VI

190 58 31
                                    

Paginya Abel diantar Mahesa ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Paginya Abel diantar Mahesa ke sekolah. Abel sudah merasa sedikit baikan setelah tidur semalaman. Abel enggan mau pergi ke sekolah, tetapi melihat mapel hari ini tidak terlalu berat, ia pun memaksakan diri ke sekolah.

Pelajaran pertama yaitu olahraga, biasanya guru olahraga mereka jarang masuk. Tetapi, hari ini ia masuk dan mengajar kelas X MIPA 1. Abel sedari tadi memegang kepalanya yang berdenyut.

Abel tidak melihat tas Mila di samping bangkunya, barangkali Mila telat. Semua murid pun berkumpul di lapangan. Alma yang berdiri di samping Abel tampak khawatir dengan Abel. "Bel, lo sakit? Mau ke uks?" tanya Alma.

Abel hanya menggeleng, ia takut untuk izin ke uks. Guru olahraga mereka sudah berdiri di hadapan murid-murid. "Anak-anak, langsung saja ya. Kalian lari 3x mutarin lapangan." titah guru olahraga mereka.

Semua murid mulai berlari memutari lapangan, termasuk Abel. Abel akan berlari sebentar dan kalau dirasa tidak mampu, Abel tinggal berhenti saja, pikirnya.

Saat sedang berlari, Niki segera menyejajarkan larinya dengan lari Abel. "Lemot banget sih bel larinya, kayak siput." ejek Niki.

Niki sudah siap kalau-kalau bahunya akan dipukul lagi, tapi Abel tampak diam. Niki melihat wajah Abel yang pucat dan timbul rasa cemas setelah melihatnya. "Lo gapapa?" tanya Niki.

Abel mengangguk lemah dan larinya mulai lamban, lebih lamban daripada yang sebelumnya. Niki juga ikut memelankan larinya, "Beneran bel?"

Belum sempat menjawab, tubuh Abel mendadak limbung. Sebelum terjatuh ke tanah, Niki segera menahan tubuh Abel. "Bel? Abel?!" panggil Niki.

Guru olahraga dan murid-murid lainnya segera mengerubungi Niki dan Abel. "Niki, anterin si Abel ke UKS. Yang lain tetep lanjut lari! Kalo sakit langsung istirahat, paham?!" titah guru olahraga mereka.

Para murid lainnya membuka jalan dan lanjut berlari, sedangkan Niki segera menggendong Abel ala bridal style dan berjalan menuju uks. Guratan khawatir terlihat jelas di wajah Niki, matanya terus menatap wajah Abel yang pucat.

Sesampainya di UKS, perawat segera menyuruh Niki untuk membaringkan Abel di salah satu kasur UKS. Perawat memeriksa kondisi tubuh dan melakukan pertolongan pertama pada Abel.

"Nama kamu siapa?" tanya perawat kepada Niki.

"Niki, kak." Niki memanggil perawat tersebut dengan sebutan 'kak' karena dilihat dari parasnya, terlihat jelas kalau perawat itu masih muda—barangkali umurnya sekitar 20 tahunan.

"Sekarang Niki balik ke kelas ya, saya tulis surat izin untuk temen kamu yang pingsan." ujar perawat.

"Temen saya gapapa kan kak? Gak parah kan sakitnya??" tanya Niki sedikit panik.

Kakak perawatnya tersenyum, "Nggak parah kok sakitnya."

Niki menghela napasnya lega, tetapi masih dengan rasa khawatir terhadap kondisi Abel. Setelah mendapatkan surat yang ditulis kakak perawat UKS, Niki pun pergi menuju kelas.

Komplek Saturnus ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang