Brak!
Pintu mobil Limosin itu tertutup kencang Jennie dengan balutan selimut memberontak minta dilepaskan
"Tolonglah lepas!! Kau ini tidak punya urusan sama Ku urusan mu sama Dady ku kenapa kau tidak perkosa saja dia bajingan!!! Lepas pria sialan lepaasss kau ingin merenggut kesucian ku?? Tolong jangan dia sudah ku jaga amat rapat!" Gadis durhaka, Vanderson mengelengkan kepalanya tak abis pikir bagaimana bisa gadis ini berucap seperti ini benar berbeda sekali dengan sifat Jaane yang berbicara sopan dan tidak pernah mengeluarkan kata umpatan yang kasar.
"Diam gadis cerewet mengapa kau berbeda!"
"Berbeda bagaimana?!!"
"Kau Jaane berbeda!"
"Hei sudah berapa kali ku bilang aku bukan Jaane mu aku JENNIE JENNIE J-E-N-N-I-E JENNIE!!!!" murka Jennie sambil mengeja namanya
"Lagian kau ini gila ya?!! Mengapa kau terus menganggap ku Jaane??!!"
"Karena kau mirip dengan Jaane ku"
"Seterah itu hanya mirip,aku dan dia beda kau lepaskan aku sekarang!!"
"Kau yakin?"
"Yakin dasar om pedo!!"
"Kau yakin dengan tubuhmu yang terbalut oleh selimut saja sayang?" Tak terasa mobil Limosin itu sudah memasuki area mansion yang super duper luas
"Kau gila? Ini benar punya mu?"
"Ya kenapa? Kau tidak percaya?" Vanderson menggendong tubuh Jennie untuk masuk keatas melangkah demi langkah kaki panjang itu menuju lift yang bertujuan kelantai atas
Memasuki pintu gold yang lebih dominan dari pintu yang lainnya kamar mewah dan indah benar seperti dongeng yang ada, Jennie melirik Vanderson dia masih dendam kepada pria ini
"Lalu kau membawa ku sini untuk apa! Kau lepaskan aku! Aku ingin pulang please kau ingin memperkosa ku?! Jangan kau bisa ku laporkan kepihak berwajib agar kau dipenjara dan mendekam dijeruji besi!"
"Haha kau yakin? Percuma saja sayang kau pulang karena orang tua mu sudah ku bunuh!" Jennie membulatkan matanya
"Kau!!! Kau pembunuh!!! Sialann lelaki sialan pria biadab iblis kau jahat hiks kau apa kan Dady dan momy ku hiks kau gila kau gila!!! MATI SAJA KAU!!! APA SALAH MEREKA?!! KARENA HUTANG?! JIKA KARENA HUTANG KAU BAWA SAJA AKU JANGAN KAU BUNUH DIA!!! KAU SERAKAH MANUSIA SERAKAH!! hiks!!" Jennie terduduk meratapi nasib setelah tahu tak ada lagi orang terdekatnya
"Ini akibatnya jika Dady mu berani main main bersama ku, sudahlah Jen kau iklas kan saja mereka dan kau hidup berasama ku"
"Hidup bersama mu kau bilang?! Disaat semua orang bahkan keluarga ku tak ada sekarang kau bilang hidup bersama mu?! Cih tak Sudi! Hiks hidup bersama mu sama saja aku hidup dikandang singa apakah aku tidak akan disantap terus menerus bersama mu?! Lebih baik aku mati!!"
"Tutup mulut mu gadis sialan!! Jangan Pernah ucapakan mati sekalipun, kau tidak akan bisa mati kau tidak akan bisa meninggalkan ku lagi!! Cukup sudah cukup!!" Vanderson membentak Jennie dengan emosi yang memuncak.
"Lebih baik kau tidur" ujar Vanderson
"Tidak!"
"Tidur! Oh atau kau ingin ku perkosa" ancam Vanderson geram kepada Jennie yang terus melawan.
"Mati saja kau!" Jennie tetap tidak merebahkan tubuhnya ke kasur Vanderson yang mulai jengan bertanya.
"Mengapa tidak tidur?!"
"Selain pedofil kau juga bodoh om! Aku tidur dengan tubuh yang hanya terbalut selimut saja? Dasar pria pedo tidak peka aku butuh pakaian bodoh!" Vanderson memutar bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT/TWOSHOOT:[ON-GOING]
Short Storystory oneshoot/twoshoot Simpel! Ringan! Genre acak!! Diharap sebelum baca sok Follow dulu🙏 no salpak! gak suka pergi!