1

49 3 0
                                    

Ia tersenyum melihat kebahagiaan diwajah manis kekasihnya menghabiskan akhir pekan bersama setelah sekian lama ia tidak punya waktu untuk bersama karena kesibukan masing masing, kekasaihnya menariknya untuk masuk ke dalam bianglala besar hingga separuh kota terlihat.

"Kau bahagia Luna?"

"Tentu aku bahagia setelah sekian lama, ini kencan terbaik Taylor"

"Kau layak mendapatkan nya"

Taylor menarik Luna kepangkuannya dan merangkul nya memandang keluar kebahagiaan benar benar tidak bisa terbendung, selama menjalin hubungan tidak ada yang namanya pertengkaran apalagi sampai berdebat.

"Aku lapar"

"Ide yang bagus, aku akan menginap ditempatmu malam ini Luna"

"Benarkah, boleh boleh aku harap malam ini tidak berakhir"

Luna memeluk leher dan meletakkan kepalanya dipucuk kepala Taylor.

Luna memeluk leher dan meletakkan kepalanya dipucuk kepala Taylor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jam berapa sekarang"

Taylor meraba raba jam tangannya saat Luna bangun dan bertanya.

"Delapan pagi, kenapa?"

Keduanya mendelik dan buru buru bangun keduanya kelabakan mandi juga asal asalan yang penting basah lupa sabunan atau nggak mereka lambat apel pagi.

"Ponsel mu"

Taylor menangkap ponsel yang dilempar Luna mereka kerja di kepolisian beda divisi tapi satu gedung beda tingkat namun hubungan mereka bukan rahasia lagi banyak yang tahu apalagi Taylor sangat memperhatikan kekasih nya itu.

Baru sampai kedua nya sudah di hukum di suruh push up dua puluh kali dan lari keliling lima kali, keduanya tertawa setelah selesai namun tawa mereka hilang saat ada mobil baru masuk tampak mahal dan sepertinya orang penting Taylor dan Luna saling pandang mereka penasara siapa pemilik mobil mewah itu.

Dikantin jam makan siang paling rame bagi mereka yang malas makan diluar atau hanya sekedar duduk duduk ngobrol saja, Luna menikmati makanan nya dan menyeruput minuman nya namun matanya menangkap sosok asing rasanya mereka tidak pernah melihatnya.

"Sampai segitunya?"

"Taylor apa orang biasa atau kepolisian?"

Taylor menoleh orang itu keduanya jadi saling toleh Taylor menenggak ludahnya kasar.

Taylor menoleh orang itu keduanya jadi saling toleh Taylor menenggak ludahnya kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mati aku"

Luna memandang Taylor

"Ada apa, mengapa nyali mu ciut seperti itu?"

"Ia kepala divisi kantor ini, bos kita semua"

"Anjir, kenapa aku doang yang ketinggalan berita disini?"

"Kau tadi keluar kan menangani kasu pencurian itu"

"Habislah kita kalau begitu"

"Ya benar ia memandang kita"

Seseorang mendekati dan berbisik pada Taylor lalu mata Taylor memandang Luna, setelag berbisik orang itu pergi.

"Apa?"

"Ia memanggilku"

Luna meringis Taylor putus asa ia mengusap wajah dan rambut nya kasar sial sekali baru hari pertama orangitu kenapa ia yang dipanggil dari sekian orang kepolisian yang bermasalah.

"Kenapa dia memanggil mu?"

"Mana aku tahu, mungkin tadi aku menyinggung nya?"

"Aku harap harap tidak"

"Ayo jam istirahat sudah habis, Luna kau pulang sendiri ya aku mungkin lembur karena membuat laporan"

Luna mengangguk dan mereka pergi ke divisi masing masing, Taylor sendiri langsung menuju ke ruangan atasannya ragu ragu ia mengetuk pelan dan masuk setelah di persilakan masuk.

Luna mengangguk dan mereka pergi ke divisi masing masing, Taylor sendiri langsung menuju ke ruangan atasannya ragu ragu ia mengetuk pelan dan masuk setelah di persilakan masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bapak memanggil saya?"

"Ya aku memanggil mu dan aku tidak suka dengan sikap yang kau tunjukkan tapi bukan itu masalah nya namun dimana laporan itu, seharusnya sudah ada di meja ku pagi ini"

"Maaf pak tapi saya janji akan menyerahkannya besok saya akan lembur malam ini"

"Baiklah, aku beri waktu sampai besok pagi"

"Terima kasih pak, ada yang lain?"

Ben melemparkan berkas tebal membuat Taylor kaget ia bingung berkas apa itu.

"Aku mau kasus ini kau pelajari dan pilih, kau sedang tidak ada kasus yang kau tangani bukan?"

"Ya tapi...."

"Kau mau atau tidak , bukan tapi"

"Ya pak"

Ia mengambil berkas itu sial ia sudah berjanji dengan Lhna mereka akan menghabiskan waktu lebih banyak pekerjaan mereka menyita perhatian mereka sehingga jarang menghabiskan waktu.

"Itu saja, kau boleh pergi"

Taylor hormat dan berbalik langsung pergi Ben sendiri tersenyum miring ia mengerjai Taylor dan akan membuat Taylor sibuk.

"Kau akan tidak punya waktu dengan nya dan akan aku pastikan kau sibuk bersama ku"

Ujarnya ia memutar kursinya memandang keluar tampak cuaca sangat cerah ia bersantai dan Taylor tenggelam dengan kesibukannya dari laporan dan kasus kasus unsolved yang bahkan itu sudah cukup lama hingga matanya tertuju pada satu kasus yaitu dirinya sendiri saat ia masih kecil Taylor memandang ruangan Ben apa maksud nya Ben melakukan ini padanya.

Tbc

Tentang Taylor (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang