Chapter 4 "Kevin and His Love"

5 2 0
                                    

Happy reading, Guys!

Koment dan vote jangan lupa! Thanks a lot!

----

"Jadi, Alana dan Arthur... apa kalian menerima perjodohan ini?" ucap Arda—Papa Arthur—membuka pembicaraan dari inti pertemuan hari ini.

"Arthur..." ucap Arda lagi mempersilahkan Arthur berbicara.

"Setuju," jawab Arthur singkat.

"Alana," ucap Rion mewakilkan Arda, walau tahu jawaban sang anak, Rion tetap menanyakan untuk meyakinkan.

"Alana setuju, tapi Alana belum hubungin mama."

"Mama kamu setuju, kemarin papa hubungin dan dia merestui kalian," ucap Rion, Alana mengangguk.

"Jadi, kamu setuju?" Alana mengangguk kembali.

"Alhamdulillah..." ucap semua serempak, kecuali pria yang menatap Alana tajam.

"Kalian mau tunangan dulu, atau langsung menikah?" Giliran Dyana yang berbicara.

"Nikahin aja langsung, Ma!" Ariana mengusulkan pendapatnya. Adik Arthur itu terlihat senang sang kakak akan menikah.

"Tanya ke mereka dulu, maunya gimana!" ucap Dyana membalas ucapan sang putri.

"Alana ngikut aja, Tante."

"Kamu, Bang?"

"Menikah!"

"Abang sudah ngebet buat nikah!" tutur Ariana membuat semuanya tertawa.

"Ya sudah, gak apa-apa, malah lebih baik!" ujar Arda.

"Bulan depan bagaimana?" Rion memberi usul.

"Mama Alana mengusulkan bulan depan, saya rasa itu waktu yang tepat juga, lebih cepat lebih baik!" sambungnya.

"Boleh, daripada memakan waktu yang lama!" balas Arda.

"Mama dateng?" Suara Alana mengalihkan perhatian semua orang.

"Datang, Nak." Alana mengangguk pelan.

Suasana menjadi agak canggung, entah bagaimana pertanyaan Alana tersebut menimbulkan pertanyaan di benak keluarga Arthur.

Pembahasan tanggal dan segala macamnya terus berlanjut hingga pukul 10 malam. Pertemuan keluarga selesai, kedua pihak keluarga memutuskan untuk pulang.

"Kamu pulang bareng papa, ya?" Rion menawari putrinya, Alana menggeleng.

"Alana pulang sendiri aja, Pa."

Toh, sang papa dan keluarga juga akan pulang ke rumah mereka yang ada di Jakarta. Jadi, Alana tidak mau berada di lingkungan keluarga baru sang papa.

"Kamu bawa mobil?"

"Tadinya bawa, tapi mogok."

"Terus kamu pulang sendiri pakai apa?"

"Taxi."

"Sama papa aja, papa anter ke rumah."

"Enggak usah, Pa. Alana bisa sendiri," ucap Alana menolak.

"Alana pulang bareng Arthur, mau?" tawar Dyana. Sejenak Alana melirik Arthur yang berdiri di sebelah sang ibu.

"Gak usah, Tante. Takut ngerepotin," ucapnya tersenyum sopan.

"Enggak ngerepotin, kok. Sekalian kalian perkenalan," balas Dyana tersenyum.

Alana tak punya pilihan, jika ia ngotot pulang sendiri, pasti Rion akan memaksanya pulang bersama. Jadi, Alana mengiyakan tawaran tersebut.

Alana & Arthur: After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang