4

2 1 0
                                    

"FREYAAA", teriak khas Gaby yang membuat Freya menoleh. Dengan nafas ngos-ngosan Gaby mendekat ke arah Freya, "Lo gapapa kan?", tanya nya khawatir. Freya tersenyum, "Gapapa", ucapnya. "Gue khawatir banget sama lo. Maaf gue baru sempet telfon lo semalem", ucap Gaby, "Tapi lo ga angkat", sambungnya.

Mereka berjalan menuju kelas, "Iya gue tidur cepet kemarin", jelas Freya. "Untung banget ada Kak Jo", ucap Gaby. "Ada Kak Jeff sama Karin juga", ucap Freya.

Gaby terkejut, "Loh kok bisa ada mereka?", tanya Gaby. Freya menaikkan bahunya menandakan ketidak tahuan.

Sampainya dikelas, beberapa teman kelas Freya menanyakan kejadian kemarin. "Cepet banget kesebarnya ya", ucap Freya. "Iya anjir untung pacar lo cepet dateng", sahut Arief. Freya menoleh, "Oh Jordan", ucap Freya. "Kok gitu sih responnya. Kayak punya pacar banyak aja lu", ledek Arief. Freya tak meladeni.

Kabar tentang Freya yang dicegat oleh dua laki laki tak dikenal sangat cepat menyebar. Tiap ia melewati koridor sekolah, semua mata tertuju pada gadis itu.

Ketika jam istirahat, Freya memutuskan untuk menuju perpustakaan. Ia ditemani oleh Arief yang juga menuju perpustakaan. Freya dan Arief melewati perkumpulan pentolan Gastar yang sedang nongkrong didekat perpustakaan.

"Eh eh berhenti", ucap Geri. Freya dan Arief pun berhenti. "Apa sih", ucap Freya. "Heh Fe jangan gitu", ucap Arief. "Misi kak, gue sama Freya mau ke perpus", ucap Arief sopan sambil tersenyum. Arief menarik lengan Freya.

Melihat kejadian itu, sontak Jordan menarik Freya ke hadapannya, Freya pun terkejut, begitu juga dengan orang orang yang berada di lokasi.

"Jangan sentuh sentuh", ucap Jordan pada Arief. Freya melirik laki laki yang menariknya ini. "Tinggi banget", batin Freya. "Eh iya Kak Jo, maaf", ucap Arief. Alden hanya menyaksikan kejadian itu tanpa komentar. Jordan yang menyadari tatapan Alden mulai tidak mengenakan pun segera melepaskan Freya.

Jordan mengusap usap tangannya seolah ia habis menyentuh sesuatu yang kotor. Freya yang melihatnya pun geram. "Dih emang gue kuman apa", ucap Freya. Arief menoleh, "Kenapa Fe?", tanya Arief. Freya menggeleng, "Enggak Rip", ucapnya. "Gue lupa lo pacar Kak Jo. Malu banget gue", ucap Arief. "Lebay lu", ucap Freya.

Sampainya diperpus, Arief mengambil kartu anggota, dan langsung pergi, "Gue duluan ya. Takut disangka aneh aneh", ucap Arief. Freya hanya meng-iyakan. Gadis itu kembali ke kelas sendirian. Ia sangat malas untuk masuk kelas hari ini.

Ia melewati jalan belakang agar tidak terlalu ramai karena di lapangan sedang ada praktek olahraga. Freya berjalan sambil memainkan ponselnya. Ia bertemu Alden dan teman temannya yang sedang merokok. Freya menatap sinis.

"Apa?", tanya Alden. "Bau", ucap Freya. "Sini Fe mau coba gak?", ucap Geri. Alden menepuk jidat Geri. Rafael tertawa, "Jangan macem macem lu. Ibu negara nih", ledek Rafael. "Raf, dimana mana Ibu Negara tuh pacar atau istri dari bapak negara", jelas Jeffry. "Si bos kan jom—", Alden menepuk jidat Rafael. Mereka pun tertawa karena ledekan Rafael yang berujung pukulan mentah dari Alden.

"Ga masuk kelas lo?", tanya Alden. "Ini mau ke kelas", ucap Freya. Freya ingin menanyakan perihal kemarin kepada Alden, tapi situasinya tidak tepat. Ia akan menanyakan itu dirumah.

Freya berjalan tanpa melirik Jordan sedikit pun karena ia masih kesal dengan sikap Jordan tadi.

"Woi pacar lo ga disapa?", ucap Kevin. Freya hanya melambaikan tangan tanpa melirik dan pergi menuju kelasnya.

"Jo ganas dikit napa", ucap Kevin. "Berisik amat, sini gue sentil lo," ucap Alden. "Sesuai skenario Alden", bisik Jeffry.

***

GASTAR!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang