Double up!
Sesuai janji, tapi votenya lah pleaseee bikin sesek!
Gengs, please puter lagunya dulu baru baca ya? Ya... Biar lebih ngena! Ok?
.
.
_________________________________________
Beberapa minggu terlewati. Mingyu kini benar menikahi Lisa. Tepat di hadapan Jaehyun juga. Entahlah, jangan tanya bagaimana perasaan pria itu sekarang. Ia sendiri juga kesulitan menjawabnya. Ia ingin sedih, tapi kenyataannya sahabatnya sedang berbahagia. Ingin bahagia, tapi seseorang yang di cintanya kini sudah benar-benar berlabuh dengan laki-laki lain.
Seteguk wine kembali Jaehyun telan. Ia tersenyum samar, melihat Lisa yang tengah menari bersama keluarga besar dari Mingyu. Kakek neneknya, paman bibinya, dan juga sepupu-sepupu dari keluarga besarnya. Terlebih lagi melihat sosok bijaksana yang tadi menyerahkan Lisa pada Kim Mingyu. Keadaan benar-benar berbalik. Jaehyun kini bukan lagi apa-apa untuk gadis itu. Untuk apa juga ia memaksakan Lisa kembali, kalau kenyataannya gadis itu juga sangat bahagia dengan pilihannya sekarang. Entahlah, entah benar bahagia atau tidak tapi yang terlihat ia sangat menerimanya.
Satu tegukan lagi Jaehyun telan. Merasakan pahitnya alkohol sama dengan keadaan hidupnya sekarang. Ia menyugar kasar rambutnya, lalu berjalan gontai keluar dari aula pernikahan. Mencari udara lain dari sekedar rasa sesak yang membunuhnya pelan-pelan. Bibirnya mulai bersenandung acak. Ia menyanyi, atau lebih tepatnya menciptakan lagu tentang suasana kelamnya sendiri.
"Musim dingin telah berlalu dan musim semi kini telah tiba~ kita merasa terpuruk dan sakit karena rindu~ aku menyanyikan lagu sedihku~ dengan air mata kesedihan dan penderitaan sedih~ aku menyanyikan lagu sedihku~ cinta itu ku kirim jauh lewat awan yang mengapung~ o-oh~"
Mabuk. Begitulah keadaan Jaehyun sekarang. Bibirnya terus meracau, dengan segelas wine yang masih ia pegang sebelum akhirnya meletakkan itu di kursi panjang yang tersedia di depan gereja. Ia kemudian berbaring, meletakkan satu tangannya di atas dahi. Menatap langit-langit sore, yang warnanya tak senada dengan suasana hatinya. Warna cerah itu justru berbanding terbalik dengan hatinya yang membiru gelap. Jaehyun menangis, tanpa sadar. Di antara rasa mabuknya ia tetap mengingat kenangan manisnya bersama Lisa.
"Di bawah langit yang sama, di tempat yang berbeda~ kau dan aku. Aku meninggalkanmu karena kamu dan aku tidak cocok~ hanya satu kata~ pengecut! Tapi aku pergi karena aku tak pantas untukmu~ berpisah seperti ini~ akhir dari perjalanan cinta tidak ada yang bisa menghiburku~ berharap sandiwara menyedihkan ini adalah yang terakhir dalam hidupku~ sekarang akhirnya tirai pun turun~"
Bibir Jaehyun terkatub sepintas, ia menghirup air hidungnya yang mulai memenuhi sebagian rongga hidung. Mengusapnya sebelum kembali menatap pintu gereja yang terbuka, menampakkan Lisa dan Mingyu yang tengah berdansa manis saling berpelukan. Jaehyun tersenyum sendu, sambil tangannya terjulur ke arah kedua orang itu. Masih dengan posisi yang sama, tertidur di bangku taman di depan gereja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown gurl;torture ✔
Fanfic[M] Hanya tentangku yang memujamu seperti udara. Tak peduli kau menerimaku atau tidak, tapi aku tetap hidup di sekitarmu dan memberikan seluruh hal yang ku punya pada manusia berhati beku yang nyatanya tetap membuatku bertekuk lutut. -Lalisa