I

373 78 91
                                    

"Abelll," panggil Mamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abelll," panggil Mamanya.

Gadis yang bernama Abel itu kini bergegas menuju arah suara. "Iya ma?"

"Tuh anter pesenan temen mama, rumahnya yang di Komplek Saturnus, tau kan Bel?" tunjuk mamanya.

"Tau."

Abel mengambil bungkusan makanan yang berisi empat porsi seblak, lalu berjalan ke motornya. Setelah mengenakan helm, Abel menancapkan gas ke rumah sang customer.

Misya Rabella, biasanya dipanggil Abel, merupakan murid kelas X SMA Tadika Mesra. Sejak bisa menggunakan motor, Abel mulai membantu Mamanya mengantar pesanan.

Mamanya Abel dari dulu memang sudah membuka usaha catering dan makanan pesan antar. Karyawannya hanya ada dua perempuan, dua-duanya masih kuliah sambil ngekost di samping rumah Abel. Abel dan kakak laki-lakinya saja yang membantu jadi kurir pesan antar.

Sebenarnya pesan antar ini sudah dialihkan ke aplikasi gojek, hanya saja pelanggan mereka lebih suka pesan antar secara langsung, katanya lebih mudah dan praktis.

Tinggal chat, "Mbak, pesan seblak level 99, sepuluh porsi ya." lalu cus, nanti dibikin dan langsung diantar. Kalau pesan dari gojek harus nunggu driver dulu, dan lain-lain.

Oh iya, catering Abel juga tidak hanya menjual seblak, banyak sekali menu pesanan yang bisa dibeli. Selain itu, harganya murah meriah bikin pelanggan suka untuk memesan catering Abel.

Abel harus ngurir dari jam 8 pagi sampe jam 5 sore, setiap hari kecuali hari minggu. Malam dan hari minggu itu merupakan waktu sakral bagi Abel untuk baca wattpad, main tiktok dan istirahat.

Gara-gara kesibukan inilah, Abel jadi nggak bisa nongkrong seperti kebanyakan anak-anak seumurannya. Bisa sih kalo malam minggu buat nongkrong, tapi Abel keburu capek jadi dia bermeditasi di kamarnya.

Selain gak bisa nongkrong, Abel jadinya gak punya pacar, padahal Abel bisa dikatakan cantik dan manis. Tapi apalah daya, mau nongkrong aja gak bisa, apalagi punya pacar.

Abel sebenarnya mirip seperti kebanyakan cewek, dia baca wattpad, hobi rebahan, sering main tiktok, suka skincare-an, suka nonton film disney (terutama yang berbau animasi atau princess). Kalau Abel tidak jadi kurir makanan pesan antar, kemungkinan besar saat ini Abel sudah punya pacar.

Abel juga tidak begitu peduli dengan status jomblonya, tetapi kalau lihat ada yang uwu-uwuan pasti suka panas sendiri. Apalagi Abel jadi kurir, sering melihat pasangan yang uwu-uwuan di lampu merah, di jalan, atau di tepi jalan, jadinya suka membatin, 'Liatin aja dulu, santetnya belakangan.'

Abel sudah menempuh tujuh menit perjalanan ke rumah customer yang ada di Komplek Saturnus. Ia berhenti di lampu merah dekat pertigaan. Sambil menunggu lampu hijau, ada pasangan yang lagi uwu-uwuan. Si cowok yang mengusap lutut ceweknya bikin Abel iri setengah mati. Tepat lampu hijau, Abel langsung melajukan motornya.

Sesampainya di rumah customer, Abel turun dari motornya dan mengangkat bungkusan makanan. Begitu hendak mengetuk pintu, tiba-tiba pintu itu dibuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya.

"Abel?"

"Iya tan, saya Abel. Ini pesenan Tante Rina kan?" tanya Abel ragu-ragu. Tante Rina mengangguk dan Abel segera menyerahkan bungkusan makanan.

"Abel masuk dulu sini, tante mau nitip sesuatu ke mama kamu."

Abel pun mengucapkan salam dan masuk ke rumah Tante Rina. Di atas salah satu sofa panjang, ada anak cowok yang lagi rebahan sambil main game. Tante Rina mempersilakan Abel duduk di salah satu sofa dan memintanya menunggu.

Abel duduk di sofa yang berhadapan dengan si anak cowok. 'Ganteng juga ya anak orang.' batin Abel. Abel memerhatikan si anak cowok ini yang diperkirakan kakak kelas (kalau dilihat dari tinggi badannya). Matanya agak sipit, hidungnya mancung dan tubuhnya agak kurus.

"Niki! Jangan maen hape teros, tuh ada tamu salam dulu!" pekik Tante Rina.

'Oh, namanya Niki.'

Cowok yang bernama Niki itu mendecakkan lidahnya sebal, lalu langsung mematikan hapenya. Abel perkirakan kalau Niki habis kalah main game. Bukannya salam, Niki langsung pergi ke dapur untuk mengambil seblaknya.

'Ganteng doang, tapi gak so fun.' batin Abel.

Tante Rina datang sambil menatap anaknya heran dan menyerahkan totebag kepada Abel, "Itu oleh-oleh dari Jepang buat keluarga Abel."

"Makasih banyak tante. Tante habis dari Jepang?" tanya Abel.

"Nggak bel, habis dari Bekasi. Yaiyalah Abel cantik, oleh-oleh aja dari Jepang, yakali belinya ke Bekasi." Abel hanya manggut-manggut.

"Oiya, apa kabar mama kamu bel?"

"Sehat kok tan."

"Syukurlah, kapan-kapan ajak mama kamu kesini dong, udah lama gak ketemu."

"Nanti Abel kasi tau mama." ujar Abel sambil tersenyum.

"Titip salam ya ke mamamu, udah dari SMA gak ketemu, tante kangen." Abel hanya mengangguk.

"Abel sekarang umurnya berapa?"

"17 tahun tan."

"Sama kayak Niki dong ya? Niki juga 17 tahun." Abel hanya manggut-manggut.

"Abel cantik banget, udah gitu rajin lagi bantuin mamanya, gak kayak si Niki yang hobinya maen game teros, gedeg tante liatnya." curhat Tante Rina.

Niki yang kebetulan lewat langsung menatap malas, "Yaudah Abel jadi anak mama aja, mama coret aja nama Niki dari KK." sungut Niki.

"Nanti mama coret beneran mau tinggal dimana kamu?" tanya Tante Rina.

Niki hanya mengangkat bahunya dan masuk ke kamarnya sambil menenteng bungkusan seblak.

"Tuh kan apa kata tante, udah malas, akhlaknya mines, gatau lagi deh tante."

"Niki dengar ma!" serunya dari kamar.

Abel hanya terkekeh dan izin pulang.

"Abel pulang dulu ya tan. Makasih banyak tante." Tante Rina hanya tersenyum dan melambaikan tangannya, "Hati-hati di jalan ya Abel!"

Abel pun menancapkan gas motornya, meninggalkan pekarangan Komplek Saturnus.

.
.
.
Tbc

Komplek Saturnus ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang