11

0 0 0
                                    

Suasana lumayan tegang, Rafael menarik Freya dengan tangannya yang masih terikat dan bibir yang ditutupi plester. Rafael mencabut plester itu dengan kencang hingga Freya merintis kesakitan.

"Bangsat", Alden tak kuasa menahan emosinya. Jeffry dan Kevin masih menahan Alden. Karena mereka tau bahwa mereka kalah jumlah.

"Kak Alden..", Freya lemas. Ia sangat ketakutan. Alden merasa bersalah pada Freya. "Raf, lo mau gue kan? Please, jangan Freya", ucap Alden. "Ga bisa Den, gue harus buat lo ngerasa kehilangan dan ga tenang seumur hidup", jawab Rafael.

Alden maju dan berlutut, ia memohon agar Freya dilepaskan. Jordan memaksa Alden untuk bangun, "Bangun bangsat", ucapnya. Beberapa pasang kamera menyorot Alden. Alden tau esok akan menjadi hari keruntuhan Gastar.

"Raf, yang bunuh Vina bukan kita. Vina dateng setelah kita ninggalin anak Cosmos itu", ucap Jeffry. Rafael masih tak percaya. "Terus kenapa lo bales sama Yodam? Salah Yodam apa?", tanya Jordan. "Salah Yodam? Dia ga ada salah apa apa, tapi gue tau Yodam sama Alden deket. Gue mau Alden kehilangan orang yang dia sayang", ucap Rafael. "Tapi ternyata Yodam ga bikin dia berlarut sama sedihnya", sambungnya.

"Den, udah lah. Ngaku aja kalo Gastar yang bunuh Vina", ucap Aron. "Gue tegaskan sekali lagi, kalo masalah perempuan, Gastar ga akan pernah ngelawan. Mau itu dari kubu musuh atau wilayah Gastar sendiri", ucap Jordan. Tepuk tangan dari Aron dan Rafael meramaikan suasana, "Wow ga salah Alden milih wakil", ucap Aron.

"Brrrmmm brrmmm"

"Tinnn tinnnn"

"GASSSSSSTARRRRRR"

Suara teriakan meriah dan ramai diluar lapangan. Suara itu semakin mendekat. Mereka memutari lingkaran Cosmos dan melingkari Cosmos. Alden yang berlutut langsung terbangun. Ia terkejut.

"Kak Alden! Entar angkat gue jadi ketua baru ya", teriak seseorang, Arief, sambil tertawa.

Kini Gastar dan Cosmos sudah siap untuk berperang. Mereka menyiapkan senjata yang mereka sembunyikan.

"Jadi lo mau ada pertumpahan darah?", tanya Aron.

"Woy Kak Rafael. Gue kenal Vina. Dia temen les gue dulu", ucap Arief. Rafael menatap Arief, "Maksud lo?", tanya Rafael. "Dia ga sengaja dipukulin sama anak anak Cosmos, setelah itu dia masuk RS dan gak meninggal", ucap Arief. "Dia meninggal 3 hari setelah keluar RS. Itu karena kecelakaan", sambung Arief.

"Jangan percaya Raf, dia mau nipu lo", ucap Aron. "Lo yang nipu bangsat", ucap Arief. "Vina temen les gue. Gue udah kenal 2 tahun sama dia. Gue tau bokap nyokapnya pindah setelah dia meninggal", ucap Arief lagi.

Rafael kebingungan. Ia tak tau harus percaya siapa. "Gue inget Vina bilang deket sama anak sekolah kita dan gue gatau kalo itu elo", ucap Arief. "Kasi gue bukti", ucap Rafael. Aron menahannya. "Diem lo. Lo lebih percaya dia?", tanya Aron. "Gue harus tau kebenarannya Ron", Rafael mendekat ke arah Arief.

Arief menunjukkan grup chat les yang ia tempati bersama Vina. Untungnya salah satu teman les Arief masih menyimpan screenshot chat nya dengan Ibu Vina.

Rafael membaca perlahan "Vina kecelakaan 3 hari setelah keluar dari RS. Kecelakaan terjadi di pertigaan gang rumah, waktu itu Vina, tante suruh ke warung, tapi mobil dari arah samping gak bisa ngerem, Vina kejepit dan telat di tolong..", Rafael yang membaca chat tersebut terjatuh. Tangannya gemetar.

Arief merampas ponselnya dan menarik Rafael. Alden memberi aba aba kepada Gastar dan mereka menyerbu anggota Cosmos. Aron yang sudah bersiaga diatas motornya pergi dengan cepat bersama motornya karena ia tau akan kalah telak dari Gastar.

Alden mencari Freya dan ternyata Freya sudah bersama teman temannya. "Karin", panggil Jeffry. Karin yang sedang bersama Freya berlari menuju Jeffry dan memeluknya. "Pergi yang jauh dari sini ya", suruh Jeffry. "Jeff, please, jangan sampe terluka", ucap Karin. Jeffry mencium kening Karin dan bergabung bersama Alden.

