Min Yoongi | Arcade

99 15 76
                                    

"Aku berpura-pura bodoh dan selalu diam agar kau bisa sadar dengan kesalahanmu sendiri. Namun bagaimana bisa kau malah lepas begitu saja di saat aku mencoba mengalah?"
Min Yoongi: Arcade

 Namun bagaimana bisa kau malah lepas begitu saja di saat aku mencoba mengalah?"Min Yoongi: Arcade

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir sudah terlihat sebelum semuanya dimulai. Min Yoongi mendapati kekalahan di setiap langkahnya. Gagal dan terus-menerus gagal, berujung pada kekecewaan yang tiada akhirnya. Seperti saat ini, kenangan lama kembali terlukis seperti ada sebuah layar besar yang menghadap ke arahnya, menampilkan bagaimana mesra 'dua orang' di sana menari di bawah guyuran air hujan. Pada hari yang sama, Sabtu di penghujung bulan Juni, hujan turun tipis seperti hari ini. Nostalgia yang indah, Yoongi membayangkan dirinya kini sedang berdiri di bawah derasnya guyuran air hujan dan seorang perempuan cantik menghampirinya dengan sebuah payung berwarna abu-abu yang diberikan hiasan gantung kecil berbentuk kelinci pada gagangnya.

"Sial!"

Sebatang rokok yang sudah hampir habis terhisap dan berubah menjadi abu terlempar ke jalanan. Pelakunya adalah Min Yoongi, pria yang baru saja keluar dari bar. Pusing menghantam di saat kenangan tersebut datang kepadanya. Tidak bisa dibiarkan karena ia akan goyah kembali jika teringat pada kenangan tersebut. Kemudian ia berkecak pinggang dan mendongakkan kepala menatap hamparan langit malam yang diselubungi awan hujan beriringan dengan suara deru napasnya yang tidak beraturan. Rasa letih memenuhi rongga paru-parunya hingga terasa sesak.

Tidak sampai lima menit setelah ia keluar dari bar, serempak teman-temannya──yang tadi bersamanya──bersorak nyaring. "Kau payah dalam permainan kartu, bahkan arcade saja tidak bisa huh? Dasar pecundang." Mereka serempak tergelak mengejek Yoongi yang tetap diam tak bergerak dari tempatnya. Tidakkah mereka mengerti bahwa sebenarnya Yoongi memendam amarah di dalam dadanya, andai saja ia tidak bisa mengendalikan diri, mungkin saat itu juga Yoongi akan merobek mulut mereka.

"Permainan anak-anak," balas Yoongi singkat sembari mengambil rokok baru dari bungkusnya yang ia letakkan di saku belakang.

Seseorang memberikan Yoongi tepukan pada bahunya. "Dan kau tetap kalah meski itu hanyalah permainan anak-anak," kata salah satu temannya yang menepuk bahunya tadi. Lagi dan lagi mereka tertawa mengejek kekalahan Yoongi. Sorak-sorakan mereka benar-benar telah kelewatan, dari ejekan yang diterima Yoongi sejak sekolah menengah, ini adalah yang paling mengesalkan karena kondisi batinnya sedang jauh dari kata baik-baik saja.

"Bisakah kalian pergi?! Aku muak melihat wajah kalian!"

Sontak saja di saat kalimat hardikan tersebut loncat dari bibir Yoongi secara gamblang, mereka yang tadi terus mengejek langsung ciut. Mereka memang pergi, namun saat berjalan menjauh mereka masih menyoraki Yoongi dengan kekalahannya. Yoongi lelah dengan kekalahan, meskipun usianya sudah beranjak menuju angka tiga puluh satu namun tetap saja ia tidak pernah memenangkan permainan arcade yang sangat mudah. Ia bahkan sudah mencobanya sejak masih berada di bangku sekolah menengah, dan lima belas tahun setelahnya masih saja ia tak kunjung bisa menyelesaikan permainan tersebut.

Regret That Comes at The End [BTS Oneshot Collection]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang