, para siswa sudah berhamburan pulang sejak bel jam pelajaran berakhir berbunyi dua jam lalu. Terkecuali Arunica, ia harus mengerjakan hukuman membersihkan toilet dulu bersama Cassiera si rese itu!
Mengerjakan hukuman dengan Cassiera sangat melelahkan, gadis rese itu terus mengajak Arunica berdebat dan membuat pekerjaannya tak selesai selesai sejak kemarin. Selain itu, dia juga membuat Arunica gedeg setengah mati karena terus menumpahkan air sabun ke toilet yang sudah Arunica bersihkan dengan susah payah.
Benar benar! Tentu saja Arunica tidak tinggal diam , ia pun melakukan hal yang sama dan membalas Cassiera. Membuat mereka lagi lagi bertengkar dan melakukan hal yang sama berulang ulang untuk saling membalas. Sehingga memakan waktu lama untuk mereka menyelesaikan hukumannya.
Arunica mendudukan diri di lapangan outdoor sekolah untuk beristirahat sebentar dengan sebungkus roti juga satu kotak susu coklat ditangan nya. Roti juga susu coklat itu pemberian Alina , gadis itu menaruhnya di depan pintu loker Arunica dengan sebuah notes didalamnya, sebelum gadis itu pergi pulang lebih dulu.
Arunica menatap nanar roti juga susu coklat itu , mengapa juga Alina memberinya roti dan susu coklat padanya. Arunica tidak nafsu untuk memakannya sama sekali walaupun dirinya sangat lapar, setelah membersihkan toilet yang sangat menjijikkan. Itu membuatnya sangat mual.
"Lo, ngapain panas panas duduk disini sendirian? Semedi?!"
Suara yang terdengar tidak asing di telinga Arunica itu membuatnya langsung mendongkak, ia melihat keasal suara. Dimana seorang cowok bertubuh tinggi dengan hoody hitam ditubuhnya juga tas ransel berwarna senada menggantung di bahunya berdiri di samping Arunica.
Dia, adalah Askara. Askara yang itu, yang menjadi penyebab keningnya benjol. Sedang apa cowok itu disini? Bukan kah jam pulang sekolah sudah berakhir sejak dua jam lalu?!
"Lo ngalawak, langit mendung karena udah sore!" Delik Arunica mengalihkan padangannya dari Askara ke layar ponselnya.
Hari memang sudah mulai sore, dan langit pun sudah tidak seterik siang hari. Walaupun ya, masih ada sedikit terik dari sana, tapi Arunica menganggapnya ini sudah cukup mendung.
"Ayo, gue antar pulang." Askara berdiri dihadapan Arunica
Untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup Askara, ia menawarkan ajakkan pulang bersama pada orang lain selain Adleara. Sungguh keajaiban, bukan?!
"Lo tipe orang yang suka memberi tumpangan pulang bersama pada orang baru?" Dongkak Arunica menirukan nada bicara Askara saat di UKS tadi.
"Sebenarnya, enggak."
"Terus?"
"Karena itu, Lo."
"Karena itu, gue?" Alis Arunica mengkerut, tapi sesaat kemudian di mengulas sebuah senyum di bibirnya "Ahh, jangan bilang Lo jatuh cinta pada pandangan pertama sama gue? Sehingga gue orang pertama yang ingin Lo antar pulang!" Ucap Arunica dengan menaik turunkan alisnya, seolah menggoda Askara dengan begitu percaya diri.
Askara menggelang, ia heran, apa Arunica ini spesialis manusia yang terlahir dengan kepercayadirian penuh? Sehingga ia selalu melontarkan kalimat kalimat yang begitu percaya diri.
Askara mengatakan 'Karena itu, lo' pada Arunica, karena gadis itu adalah gadis yang sudah tidak sengaja terkena lemparan bolanya. Askara hanya mau berbaik hati mengantarnya pulang, itung itung itu sebagai permintaan maafnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNICA (On Going)
Teen FictionArunica Gabriella Bible, gadis 17 tahun murid Starlight yang cukup pintar. Arunica cantik, ceria dan di gemari banyak orang karena keramahan dan kebaikannya. Tapi, tidak bisa di pungkiri , banyak juga yang tidak menyukai Arunica. Seperti Cassiera, a...