BAGIAN 07

1.3K 182 17
                                    

Vote and comment!
Don't be a silent reader's!













Keheningan melanda, Rosé yang memilih diam sembari memandang keluar jendela mobil dan V yang menyetir namun bingung harus membuka topik percakapan apa di antara keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keheningan melanda, Rosé yang memilih diam sembari memandang keluar jendela mobil dan V yang menyetir namun bingung harus membuka topik percakapan apa di antara keduanya. Akhirnya sebuah ide terlintas di pikiran V.

"Pemandangan diluar bagus banget ya, sampe ga mau liat kesini .."

Sesuai harapan Rosé yang tadinya memandang keluar jendela menoleh memandang kearah V. Sedetik kemudian gadis itu melempar senyum semanis madu, tangan putih bersih itu menggenggam tangan V.

"He he .. maaf, cuma lagi kepikiran sedikit.."

V membalas genggaman Rosé, menautkan jari-jemari keduanya, ia memandang kearah Rosé sesekali.

"Kepikiran apa hm?"

Rosé memandang kearah depan, matanya berkaca-kaca.

"Banyak hal.."

Dahi V mengerut, ia menghentikan mobil nya di pinggiran jalan yang sepi. Ia memiringkan tubuhnya ke samping, menghadap Rosé, di tarik nya dagu Rosé agar wajah cantik itu berhadapan dengan nya, matanya menelusuri manik mata Rosé yang berkaca dan terlihat sedih.

"Kenapa? Ada masalah ya hm?"

Rosé menunduk, ia menggelengkan kepalanya perlahan. V menghela nafas, ia harus bersikap tenang dan sabar menghadapi Rosé, disini ia harus bersikap dewasa.

"Kalau kamu ga bilang gimana aku mau tau? Kamu cerita ya? Siapa tau aku bisa bantu.." Tutur V lembut.

V di buat terkejut, alih-alih menjawab Rosé malah sesenggukan, bahu gadis itu bergetar, V dengan sigap menarik tubuh mungil itu ke dalam rengkuhan nya.

"Sayang.. kenapa?"

"Hiks .. jangan pergi, jangan tinggalin aku.." Suara serak itu keluar dari labium Rosé.

"Iya iya .. aku ga akan kemanapun, emang nya mau kemana lagi, hm? Nafas aku ada sama kamu, gimana bisa pergi?"

Rosé masih menangis, V menyeka airmata gadis itu yang perlahan semakin banyak menetes. Ia lantas menyatukan kening keduanya, ikut memejamkan mata, mencari ketenangan dan solusi agar Rosé mau berbicara.

"Bicara ya .. please .."

Suara Rosé seakan tercekat, ia mati-matian berusaha mendorong saliva melewati tenggorakan nya, labium nya terbuka perlahan tapi malah isakan yang keluar, entahlah dadanya terasa sangat sesak.

Om Ganteng [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang