4

16 3 0
                                    

Luna memandang Taylor yang sepertinya tidak tidur semalaman ia tampak kusut dan lelah semua ini terasa berat bagi nya, kopi digelas hanya ia pandangi tidak tersentuh hingga dingin Luna memegang tangannya namun ia tarik.

"Ada apa dengan mu Taylor, aku menunggu mu semalaman"

"Aku tidak apa apa hanya kasus ini semakin bertambah berat untukku, maaf membuatmu menunggu"

"Mengapa aku merasa ini berhubungan denganku"

"Aku lelah aku tidak kekantor aku sudah izin ke kantor tadi, aku mau tidur bisa kau tinggalkan aku sendiri hari ini?"

Luna mengangguk berat ia memandang punggung yang selalu naik sekarang tampak turun menunjukkan Taylor mengalami masalah berat.

Hatinya hancur apa yang ia takutkan terbukti ia tidak tahu bagaimana menyelesaikan masalah ini, ia menyerahkan ponsel itu kembali padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hatinya hancur apa yang ia takutkan terbukti ia tidak tahu bagaimana menyelesaikan masalah ini, ia menyerahkan ponsel itu kembali padanya.

"Jadi aku tidak berbohong kali ini aku membawa bukti, maafkan aku Taylor tapi inilah kenyataannya"

"Rasanya aku sudah hancur banyak kekacauan terjadi, sejak kapan kau tahu mengenai ini dan siapa laki laki ini"

"Jauh sebelum kau menangani kasusmu aku diam karena ia temanku dan alu sudah mengingatkan namun ia mulai merendahkan mu laki laki ini seorang pengusaha kaya, maaf kawan"

Taylor terduduk mengusak rambutnya nselum selesai masalah ayah nya sekarang masalah Luna.

"Jujur aku tidak tahu bagaimana akan menghadapi nya setelah ini"

Pintu di ketuk dan Taylor membukanya itu Luna ia tersenyum mengatakan lupa membawa kunci, laki laki itu pamit tinggallah kedua nya.

"Kenapa Joe disini?"

"Tidak ada ia mengantarkan bukti untukku"

Taylor tidak berbohong hanya tidak mengatakan bukti apa.

"Aku merindukan mu kuharap hari ini kau baik baik saja Taylor, aku akan membuatku merasa baikan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku merindukan mu kuharap hari ini kau baik baik saja Taylor, aku akan membuatku merasa baikan"

Taylor menghembuskan nafas pelan ia tidak berminat.

"Luna aku lelah, kita melakukannya lain kali tidak sekarang"

"Kau bosan pada ku"

"Luna apa kau mencintai ku?"

"Pertanyaan apa itu, kau tahu kalau aku mencintai mu Taylor aku sering mengatakan nya"

"Aku hanya bertanya aku harus pergi"

"Kau menghindar dariku ya?"

Luna memasang wajah andalan nya.

"Aku tidak menghindar dari mu"

Ia menunjukkan pesan yang dikirim Ben membuat wajah Luna berubah dingin.

"Baiklah tapi kau harus hati hati dan aku cemburu melihatmu terlalu dekat dengan pak Ben"

Taylor hanya tersenyum tidak mengatakan apa apa lalu pergi Luna merasakan ada yang salah dengan Taylor setelah kedatangan temannya apa Taylor sudah mengetahui semuanya?.
Ben memandnag Taylor yang tampak lega wajah meskipun ia terlihat agak kacau.

"Kalian terus bertengkar"

"Tidak, hanya saja aku merasa bodoh ia sangat munafik dibalik wajah lugu nya"

Ben mengernyitkan dahi ia tidak mau memperburuk situasi dan mulai memeriksa mobi ayah nya mereka menemukan ada beberapa bercak darah hingga mereka diserang di berindong tembakan membuat keduanya sembunyi di balik mobil hingga setelah reda ia keluar membalas tembakan dari mobil hitan itu.

Ben mengernyitkan dahi ia tidak mau memperburuk situasi dan mulai memeriksa mobi ayah nya mereka menemukan ada beberapa bercak darah hingga mereka diserang di berindong tembakan membuat keduanya sembunyi di balik mobil hingga setelah reda ia kelua...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Taylor sudah sudah nanti kena warga sipil"

Ben menghentikan Taylor menembaki mobil yang menyerang mereka, Taylor menyimpan senjatanya ia memandang ke arah Ben menghembuskan nafas.

"Itu ayah, aku yakin sekali aku beruntung ia tidak mengenaliku"

"Sebaiknya kita pergi kembali ke markas membawa semua ini ke lab sepertinya ayahmu punya alasan khusuh ia kembali setelah sekian lama"

Taylor mengangguk berjalan ke mobil Ben dan mereka pergi ia memandang sesaat kearah Ben.

"Aku ..... boleh menginap ditempat mu?"

"Tentu boleh, memangnya kau tidak ingin pulang Luna pasti menunggui mu"

"Biar saja, aku akan tidur di sofa"

"Mengapa kau tiba tiba bersikap dingin padanya Taylor?"

"Ia berselingkuh selama ini mengatakan ia sibuk ternyata ia sibuk bersama orang kaya tentu di segi finasial aku kalah, aku berpikir sebaiknya aku turuti keinginan nya mengakhiri hubungan kami"

"Bagaimana setelah dari markas kita minum?"

"Aku pikir itu ide yang baik, aku ingin melupakan ini dan bersenang senang ia hanya menambah masalah dalam hidupku saja"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pikir itu ide yang baik, aku ingin melupakan ini dan bersenang senang ia hanya menambah masalah dalam hidupku saja"

Ben tersenyum mereka sampai langsung menuju lab dan pergi minum alhasil Taylor mabuk lagi hingga Ben mendesaknya dan mengajaknya pulang dengan tangan masih memegang minuman, sepanjang perjalanan ia minum dan ngeracau bicara hal hal yang tidak jelas.

Dirumah Ben membawanya ketempat tidur dikamar tamu namun Taylor menariknya hingga ia terjatuh keatas Taylor dan Taylor justru mencium san melumat bibirnya.

Tbc

Tentang Taylor (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang