27. Euforia tak berujung (18+)

1.8K 159 16
                                    


Double up!

(Mature content!)

Sekali lagi ini cuma karya fiksi hasil menghalu, jangan di bawa baper sampe bikin kesel ya! Mikir alur itu gak segampang tinggal ngebac*t ABCDEFG sampe Z.

Please! Bijaklah sedikit, ok?

Votenya juga kenapa tambah kacau sih? Sumpah! Se-ngeselin itu ya ternyata, kaya lu lagi jualan trus dagangan lu seenaknya di comot gitu aja tanpa di bayar.

Arrrggghhh! Maliiiiiinggggg!

.

.

_________________________________________

_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Remasan di atas rok itu kian mengusut. Lisa masih berpegang kuat pada kain yang menutupi setengah bagian tubuh bawahnya. Membiarkan Jaehyun sibuk bergerilya menjelajahi setiap sisi mulutnya. Pikirannya mulai memasuki zona lain, di awang-awang, seolah ini adalah hal yang di sebut dengan kata mabuk oleh orang-orang.

Perasaan indah itu sama dengan yang ia rasakan saat berhalusinasi di penghujung balkon sekolah bersama Jaehyun di akhir musim semi kemarin. Hanya satu bedanya, ini bukan lagi halusinasi. Ini keadaan nyata yang kini tengah ia rasakan sungguhan.

Tapi sial! Apa-apaan suara itu?

Benda kenyal milik kekasihnya pun terlepas seketika. Hingga satu untaian benang saliva terbentuk saat Lisa mendorong kasar tubuh Jaehyun untuk mengakhiri pagutannya. Keduanya jadi bertatapan marah.

Lisa dengan pikirannya sendiri, sedangkan Jaehyun dengan ketidaksukaannya pada Lisa yang menolak keinginannya.

"Aku sudah bilang berapa kali kalau aku tidak suka penolakan? Kau ke—"

Plakkk!

Salah jika Jaehyun mengharapkan wajah imut yang terlihat gugup saat ia berbicara seperti itu. Nyatanya Lisa tidak sedang dalam mode polosnya.

"Aku tidak mau melakukannya, sekali aku berkata tidak, ya tetap tidak!" Lisa menghapus kasar sisa liur milik Jaehyun yang membasahi setiap sisi bibirnya. Ia kemudian hendak beranjak, sebelum akhirnya Jaehyun kembali mendudukkannya di atas ranjang putih itu lagi.

Agaknya Lisa terkejut melihat wajah kelam itu kembali muncul. Ia mengungkung Lisa, membuang asal tas sekolah miliknya dan juga melepas utuh almamater yang di pakai gadis itu.

"Kau tidak akan kemana-mana! Tidak sejengkal pun sebelum aku berkata 'pergi lah'. Aku pernah sebodoh dulu membuang rasa egoisku hanya untuk membahagiakan mereka. Tapi kali ini tidak! Aku tidak mungkin melepas sesuatu yang penting bagiku demi siapapun lagi."

Unknown gurl;torture ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang