34. Musim semi ke dua

654 141 16
                                    

07mar2022;monday

.

.

_______________________________________

_______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi-lagi musim semi. Entahlah, Lisa juga bingung, ada apa dengan musim semi? Dulu pertemuannya dengan Jaehyun pun pertama kali terjadi di pertengahan musim semi. Kini untuk kedua kalinya, mereka di pertemukan oleh musim semi lagi. Lisa dan Jaehyun tengah duduk berdampingan, di bangku yang tersedia di koridor rumah sakit. Masing-masing dari keduanya tengah memegang secangkir kopi hangat. Tak ada yang berniat memulai percakapan. Keduanya masih larut dalam ingatan masing-masing.

Mengingat sebias bayangan masa lalu, tentang hari pertemuan itu. Senyum cerah, wajah malu, dan tatapan hangat. Seandainya saja sejak dulu Jaehyun tau siapa Lee Yura. Mungkin dari awal ia tak perlu berpura-pura jahat demi melindungi Lisa. Tapi pun, sebenarnya dari ide kepura-puraan itu juga Jaehyun bisa menemukan perasaan lain kepada Lisa.

Ah, entahlah!

Semuanya terlalu rumit kalau di ingat-ingat.

Di lain sisi, Lisa juga tengah mengingat. Betapa konyolnya bahasa cinta mereka dulu. Berpura-pura tak mau, berpura-pura acuh, tapi kenyataannya sama-sama saling membutuhkan. Mengingat lagi wajah cemburu itu saat marah-marah hanya karena tidak ingin melihat dirinya dekat dengan pria lain. Posesif, dominan, egois dan maunya menang sendiri. Itulah Jaehyun. Tapi sejujurnya dari itu semua Lisa bisa memahami betapa pentingnya dirinya bagi laki-laki itu. Bahkan Jaehyun selalu memakai perumpamaan seujung rambut.

Ya, dia selalu berkata 'tak merelakan siapapun menyentuhnya, sekali pun hanya di ujung rambutnya.'

Lisa tersenyum sepintas, sambil membuang wajahnya ke arah lain. Haaah! Entah mau sampai kapan juga keheningan ini berlangsung.

"Nona Lisa?"

Seketika Lisa terperanjat saat mendengar suara lain menginterupsi keheningan mereka. "Ya, dokter?"

"Saya baru memasukkan cairan penenang saraf ke dalam kantong infus pasien Kim. Itu untuk mengembalikan kestabilan kinerja motoriknya. Mungkin untuk satu atau dua jam kedepan efeknya pasien akan tertidur pulas."

Lisa mengangguk, setelah mendengarkan penuturan dari dokter Jang. Keduanya pun saling membungkuk sopan sebelum kemudian dokter Jang beranjak pergi dari depan kamar inap Mingyu. Jaehyun melirik Lisa sepintas, ia menipiskan bibirnya dalam. Agak ragu-ragu juga ingin memulai pembicaraan dengan Lisa.

"Li—"

"Aku harus pulang, kau ingin seterusnya menunggu di sini juga tak masalah. Aku akan kembali satu jam lagi." Setelah mengucapkan semua kalimat itu, Lisa pun meletakkan cangkir kopinya dan berlalu dari hadapan Jaehyun. Menenteng kembali tas nya, tanpa memperdulikan tatapan rindu dari wajah Jaehyun. Sementara Jaehyun, yang awalnya hanya mematung bodoh sambil menatap kepergian punggung Lisa---kini mulai bangun setelah meletakkan cangkir kopinya lebih dulu, ia lantas bergegas mengejar gerak langkah gadis itu. Tak boleh lagi dirinya membuang kesempatan seperti dulu. Dengan segera Jaehyun menyentuh pundak Lisa. Membalikkan tubuh ramping itu, yang kini menatapnya penuh ketidaksukaan. Jaehyun abai dengan tatapan itu, masa bodohlah soal sikap ketus Lisa sekarang. Pokoknya Lisa harus mendengarkan alasan kenapa dulu dirinya sampai terpaksa bersikap seperti itu.

Unknown gurl;torture ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang