Chapter 4 #part 2

2 0 0
                                    

"Gue pengin setidaknya sekali memainkan peran bareng lo. Jadi tiga hari dari sekarang, lo harus buat tambahan dari naskah yang udah kita latih kemarin. Nanti kita tampilin di jalan ini, gue yang urus izinnya. Jadi itu aja, Chard. Gue tunggu di sini sebelum tengah hari nanti ya. Bye." Selepas berkata seperti itu Ica langsung meninggalkan Richard yang masih melongo kebingungan atas ucapannya. Bahkan sebelum mendengar apa jawabannya.

"Harus dateng lo, Chard. Kalau enggak gue bakal kecewa banget!" teriak Ica sebelum menghilang dari pandangan Richard.

Bingung atas ucapan Ica yang tadi di pasar antik, sekarang Richard tidak begitu mengerti apa yang mesti dilakukan. Apakah ucapannya itu serius atau tidak, meski di sisi lainnya tubuhnya memaksa sendiri untuk segera bertindak. Akhirnya walau tidak tahu apa yang akan terjadi, Richard mulai menyetel kembali film-film tentang Teater yang sudah ditandai dengan gabungan naskah buatannya.

Tiga hari kemudian setelah siap dengan naskah yang berkali-kali melewati tahap revisi sampai akhirnya yakin, itu selesai juga. Hari ini Richard segera menuju ke pasar antik untuk mengabulkan permintaan dari Ica.

Di pasar antik Richard diam terpana karena langsung disambut dengan Ica yang mengenakan kostum ala eropa. "Ayo, Chard. Lo siap-siap pakai kostum yang udah gue siapin. Gue mau hafalin teksnya setengah jam ya." Ica dengan tidak sabar bergerak gesit.

Richard menyerahkan naskahnya pada Ica, sementara itu ia langsung mencari kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dengan kostum yang sudah disiapkan itu. "Ayo, Chard. Bisa pasti bisa," gumamnya dalam hati.

Setelah semua siap, Ica juga terpana melihat Richard mengenakan kostumnya. Ia terlihat tampan, percis seperti seorang pangeran. Tidak menunggu lama, ia memberi aba-aba kepada bang Beler yang sudah ia minta untuk menjaga sound sebagai latar belakang musik yang sudah direncanakan oleh Ica.

Keduanya mulai dengan posisinya dengan hati saling berdetak kencang karena selepas irama musik menyala menarik perhatian sekitar dan orang-orang mulai datang berkerumunan.

Adegan pun dimulai ....

Jack: Namaku Jack, aku seorang penjaga toko perhiasan. Meski hidupku tidak lebih indah daripada perhiasan-perhiasan itu.

(Ica masuk)
Adelwiess: Aku Adelwiess, seperti bunga dan orang-orang mengenalku sebagai kecantikan yang abadi. Tapi tidak secantik dengan kisah cintaku. Karena bagiku lelaki itu adalah mahkluk terjahat di dunia ini.

(Tiba-tiba suara ibu-ibu yang menonton bersorak-sorak setelah mendengar kalimat itu, kemudian kembali hening.

Jack: aku tidak percaya dengan cinta. Karena cinta aku pernah menjadi sengsara. Wanita memang seperti ular berbisa yang diam-diam dapat membuat racun begitu menyakitkan.

(Kali ini terdengar keras bapak-bapak yang bersorak)

Jack: tetapi suatu hari seorang wanita membangunkan perasaan yang aku benci itu. Aku tidak sadar ia cepat sekali menempati dirinya di dalam pikiranku. (Kemudian mereka berdekatan, Richard dengan posisi berlutut di depan Ica sambil memegang tangannya)

Jack: Aku ingin– (Seketika Richard diam karena lupa akan kalimat yang harus diucapkan, tapi Ica dengan sigap mengambil alih alur)

Adelwiess: apa kau menyukaiku? Itu sangat terlihat dari wajahmu. Tapi aku sudah tidak percaya lagi dengan lelaki, karena ia tidak pernah benar-benar tulus.

Jack: Aku berbeda dari para lelaki itu, aku menyukaimu Adelwiess, aku akan membuktikannya karena aku sangat ingin memilikimu untuk selamanya. Tunggu aku saat kembali. (Richard pergi untuk mengambil perhiasan yang diminta oleh Ica sebelumnya)

Adelwiess: Ah, dasar lelaki selalu berkata omong kosong. Aku telah banyak berurusan dengan lelaki seperti itu, hanya setelah mendapatkan yang ia inginkan dan langsung pergi begitu saja. Satu pun tidak ada yang dapat dipercaya!

Richard datang menyembunyikan sesuatu ditangannya.

Jack: Adelwiess, aku datang kembali. Lihatlah ini. (sambil menyodorkan sebuah kotak perhiasan dan itu sebuah cincin yang cukup indah)

Jack: Aku membuatkan perhiasan yang sangat langka dan sulit didapatkan di seluruh benua ini. Hanya untukmu seorang. Jadi terimalah ini dan jadi milikku.

Adelwiess: Kau pikir hanya dengan hal ini, aku akan percaya kepadamu? Aku sangat tidak butuh benda-benda seperti ini! (sambil menepis tangannya dan menjatuhkan kotak perhiasan itu.

Jack: lalu apa yang harus aku lakukan agar kau percaya? Aku akan mmelakukannya apa saja untukmu.

Adelwiess: benar? Kalau aku minta engkau untuk meminum racun ini apa kau akan melakukannya? (menyodorkan sebuah botol kecil)

Jack langsung mengambil minuman itu dan langsung menenggaknya tanpa banyak pikir. Tapi sebelum dihentikan, botol itu sudah terminum setengah.

Jack: bagaimana? Kau percaya seka–. (Richard pura-pura setengah sadar)

Adelwiess: Bodoh! Kau benar meminumnya. Itu racun sungguhan! Jangan lagi seperti ini, jangan–. (Ica menitikkan air mata)

Jack: Aku sangat mencintaimu Adelwiessku yang cantik. Bagiku kau yang wanita terakhir yang akan kupercaya dalam hatiku.

~Wahh mereka sudah mulai keseruannya! Selanjutnya akan bagaimana ya kira-kira untuk seorang Richard yang baru debut dalam sebuah teater?

*Jangan lupa tap votenya dan bantu share ke teman-teman kalian juga, biar aku cepat update chapter berikutnya ya. Happy reading guys.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pangeran yang SakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang