9

12 3 0
                                    

Ben mendengar keributan didepan ruangannya ia bangkit dan keluar membuat Ben terkejut hingga alisnya terangkat.

"Lepaskan dia"

Para security melepaskan Taylor dan Ben menyilakannya masuk ke dalam ruangan, Taylor melayangkan pukulan ke wajah Ben tanpa ragu namun berhasil ditangkap Ben.

"Kau tidak berubah sama sekali"

"Dasar bajingan kau, apa apaan ini?"

Taylor melemparkan surat undangan itu ke wajah Ben.

"Memang mya kenapa?"

"Dia adik tirimu kan kalian mempermainkan aku, dasar sinting"

"Sinting ya aku memang sinting itu juga aku lakukan karena kau....kau Taylor"

Ben menunjuk nunjuk dada Taylor, Taylor menarik tangannya yang dipegang oleh Ben.

"Aku memang mencintai mu itu aku akui sekarang namun saat tahu kalau kau...."

Ben hendak memeluk dan menciumnya namun Taylor mendorongnya dan langsung pergi ia memilih pulang dengan taksi ia sedang emosi motor akan ia minta teman mengambilnya.

Ben memandang sepeeda motor yang terparkir namun Taylor sudah pergi demi tuhan semua ini membuat kepala nya berdenyut, ia marah cemburu dan diabaikan ia pulang ke apartemen dan menjatuhkan tubuh nya ke tempat tidur memandang langit langit kamar ia...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ben memandang sepeeda motor yang terparkir namun Taylor sudah pergi demi tuhan semua ini membuat kepala nya berdenyut, ia marah cemburu dan diabaikan ia pulang ke apartemen dan menjatuhkan tubuh nya ke tempat tidur memandang langit langit kamar ia sudah mengakui semuanya pada Ben.

Ia pikir akan mengambil tawaran atasan barunya pindah ke kota lain karena reputasi kerjanya yang bagus, beberapa panggilan telpon dan pesan tidak ia tanggapi bahkan menonaktif kan ponselnya.

Ben hampir meleparkan ponselnya setelah ia tidak bisa menghubungi Taylor lalu ia menelpon Luna menceritakan semuanya Luna sangat terkejut dengan reaksi dan sikap Taylor, Luna memutuskan akan menememui Taylor ia akan bicara pada Taylor.

Ketukan di pintu terdengar taylor membuka perlahan sudah ia duga itu Luna.

"Apa?"

"Mengapa kau seperti ini, Taylor ini bukan kau"

"Coba saja kau di posisi ku"

"Tapi..."

"Luna ku mohon tinggalkan aku sendiri aku butuh waktu menenangkan diri"

Luna terpaksa pergi Taylor tampak kacau dan ia menelpon Ben saat berjalan pergi.

Luna terpaksa pergi Taylor tampak kacau dan ia menelpon Ben saat berjalan pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ben kau dimana?"

"Memang nya kenapa?"

"Taylor akan pergi ia memgambil tawaran untuk pindah ke kantor pusat dan ia sedang bersiap sekarang, aku sudah mencoba bicara namun ia mengabaikan ku"

Ben mematikan panggilan telpon dan bangkit segera pergi dari kantor menuju apartemen Taylor bahkan Taylor sudah keluar selesai berkemas ia terkejut melihat Ben nongol tiba tiba di pintu.

"Jangan pergi, maafkan aku Taylor"

Taylor diam sajania tidak menjawab ia mengangkat kopernya.

"Jangan diamkan aku, Taylor"

"Ben aku harus berkata apa?"

"Menikahlah denganku"

"Kau gila, aku tidak mau menikah dengan mu sampai kapan pun"

Ben membekapnya dari belakang Taylor mencium aroma tajam ia lalu memanggil Luna membuat Luna kaget ia mendelik dan menjadi kesal.

"Kau gila ya menculik petugas"

"Aku memanggilmu aku mau kau yang mengambil tawaran itu bukan kah suami mu perusahaannya disana"

Luna tersenyum manggut manggut ia akhirnya membantu Ben dengan sukarela dibawa kemobil dengan tas tas nya sekalian, dirumah orang tua Ben orang tua nya dan adik serta calon suaminya bingung lihat ketiganya hanya adiknya yang paham ia tertawa pelan begitu ngeh.

Ben tertawa karena Taylor begitu bangun ngamuk marah marah bahkan menyebutkan nama nama hewan dari yang halal sampai ke haram bodo amatlah bisa bisa nya Ben membiusnya dan menculiknya mengajak ajak Luna segala hingga akhirnya Taylor terdiam lelah ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ben tertawa karena Taylor begitu bangun ngamuk marah marah bahkan menyebutkan nama nama hewan dari yang halal sampai ke haram bodo amatlah bisa bisa nya Ben membiusnya dan menculiknya mengajak ajak Luna segala hingga akhirnya Taylor terdiam lelah dan sudah merasa puas.

"Sudah?"

Taylor hanya mengangguk pelan

"Ganti pakaian mu berikutnya giliran kita"

"Hah.....giliran apaan?"

"Nikah, apalagi masa ena ena"

Taylor kaget berdiri memandang Ben tidak percaya.

"Pakai itu, aku menunggu dikapel"

Ben menunjuk pakaian yang tergantung dan pergi asbak yang dilempar Taylor mengenai pintu.

"Aku harus kabur siapa juga yang mau menikah denganya"

Namun buntu sial ia dilantai tiga dan jika mau kabur hanya terjun Taylor masih ingin hidup akhirnya ia menyerah dan mengenakan pakaian yang ditunjuk Ben ia benci jas terasa panas baginya, pintu di ketuk dan dibuka sudah diduga ia dikunci dari luar itu Luna.

"Wah kau tetap tampan dan gagah"

Luna merapikan dasi dan jas nya Taylor tampak marah namun Luna santai dan cuek saja.

"Kau bekerja sama dengan Ben"

"Aku melakukannya untuk mu, aku mengambil tawaran itu agar aku bisa tinggal dengan suami ku"

Taylor menghembuskan nafas kasar ia terjebak di dunia seorang Ben.

Tbc

Tentang Taylor (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang