2

21 4 0
                                    

Flashback On......

Malam yang tenang ini sudah tengah malam seluruh penghuni rumah terlelap hingga mata hitam kecilnya terbuka mendengar teriakan dari lantai bawah ia mendengar suara tembakan dengan peredam, dengan polosnya ia keluar dan turun namun baru juga ditangga ia terkejut ia melihat kedua orang tuanya terkapar didalam genangan darah mereka sendiri dan para pelayan serta security babak belur.

"Mama....papa...."

Semua orang berpakaian hitam serta bertopeng menoleh mendengar suaranya dan mengejarnya ia berlari kembali ke atas ia ketakutan seluruh tubuhnya bergetar, salah seorang hampir menangkap nya hingga ia tersudut di balkon Taylor muda memutuskan terjun dari lantai dua.

Flashback Off.

Seseorang menyentuh bahunya ia terkejut Taylor menoleh ia terkejut dan bangkit.

Seseorang menyentuh bahunya ia terkejut Taylor menoleh ia terkejut dan bangkit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pikir kau sudah pulang"

"Ini saya masih menyelesaikan laporan dan berkas berkas ini"

"Kau sudah memutuskan?"

Taylor mengangguk dan mengambil salah satu berkas dan memberikan nya pada Ben, Ben mengambil dan membukanya ia tersenyum sudah ia duga.

"Kasus mu sendiri dan aku sedang menangani kasus yang sama, dari sekian banyak kasus, kasus mu menarik dan belum ditemukan pelakunya"

"Saya akan mengerjakan nya secara profesional pak, saya tidak masalah jika mengerjakan kasus ini bersama anda"

"Jangan terlalu formal ini diluar jam kerja panggil saja Ben, baiklah kita akan mulai lusa"

Ben menyerahkan kembali berkas itu dan pergi tinggallah ia bersama ada beberapa juga lembur bersamanya, Taylor kembali duduk rupanya atasannya juga mengejakan kasus nya dan ia akan merasa canggung jika menjadi satu tim dengan atasannya.

Luna terkejut saat Taylor menceritakan semuanya.

"Bukan kah itu aneh, bukannya kita....dilarang mengurus kasus yang berhubungan dengan petugas dan kau memiliki trauma masa lalu Tay, kau sudah sejak lebih dari sepuluh tahun tidak kesana dan kah belum pulih"

"Entahlah Luna mungkin ini waktumya aku menemukan pelakunya"

"Taylor, ayo pergi"

Luna dan Taylor bangkit entah sejak kapan Ben sudah berdiri disana.

"Eh pak, memang nya mau kemana"

"Nanti kau akan tahu"

"Aku pergi Luna"

Luna hanya mengangguk ia pergi bersama Ben.

Taylor menghembuskan nafas kasar ia tidak suka ini ia dikamar nya dulu hawa rumah nya terasa tidak nyaman terlebih saat masuk ia masih melihat bercak genangan darah di lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taylor menghembuskan nafas kasar ia tidak suka ini ia dikamar nya dulu hawa rumah nya terasa tidak nyaman terlebih saat masuk ia masih melihat bercak genangan darah di lantai.

"Kau baik baik saja"

Ia menoleh dan mengangguk pelan

"Ya pak, sudah lebih dari lima belas tahun tidak kemari"

Mereka melihat lihat Taylor mengulangi apa yang ia lakukan malam  itu hingga ia kembali berlari dan memilih terjun, ia pergi ke dapur dan Ben memanggilnya ia segera menghampiri.

Ben menemukan ruang rahasia yang bahkan ia sendiri tidak tahu ia dan ibu nya menempati rumah imi memang baru berbeda dengan ayahnya.

"Aku tidak tahu ada ruang rahasia"

Dengan senter ponsel mereka mencari saklar lampu dan ketemu keduanya mematung dan saling pandang lalu kembali memandang ke depan, Taylor mendekati papan putih ada banyak sekali tulisan acak dan panah serta beberapa foto hingga ia membaca tulisan paling bawah rahang nya mengeras.

"Ayah ku masih hidup"

Taylor menoleh dan Ben mengangguk

"Ya ia masih hidup inilah alasan aku menunjukan berkas ini secara sengaja pada mu"

Ben mengambil sesuatu dari saku jas panjang hitam nya dan menunjukkannya pada Taylor foto fot jelas itu ayahnya dan masih baru.

Ben mengambil sesuatu dari saku jas panjang hitam nya dan menunjukkannya pada Taylor foto fot jelas itu ayahnya dan masih baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada suara"

Ben membekap Taylor ia menariknya sembunyi karena langkah kaki itu menuju kearah mereka, mata Taylor membulat ia bisa melihat siapa itu Ben melepaskan bekapannya mereka sembunyi di dalam lemari yang memiliki kisi kisi bisa melihat keluar melalui lubang kisi kisi itu.

Mereka melihat apa yang orang itu lakukan mereka mengenalnya itu ayah Taylor entah apa yang ia cari, Taylor dan Ben saling pandang mereka jadi ingin tahu apa yang.

Setelah aman dan yakin ayahnya pergi mereka segera keluar dan pergi kembali kekantor keduanya asyik bicara dan Luna yang melihat dari kejauhan tidak suka dengan kedekatan mereka.

"Kenapa?"

"Aku merasa pak Ben ada niat lain selain membantu Taylor"

"Jangan berpikiran buruk begitubia bos besar kita atau kau merasa cemburu dengan mereka"

Luna mendengus kesal ia memilih pergi kembali ke divisinya ia tidak mau kehilangan Taylor.

Tbc

Tentang Taylor (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang