VIII

226 59 129
                                    

Chapter Terakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter Terakhir

──・──・・✿ ・・──・──

Sore merupakan waktu terbaik untuk jalan-jalan. Sinar mataharinya tidak seterik dan sepanas kala siang hari. Selain itu, terpaan angin sore terasa lebih nyaman dan adem.

Jam empat sore, Niki melajukan motornya sambil membonceng Abel. Abel terpaksa mengiyakan ajakan Niki untuk jalan-jalan sebagai permintaan maafnya karena telah mendoakan kekalahan Niki saat turnamen.

Abel memandu Niki ke tempat-tempat yang ia sukai, mulai dari taman kota yang menjual batagor paling enak (menurut Abel), lalu pasar malam di mana para pedagang tepi jalan menjajakan barang-barang dan jajanan sekaligus spot pasangan uwu-uwuan di malam minggu.

"Lo kalo mau batagor, belinya di taman kota aja, disitu batagornya enak parah. Kadang kalo gue badmood, beli batagor mamang situ bisa balikin mood gue," jelas Abel.

Niki hanya menyimak dan merespon dengan "he-em" saat Abel menjelaskan.

"Mau ke taman kota ngga?" tanya Abel.

Niki mengiyakan ajakan Abel dan mulai menepikan motornya. Setelah memarkirkan motornya, keduanya kini berjalan beriringan sembari menikmati keindahan taman kota.

Taman kota tampak cantik dengan aneka bunga dan tanaman yang tersusun rapi. Banyak sekali anak-anak dan pasangan-pasangan yang asyik berekreasi sambil mengambil foto.

Banyak pasangan yang lewat sembari menggandeng tangan dan tertawa membuat Abel iri.

'Sesungguhnya uwu-uwuan di depan orang jomblo adalah tindakan tercela.' batin Abel.

Niki menahan senyumnya memerhatikan wajah masam Abel saat gadis itu melihat pasangan yang sedang bucin.

"Lo juga mau ngebucin bel?" tanya Niki.

"Emang ada yang mau sama gue?" tanya Abel dengan nada retorik.

Niki hanya terkekeh, "Ada kok bel yang mau sama lo."

Abel menatap Niki lalu bertanya, "Siapa?"

"Monyet." canda Niki.

Abel menyikut lengan Niki sambil mengerlingkan matanya jengkel, "Bajingan lo."

Niki tertawa sehingga memperlihatkan deretan gigi putihnya yang menurut Abel terlihat ganteng, eh?

"Mana batagor yang lo bilang enak bel?"

Abel mengerjap-ngerjapkan matanya karena telah menatap Niki lebih dari yang diinginkannya, "E-oh di... Di situ!" tunjuk Abel.

Tanpa aba-aba, Niki segera menarik tangan Abel dan berjalan menuju penjual batagor tersebut. Niki terus menggenggam tangan Abel sehingga membuat detak jantung Abel mulai joged fever.

Komplek Saturnus ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang