2 - flashback

43 6 1
                                    

Tidak apa, jika sekarang diharuskan menjaga jarak, menahan rindu melatih cinta, kalau pada akhirnya dipertemukan dengan cara yang Allah ridho dan Allah suka.

-El Gibran Hamdan Khairullah

Gibran POV

"Nama saya El Gibran Hamdan Khairullah, panggil saja Gibran, saya di besarkan di sebuah pondok pesantren, hari ini tepat hari di mana saya di lahirkan, sekarang saya berusia 20 tahun, saya berharap Allah mempertemukan kami kembali dengan perasaan yang sama seperti dulu.

Flashback...

"El sini bola nya!" ucap Yaya kepada ku, dia satu satunya sahabat kecilku.

"Ga mau wle, kalo mau ambil aja sini kejar aku!" jawab aku tertawa sambil berlari meninggalkan nya, dia pun mengejar aku dan berusaha merebut bola yang aku pegang.

Brukk

Karena fokus berlari dan tidak melihat sekitar, aku tak sengaja menendang batu dan akhirnya jatuh. Aku meringis kesakitan dan dan dia segera berlari ke arahku.

"El! El nda papa?" tanya nya dengan khawatir ketika melihat ku meringis kesakitan. Aku menganggukkan kepala memberitahunya bahwa aku baik baik saja.

"makanya El jangan usil! kan jadi jatuh" ucap nya lagi tapi setelah itu dia diam menundukkan kepalanya.

"Yaya kenapa??" tanya ku ketika mendengar isakan dari Yaya, aku melihat wajah nya yang merah karena menangis.

"Maapin Yaya, gara-gara Yaya, El jadi jatuh hiks...hiks... kalo tadi Yaya ga ajak El main bola, pasti El ga bakal jatuh hiks... maafin Yaya..." ucap Yaya terbata-bata, sesekali dia menyedot ingusnya.

"Bukan salah Yaya, nda papa kan lukanya ga sakit banget kok, kalo gitu kita pulang aja yuk" ajak aku kepada Yaya yang masih sesenggukan.

"Jangan! kalo mami tau pasti nanti Yaya di marahin hiks...hiks jangan pulang dulu hiks" jawab Yaya memegangi tangan ku dengan gemetar.

"Emm yauda kalo gitu Yaya pulang dulu ke rumah, terus ambilin kotak obat ya" ucap ku pada Yaya yang masih menangis.

"Tapi kalo mama tanya kenapa aku bawa kotak obat gimana?" tanya Yaya padaku.

"Bilang aja mau main dokter-dokter an" ucap ku sambil tertawa kecil. Aku terkejut pasalnya Yaya langsung mengangguk patuh pada perkataan konyolku tadi, dan dia pun pulang ke rumahnya mengambil kotak obat.

Tak lama kemudian dia kembali membawa kotak obat bewarna putih itu.
Dia segera membuka kotak itu lalu mengambil beberapa obat.

"Ga di marahin mami kamu kan??" tanyaku pada Yaya yang sedang membuka kotak p3k itu. Yaya menundukkan kepalanya diam tak menjawab pertanyaanku.

"Yaya??" tanya ku memastikan.

"Sebenernya Yaya ga bilang ke mami tadi, Yaya langsung masuk kerumah diem-diem buat ambil ini" ucapnya sambil mengangkat kotak p3k itu.

"El diem aja! jangan bilang mama ya!" ucap Yaya kemudian meneteskan salah satu obat pada selembar kapas.

"Emang kamu tau mana yang di pake buat balut luka?" tanya ku pada Yaya yang sibuk melihat obat yang ada di dalam kotak tersebut.

"Tau dong! Yaya pernah liat mami obati luka kecil yaya pake obat ini" jawab Yaya sambil menunjukan betadine dan kapas.

Aku menganggukkan kepalaku dan membiarkan dia mengobati lukaku. Aku sedikit meringis karena menahan sakit saat Betadine itu di teteskan ke luka ku.

"Makasi Yaya" ucapku sambil tersenyum ke arah Yaya, dia membalas ucapanku dengan senyum manisnya.

"El, abis ini El masi mau temenan sama Yaya kan?" ucap Yaya dengan wajah murung.

"Kenapa engga? kan temen El disini cuma Yaya, kok Yaya nanya gitu?" ucapku sambil menggenggam tangannya.

"Yaya takut abis kejadian ini terus El ga mau lagi temenan sama Yaya, terus El ninggalin Yaya hiks" ucap gadis itu dengan mata berkaca-kaca.

sedetik kemudian aku menarik dia kepelukanku, dan menenangkan dia.

"El janji ga bakal ninggalin Yaya kok, Yaya janji juga jangan ninggalin El ya! sampe kita gede pokok nya Yaya harus temenin El!" ucap ku padanya.

"Yaya janji!" ucap Yaya, aku tersenyum lebar kemudian kami saling mengaitkan jari, berharap pertemanan kami akan terjalin selamanya.

"Yaya sayang sama El!" ucap gadis itu tersenyum lebar kepadaku. Aku membalasnya dengan anggukan kepala dan senyuman kecil.


Dari sinilah perasaan itu muncul untuk terus menjaga dan menemani dia. Tapi kenyataannya sekarang kami berpisah, sangat lama.

Aku mengingkari janji yang pernah aku buat sendiri.

Flashback end

Klik bintang nya dulu !!

. . .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Maa Syaa Allah, Mas Santri.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang