(18+) MENGANDUNG UNSUR DEWASA DAN KEKERASAN!
🌹🌹🌹🌹🌹
Siena Valletta Kennedy, gadis asal Milan yang selalu menutup mata dan telinga untuk hal-hal yang sering terjadi di sekitarnya. Siena selalu berusaha membuang segala pengalaman buruk dalam hidup...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malpensa Airport, Milan - Italy | 9 Am|
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Woo! Akhirnya kita sampai juga!" Pablo menghirup nafas panjang dari pintu pesawat yang baru saja mendarat. Ia merentangkan kedua tangannya sambil memejamkan mata. Bibirnya menipis.
Setelah berjam-jam waktu perjalanan, akhirnya mereka sampai di bandara di Milan. Mereka menggunakan pesawat komersil milik Keluarga Carrington. Sementara yang lainnya sudah turun duluan. Tadi Drake dan Pablo keasyikan bermain kartu sehingga tidak sadar kalau pesawat sudah mendarat.
Cuaca di Italia lebih dingin daripada Amerika Serikat untuk saat ini. Salju mulai turun, banyak keberangkatan yang ditunda akibat cuaca buruk. Bersyukur mereka berangkat di waktu yang tepat dan selamat.
Di belakangnya, Drake mengambil kopernya sendiri tanpa bantuan bodyguard. Prinsipnya, selagi ia mampu ia tidak membutuhkan pertolongan.
"Minggirlah!" Katanya ketus saat Pablo menghalangi jalan.
Lamunan Pablo tersentak, lalu menatap kesal Drake. "Kau membuyarkan mimpiku!"
Drake mendorong tubuh Pablo agar minggir. Sebelum menuruni tangga, ia memasang kaca mata hitamnya. Menatap sekitar. Salju mulai menutupi lapangan luas itu. Cuaca begitu dingin. Bukannya melangkah maju, Drake memutar tubuhnya dan masuk kembali ke pesawat. Pablo menatapnya kebingungan, pun dia mengikuti Drake.
"Kenapa kau masuk lagi?"
Drake tidak menimpali. Ia membongkar kopernya dan mencari-cari sesuatu.
"Kita bisa ketinggalan--," Drake melempar sebuah syal pada Pablo. Pablo tersenyum menatap temannya itu. Drake sangat tahu kalau dia tidak membawa syal. Ah, Drake sweet sekali.
Tak hanya itu, Drake juga memberinya sebuah mantel yang begitu tebal. Cocok untuk musim dingin. Pablo menerimanya dengan senang hati.
"Thanks, Man."
Mereka memakai syal dan jaket dengan cepat lalu keluar dari pesawat. Mengikuti gaya manly Drake, Pablo ikut-ikutan memakai kacamatanya. Ia berjalan dengan dagu terangkat di samping Drake. Sementara Drake hanya menampilkan wajah datarnya. Mereka berjalan sambil menyeret koper masing-masing.