Hana, Gaby dan Karin pergi bersama Freya dengan mobil yang sudah mereka siapkan diluar lapangan. "Fe lo gapapa?", tanya Gaby. Freya mengangguk. Hana menyodorkan sebotol air pada sahabatnya itu. "Tau ga sih kita deg degan banget Fe. Kita takut banget lo kenapa kenapa", ucap Gaby.

"Thanks ya..", ucap Freya. "Ini udah tugas kita sebagai temen", ucap Karin. "Plakk", Gaby memukul Karin. "Tadi apaan itu ada adegan ftv depan orang tawuran", tanya Gaby. Karin tertawa kecil. "Pantes Kak Jeff sering hilang hilangan", ucap Freya. "Kok lo tau?", tanya Karin. "Tiap gue di mabes Gastar, mereka selalu nanyain Jeffry mana, Jeffry mana", ucap Freya.

Karin tertawa, "Hahaha iya, gue udah jadian dari seminggu lalu", ucap Karin dengan enteng. Lagi lagi Gaby memukul Karin, "KOK BISA BISANYA GA CERITA", ucap Gaby geram. "Gue tau kok", ucap Hana. "Kok lo bisa tau?", tanya Freya. "Ya abisnya gue yang mergokin mereka peluk pelukan dilantai 3", ucap Hana.

Gaby menyipitkan matanya, "Cuma pelukan aja?", tanya Gaby. "Iyalah!", ucap Karin. "Congrats ya Rin", ucap Freya. Karin memeluk Freya, "Maaci sayang sayang ku", ucap Karin. "Huh gue sama Kak Alden kapan ya", ucap Gaby.

***

Berita perkelahian Gastar dan Cosmos tersebar luas. Mereka yang tak menyaksikan pun tau siapa pemenangnya, Gastar. Selalu Gastar. Itu yang membuat Aron kesal dan iri. Cosmos selalu menjadi nomor dua.

"Tolong anak anak yang kemarin tawuran, datang ke ruangan bapak sekarang juga", suara laki laki paruh baya yang sedikit kesal didengar oleh seluruh sekolah. Mereka pun tau siapa yang dimaksud kepala sekolah tadi.

"Fe, u okay?", tanya Arief. "Ok banget! Btw, lo keren semalem", ucap Freya. Arief merangkul Freya dan tertawa, "Semoga pelantikan nanti Kak Alden sadar ya kalo yang cocok ngelanjutin ketua Gastar itu gue", ucap Arief. "Sip nanti gue nyaranin elo", ucap Freya.

"Fe", Jordan datang dan menarik pergelangan tangan Freya. "Aduh", Freya merintih kesakitan. "Eh. Kenapa?", tanya Jordan. Freya menunjukkan pada Jordan pergelangan tangannya yang merah akibat ikatan kemarin. "Loh? Separah itu ya", ucap Jordan.
"Apa?", celetuk Alden. Alden membulatkan matanya, "Eh yang kemarin?", tanya Alden. Freya mengangguk, "Tapi gapapa, besok juga hilang", ucapnya.

"Enak ya Freya, dikelilingin cowo cowo ganteng", Suara perempuan perempuan yang iri membuat Freya sedikit risih. "Udah deh kalian sana, dipanggil kepsek kan", usir Freya.

Alden dan Jordan tertawa kemudian pergi menuju ruang kepsek. Tak lama setelah itu, beberapa anak anak Gastar dijemur dilapangan. Jelas mereka tidak akan kapok, mereka malah menikmati jemuran itu karena bisa berkumpul dan bercanda.

Setelah bel pulang berbunyi, barisan anak anak Gastar yang dijemur tak kunjung dibubarkan, "Freya pulang duluan ya!", ucap Freya sedikit berteriak sambil melambaikan tangannya.

Alden mendorong Jordan, "Anterin tuh. Restu gue bawa aja", ucap Alden sambil tersenyum. Jordan terkejut. "Yesss", batinnya. "Fe tunggu pengawal lo", teriak Kevin. Freya kebingungan. Ia melihat Jordan berlari kearahnya dan memeluknya. "Ihhh bau keringet!!!", Freya mendorong Jordan. "Nitip tas gueee", teriak Jordan pada teman temannya. "Aman! Gue jual nanti", sahut Geri. Semua tertawa.

"Hey Jordan mau kemana itu!!!", bapak kepsek yang melihat Jordan kabur pun mengejarnya tetapi solidaritas Gastar yang membantu Jordan sangat kuat. Mereka menghalangi jalan bapak kepsek sambil bercanda gembira.

"Apa ni ngikutin", ucap Freya. "Udah dapet restu", Jordan merangkul Freya dan mengusap usap rambut gadis itu. "Ih terus? Kan belum tentu gue mau", ucap Freya. Jordan mencium pipi Freya dan menarik tas gadis itu. Jordan berlari sambil
membawa tas Freya sedangkan Freya salting dan mematung. Pipinya berubah menjadi merah.

"Cepetan. Salting yaa", goda Jordan. "Ah.. Enggak! Woy tas gue Kakkk", ucap Freya sambil berlari mengejar Jordan.

###

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GASTAR!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang