10

12 3 0
                                    

Adiknya tersenyum bahagia ia akhirnya resmi menikah dan sekarang giliran Ben yang sudah berdiri di dekat pendeta namun Taylor keluar sikut sikutan dengan Luna yang mengantar nya kepada Ben bukan pake rangkul rangkulan mereka masih tegang tegangan, para tamu hanya menahan tawa dan sweat drop melihat keduanya.

"Bajingan kalian"

Makinya pada Luna dan Ben membuat pendeta merasa di suasana canggung hingga pendeta berdehem, Taylor malas malasan mendengar janji nikah Ben dan ia saat ditanya hanya mengatakan.

"Sama kan saja"

Pendeta memijit pangkal hidungnya pusing baru ketemu pasangan yang mau menikah seperti ini beberapa tamu hanya menahan tawa sepanjang pernikahan mereka.

Pendeta memijit pangkal hidungnya pusing baru ketemu pasangan yang mau menikah seperti ini beberapa tamu hanya menahan tawa sepanjang pernikahan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nah masih mau marah marah kau sudah seperti perempuan dari tadi mengumpat, ngedumel dan marah marah"

"Diam kau"

"Kau pms ya?"

Taylor mendelik ia justru menyerang Ben dan mereka terjatuh di tempat tidur orang tuan Ben yang muncul hendak menemui keduanya jadi mematung dipintu pasalnya Taylor sudah duduk diatas Ben.

"Setidaknya kunci pintu dan lepaskan pakaian"

Ben dan Taylor menoleh perlahan Taylor turun dari tubuh Ben ia menjadi kikuk dan Ben bangkit berdiri dari tempat tidur

"Tua bangka, ibu .... maaf Taylor kebelet"

Taylor menggeram masa bodoh lah siapa juga yang kebelet Taylor langsung mengunci Ben dari belakang orang tua Ben menutup pintu terdengar suara seperti ada gulat dari dalam entah apa yang mereka lakukan didalam orang tua Ben langsung ngacir nggak jadi nguping punya menantu sudah kayak penggulat.

Makan malam keduanya hanya diam adik Ben yang sudah tinggal bersama mertuanya jadi yang tersisa hanya mereka berempat.

"Jadi bagaimana rencana kalian selanjutnya?"

"Kami akan pindah kerumah ku besok bu"

"Oh hehehe tolong kalian yang akur ya?"

Ben langsung menoleh Taylor yang tersedak mendengar ucapan mertunya Ben menahan tawa karena wajah Taylor merah padam.

Kantuk masih menyerang Taylor karena Ben terus mengganggunya ia hampir tidak bisa bangun pagi ini semenjak pindah kerumah Ben hidupnya Taylor sudah beraneka ragam Ben senang sekali menggoda dan mengganggunya berakhir bergulat beneran bergulat buka...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kantuk masih menyerang Taylor karena Ben terus mengganggunya ia hampir tidak bisa bangun pagi ini semenjak pindah kerumah Ben hidupnya Taylor sudah beraneka ragam Ben senang sekali menggoda dan mengganggunya berakhir bergulat beneran bergulat bukan begituan di tempat tidur hingga akhirnya Ben berhasil meruntuh kan amarah Taylor, Luna merangkulnya membuat langkah Taylor berhenti.

"Kau disini, mau apa kau kemari?"

"Yaelah gitu amat, aku melapor kemari dan khusus menemui mu, ayo ceritakan bagaimana kehidupan pernikahan mu dengan Ben?"

Keduanya kembali berjalan.

"Aku selalu darah tinggi sejak menikah dengannya"

Luna tertawa mendengarnya sudah ia duga sebenarnya iseng saja bertanya.

"Kalian sangat serasi, Ben itu orang yang super iseng....aku pikir setelah menikah kau akan berhenti menjadi petugas kepolisian?"

"Ya orang tuanya dan Ben maunya begitu tapi mana mungkin aku mau,aku bukan tipe org yang suka duduk diam dirumah seharian ngemil nonton tv"

"Sudah aku duga kau itu orang yang sangat berdedikasi dan kau menyukai pekerjaan mu"

"Tentu saja ini cita citaku sejak dulu"

"Bagaimana dengan orang tua Ben dengan mu?"

"Baik baik saja, ibu tirinya juga baik"

"Ya bagus deh kau beruntung masih punya mertua dan Ben keluarganya adalah keluarga terpandang dan keluarga besar"

"Aku tidak pernah mau tau dan peduli"

Bunyi klakson menyadarkan mereka Luna menoleh ia tersenyum.

"Sudah aku pulang"

Luna menepuk bahunya dan ia berbisik membuat Taylor mematung eengar bisiskan Luna sampai ia tidak membalas lambaian Luna dan suaminya.

Ben sedang menelpon saat Taylor datang membuat Ben heran ia segera memutus telpon dengan relasi perusahaan, Taylor duduk di hadapan Ben dan meletakkan dagunya di meja kerja Ben

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ben sedang menelpon saat Taylor datang membuat Ben heran ia segera memutus telpon dengan relasi perusahaan, Taylor duduk di hadapan Ben dan meletakkan dagunya di meja kerja Ben.

"Ada apa tiba tiba ke kantor dengan wajah seperti itu?"

"Aku syok setelah bertemu Luna pagi tadi, aku pikir aku terkena serangan jantung mendadal aku jadi takut mendengar bisikannya hari ini"

"Baiklah.....memang nya apa yang ia bisikkan sampai kau ketakutan seperti itu Tay?"

"Taylor .... Taylor kenapa kalian memanggilku Tay...kesannya gimana..."

Ben terkekeh ia mengangguk.

"Iya iya....apa yang Luna katakan padamu, Taylor?"

"Ini terdengar aneh memang namun aku tahu ada beberapa yang mengalami nya khususnya pasangan seperti kita"

"Kau berbeli belit Taylor, aku tidak mengerti"

"Eh gimana ya?....Luna hamil, Ben"

Ben mendelik ia tersedak ludah nya sendiri dan terbatuk batuk mendengarnya.

Tbc

Tentang Taylor (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang