10

2 1 0
                                    

"Kak Jo..", Freya menunjukkan ponselnya. "Apa?", tanya Jordan. Jordan membaca beberapa komen di postingan Freya. "Shit", Jordan menghentikan aktivitasnya. "Anak Cosmos udah tau ini akun lo", ucap Jordan. "Cepet banget ya", sambungnya.

Jordan mengajak Freya ke Mabes Gastar. Kegiatan disana sedang padat. Beberapa anggota mereka masih mencari pelaku yang membuat Geri masih koma hingga saat ini. Alden terlihat sedang fokus menelfon seseorang.

"Aron bangs*t. Suruh anak anak lo hapus komen di akun adik gue", ucap Alden lewat telepon dengan penuh emosi. Hingga akhirnya ia mematikan telepon tersebut.

Freya duduk disebuah kursi yang tak jauh dari Jordan. Seorang anggota Gastar memberikan minuman kepada Freya. Mereka seperti menjadikan Freya seorang ratu. "Jeffry mana?", tanya Alden. Kevin menaikkan bahunya. Dering telepon dari Rafael mengagetkan Kevin yang sedang asik bersama ponselnya.

"Apa?", tanya Kevin. "Siuman.. Geri udah siuman", ucap Rafael. Kevin yang sedang duduk langsung beranjak berdiri dan memberitahu Alden.

"Denn, udah siuman", ucap Kevin. "Si Geri udah siuman", sambungnya. Seluruh anak anak Gastar berteriak dan bertepuk tangan bahagia. Alden tanpa basa basi pergi menuju rumah sakit bersama Kevin dan beberapa anggota lainnya kecuali Jordan. Jordan masih menemani Freya di mabes.

"Raf", panggil Alden. "Den, udah siuman Geri", ucap Rafael, "Sekarang masih diperiksa", sambungnya. Alden merasa lega karena ia tak akan kehilangan temannya lagi. Setelah itu dokter dan beberapa suster keluar dari ruangan Geri.

"Gimana dok keadaannya?", tanya Alden. "Untungnya dia sudah melewati masa kritisnya. Ohiya, dia mau ketemu sama yang namanya Alden", ucap dokter tersebut. Alden bergegas masuk untuk menemui Geri seorang diri.

Setelah melihat Alden. Geri segera menggeganggam tangan sahabatnya itu. Ia perlahan mulai berbisik beberapa kata meski belum terlalu jelas.

"De..Den", ucap Geri terbata bata. "Kenapa Ger?", tanya Alden. "Raf..Rafael dalangnya", ucap Geri. "Lo harus balik ke mabes sekarang.. gue sadar dari dua hari lalu, kebetulan Aron lagi disini, gue sengaja pura pura belum siuman", ucap Geri.

Alden mematung. Ia melepaskan genggaman Geri dan pergi menemui Rafael. Sampainya diluar ia hanya mendapati Kevin sendirian. "Rafael mana?", tanya Alden. "Pergi bentar katanya beli minum", ucap Kevin. "Bangs*t", Alden berlari mengejar Rafael yang ia rasa belum jauh. Disusul oleh Kevin dan beberapa anak Gastar.

Sampainya di parkiran, Kevin bingung. "Kenapa Den?", tanya Kevin. "Lo berdua jaga kamar Geri. Vin ayo ke mabes", ajak Alden. "Jelasin dulu woy kenapa", Kevin kebingungan. "Rafael pelakunya", ucap Alden. Mereka semua kaget. Kevin tak menjawab. Ia mengikuti perintah Alden untuk kembali ke mabes.

Sampainya di mabes, Alden dan Kevin terkejut. Tempat mereka berantakan. Beberapa teman mereka terluka. "Woy kenapa nih?", tanya Kevin. "Raf..Rafael sama Aron", ucap seorang anggota Gastar. "Bangs*t. Jordan mana?", tanya Alden. "Jordan ngejar Aron. Dia bawa Freya Den", ucapnya. Tak lama kemudian, Jeffry datang bersama Karin.

"Den ada apa?", tanya Jeffry. "Lo darimana aja anji*g. Geri udah siuman. Sekarang faktanya Rafael penghianat", ucap Kevin. Alden mengambil motornya dan pergi mencari Freya. Kevin dan Jeffry tak bisa menahan laki laki itu dan mereka menyusul Alden. Karin menelpon Gaby dan Hana untuk membantunya di mabes Gastar.

Alden menelfon Jordan tapi tak ada jawaban. Alden berhenti di halte dekat mabes Cosmos bersama Kevin dan Jeffry. Tak lama kemudian, telpon Alden berdering.

"Woy dimana adik gue!!", ucap Alden sedikit berteriak. Laki laki diseberang telepon tertawa, "Sorry Den.. Nasib Freya bakal sama kayak Yodam", ucap Rafael. Alden membulatkan matanya, "Raf.. Lo ga kayak gini Raf. Rafael yang gue kenal tuh ga gini", ucap Alden. Mendengar nama Rafael, Kevin dan Jeffry mendekat.

"Gue bakal kasi apapun yang lo mau tapi jangan Freya Raf", ucap Alden. "Gue mau nyawa dibayar nyawa", ucap Rafael. "Gue.. nyawa gue Raf", ucapan Alden membuat Jeffry geram dan merebut ponsel Alden.

"Bajingan. Lo kenapa sih", ucap Jeffry. "Halo Jeff, si otak Gastar.. Gue gak bisa cerita banyak. Tapi semoga lo paham gue kenapa", "Gue tunggu jam 9 malam dekat lapangan mabes Cosmos, telat dikit, Freya udah ga ada. Gue cuma undang anggota inti Gastar", Rafael mematikan telponnya. "Woy bangsat", Jeffry geram.

"Apa katanya?", tanya Kevin. "Jam 9 malem dilapangan deket mabes Cosmos. Cuma anggota inti doang yang boleh dateng", ucap Jeffry. Alden memukul tiang dihadapannya hingga tangannya me-merah. Jeffry berpikir keras apa yang membuat Rafael seperti ini.

Semua anak anak Gastar telah diobati. Mereka berkumpul kembali. Alden menjelaskan apa yang terjadi. Mereka semua terkejut.

Sebelum jam 9 malam. Alden bersama Jeffry pergi ke rumah sakit untuk menemui Geri. Alden menjelaskan segalanya kepada Geri dan rencana mereka nanti.

"Gue ikut", ucap Geri. "Lo masih sakit", Alden melarang Geri untuk ikut begitupun Jeffry. "Dia mau anggota inti dateng kan? Gue harus dateng", ucap Geri. "Please. Gue harus ada kali ini buat kalian", ucap Geri.

"Ceritain kenapa lo bisa tau Rafael pelakunya?", tanya Alden. Geri yang sebelumnya berbaring merubah posisinya. Ia mengingat ingat kembali kejadian dimana ia dipukuli.

"Kalian tau kan gue deket sama Rafael. Kalian juga tau kalo Rafael playboy. Gue hafal parfum dia. Waktu gue dipukulin, gue liat cowok berdiri pake jaket yang rafael beli bareng gue dulu", ucap Geri. "Gue sadar dua hari yang lalu. Gue denger dia nelfon seseorang. Tapi gue tau itu bukan lo karena dari topik aja udah beda. Terus, gue kaget, Aron dateng. Mereka ngomongin masalah Yodam dan..", Geri berpikir keras hingga sedikit kesakitan.

"Gausah dipaksa", ucap Jeffry. "Ah anjing. Gue lupa siapa, tapi mereka ngebahas seseorang yang gue ga kenal", ucap Geri. "Inget pelan pelan Ger", suruh Alden. "Ah... VINA", Geri mengingat kembali saat itu.

"Vina?", tanya Jeffry. "Siapa tuh?", tanya Alden. "Gue ga tau. Tapi gue heran, kenapa mereka bahas Yodam lagi", ucap Geri. "Ini pasti ada hubungannya sama kematian Yodam", ucap Alden.

"Brengsek. Rafael pasti udah lama jadi penghianat", ucap Alden. "Gabisa disimpulan secepat itu Den. Pasti ada alasannya", ucap Jeffry menenangkan Alden.

Alden dan keempat anggota inti Gastar sudah berada diposisi yang ditentukan oleh Aron. Tak lama kemudian, suara motor yang berisik berputar disekitar mereka. Alden menahan amarahnya.

"Long time no see Den", ucap Aron. Alden tak menjawab. Aron duduk diatas motor ninja merahnya. "Freya mana?", tanya Alden. "Tenang aja. Gue ga akan macem macem ke Freya. Tapi mungkin bukan gue yang macem macem, gatau deh anak buah lo", ucap Aron.

"Rafael mana?", tanya Jordan. "Gue hadir", Rafael datang dari arah belakang Aron. "Oh Ger? Lo ikut?", tanya Rafael sambil tersenyum. "Lo bukan Rafael yang gue kenal", ucap Geri. "Rafael yang lo kenal udah mati dua tahun lalu", ucap Rafael.

"Jelasin apa salah kita! Apa salah Freya sampe lo jadiin dia sandera!?", Jordan mulai emosi tetapi Jeffry menahannya. "Freya emang ga salah apa apa. Tapi apa lo tau apa salah Vina?", tanya Rafael. "Vina siapa anjing!", Kevin ikut bersuara.

Jeffry bisa menahan emosinya tetapi tidak dengan teman temannya. Jeffry menepuk pundak Alden dan berdiri didepan Alden. "Biar gue handle", ucap Jeffry. "Oh si otak Gastar yang maju", sahut Aron. "Raf, sama anak anak gatau Vina siapa dan apa hubungan dia sama kita", ucap Jeffry.

"Bajingan. Kalian bisa lupain dia gitu aja ?", tanya Rafael. "Ger, gue cerita ke elo tentang crush gue. Tentang cewe yang berhasil bantu gue bangkit disaan nyokap bokap gue cerai", ucap Rafael. Geri berusaha mengingat ingat sesuatu tapi tak bisa mengingat satupun.

"Ah.. Cewe itu Den. Yang meninggal waktu kita bentrok sama Cosmos maret dua tahun lalu", ucap Jeffry. "Apa hubungannya sama kita anjing", ucap Alden. "Bangsat, lo masih ga sadar? Lo yang bunuh Vina, Den. Gastar yang bunuh Vina!", Rafael meninggikan nadanya. "Aron saksinya, dia cerita semuanya ke gue. Waktu lo lagi mukulin anak Cosmos yang mukulin Geri, disana Vina mau nolongin anak itu tapi malah lo serang dia!", ucap Rafael.

"Woy bangsat! Lo percaya Aron? Dia bunuh Yodam dan lo masih percaya dia ?", ucap Alden kesal. Rafael tertawa. "Gue yang bunuh Yodam".

###

GASTAR!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang