Selesai menjalani masa orientasi tingkat universitas selama tiga hari, Rana bersama ribuan mahasiswa baru melanjutkan tiga hari berikutnya untuk masa orientasi tingkat fakultas. Pagi itu, Rana baru saja tiba di gerbang lama kampus ketika suara panitia memberi instruksi untuk berbaris sesuai dengan fakultasnya masing-masing terdengar keras melalui megafon. Mengikuti instruksi panitia, Rana langsung bergerak mencari di mana barisan fakultasnya berada begitu kedua bola matanya menemukan papan besar bertuliskan 'Opera Budaya' yang dibawa oleh salah seorang panitia. Ia mengambil posisi di salah satu dari dua barisan perempuan sebelum kemudian ikut berjalan bersama barisan mahasiswa baru fakultasnya menuju gedung Fakultas Ilmu Budaya. Selama perjalanan, Rana memperhatikan lingkungan kampus yang masih terasa begitu asing bagi dirinya.
Tiba di gerbang gedung fakultasnya, Rana kembali mendengar intruksi dari panitia untuk duduk berbaris sesuai dengan jurusannya masing-masing. Kedua bola matanya kembali bergerak mencari papan bertuliskan 'Sastra Inggris'. Menemukan barisan jurusannya, Rana langsung membentangkan kursi goyang yang dibawanya di salah satu barisan perempuan. Rana duduk tepat di belakang seorang perempuan berhijab yang kini langsung memutar tubuh menghadap dirinya memperkenalkan diri. Perempuan itu tampak antusias, tidak seperti dirinya yang terkesan bingung karena belum bisa membaca situasi asing di sekitarnya.
"Hai! Kenalin, gue Intan dari Bekasi," ujar perempuan berhijab yang duduk di depan Rana memperkenalkan diri.
Rana dengan segera menyambut uluran tangan perempuan bernama Intan itu kemudian ikut memperkenalkan diri, "Oh, gue Rana dari Bandung."
Intan membalas dengan senyum sebelum akhirnya berbalik menghadap depan dengan wajah sedikit panik ketika seorang panitia meminta perhatian untuk memberi pengumuman.
Hari pertama masa orientasi Fakultas Ilmu Budaya dimulai tepat pukul 7. Seluruh mahasiswa baru yang berkumpul di lapangan parkir langsung diarahkan menuju Aula gedung Pusat Studi Bahasa Jepang (PSBJ) untuk mengikuti rangkaian acara penerimaan mahasiswa baru Fakultas Ilmu Budaya. Upacara penerimaan mahasiswa baru diisi dengan penerimaan peserta didik secara simbolis oleh Dekan fakultas. Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan sesi perwalian mahasiswa bersama program studi masing-masing.
Seluruh mahasiswa Sastra Inggris berkumpul di aula gedung B yang berada di lantai tiga. Pertemuan jurusan ini diawali dengan perkenalan Kepala Program Studi, yaitu Bu Eva, berikut para dosen pengampu mata kuliah yang turut hadir. Bu Eva kemudian menampilkan daftar nama mahasiswa beserta dosen wali yang bertanggung jawab. Berkumpul dengan perwalian dosen masing-masing, pengisian KRS yang berisi daftar mata kuliah semester ganjil pun dilakukan.
"Eh, Rana, kita satu perwalian. Berarti, kita juga bakal satu kelas selama semester ini," ujar Intan mengambil duduk di sebelah Rana.
Rana menoleh ke samping kirinya kemudian mengangguk dengan senyum lebar pada Intan.
Menemukan Intan akan satu kelas di seluruh mata kuliah yang diperuntukan selama satu semester ini, Rana bernapas lega. Bagi perempuan yang baru saja menginjak usia 19 di bulan lalu itu, membangun pertemanan dengan orang baru di lingkungan yang baru merupakan hal yang cukup sulit. Rana masih kesulitan menemukan seorang teman yang berhasil membuatnya nyaman. Namun, Intan dengan mudahnya membuat Rana merasa nyaman. Intan juga menunjukkan dirinya yang apa adanya sehingga Rana pun tidak lagi khawatir untuk menjadi dirinya sendiri jika bersama perempuan itu. Rana merasa keberadaannya diterima dengan baik oleh Intan.
"Yang mau salat zuhur segera bikin barisan di depan saya!" seru salah seorang pendamping kelompok.
"Lagi salat nggak?" tanya Rana pada Intan sembari mengambil mukena dari dalam tasnya.
Intan mengangguk. "Bareng, yuk! Gue ambil mukena dulu."
Selepas salat zuhur, Rana bersama Intan dan seluruh mahasiswa baru jurusan Sastra Inggris diarahkan untuk berkumpul di lapangan papan panjat. Di sana, sudah berjajar mahasiswa tingkat atas yang menyambut kedatangan mahasiswa baru. Menurut yang Rana dengar dari Intan, rangkaian acara kali ini merupakan sesi pra-orientasi jurusan. Rana yang sudah duduk berbaris dengan Intan berada di depannya itu masih memperhatikan sekitarnya ketika kemudian mendengar suara yang berasal dari depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Eyes Spell the Truth
ChickLitRana ingat betul bagaimana kata-katanya meluikai Aksa saat itu. Perubahan air muka di wajah lelaki itu menjelaskan segalanya. Rana kira, ia tidak akan memiliki kesempatan untuk kembali bertemu dengan Aksa. Bertahun-tahun menyimpan perasaan bersalah...