2. Terciduk

16 2 0
                                    

Bismillah..

Makasih untuk yang udah mau baca😘.

Berikan kritik dan sarannya agar bisa di perbaiki kedepannya.

Jangan lupa ramaikan komentarnya dan berikan bintang 🌟 follow juga ya.

Happy reading 🤗

________

Saat sedang memakan makanan yang tadi di pesan olehnya. Ada seorang Siswi yang memanggilnya dari arah belakang.

"Kak Asywa"

Belum sempat menoleh Siswi tadi sudah berada di samping mejanya. Terlihat menarik nafasnya agar teratur sebelum mulai bicara.

"Tadi aku di suruh Bu Yuli kata beliau kakak di suruh ke ruangannya, sebelum jam pulang sekolah. Ada hal penting". Ucap Diva adik kelasnya menyampaikan.

Terdengar Asywa menghela nafas pelan. Kemudian mengganguk.

"Ya udah, makasih ya" Asywa tersenyum sebelum Diva beranjak pergi.

"Ada masalah?"

Asywa hanya diam saja beberapa saat. Sebelum menatap sahabatnya itu.

"Belum tau, semoga ngga ada" Batinnya ragu. Dirinya sudah memikirkan hal ini sejak tiga bulan yang lalu.

________

Tok..tok..tok..

Terdengar suara pintu di ketuk tiga kali. Hingga selang beberapa detik suara salam terdengar.

"Assalamualaikum.."

"Silahkan masuk" Seru seseorang dari dalam ruangan.

"Duduklah"

Tanpa menimbulkan suara sedikitpun dirinya duduk didepan wanita dewasa tadi. Yang tidak lain Gurunya.

"Begini nak Asywa. Ibu cuma mau mengingatkan tentang pembayaran uang sekolah kamu yang sudah menunggak selama lima bulan" Bu Yuli menghela nafasnya pelan.

"Minggu depan sudah ujian tengah semester. Ibu hanya tidak ingin kamu tidak di perbolehkan untuk mengikuti nya". Jelasnya dengan halus. Bu Yuli memang tau keadaan Asywa. Rumah beliau dekat dengan Asywa. Hanya terpisah satu rumah di sampingnya.

"Maaf Bu. Asywa usahakan untuk membayar secepat mungkin". Jawabnya. Bu Yuli mengganguk.

Setelah selesai tangannya menarik pelan pintu ruangan Bu Yuli agar tertutup kembali. Memejamkan mata sejenak. Sebelum melangkahkan kakinya pergi dari sana.

________

Kakinya terus melangkah dengan berjalan di pinggir jalan raya. Setelah meninggalkan area sekitar sekolah.

Dengan tujuannya yaitu toko bunga Oma Berty. Yang letaknya tidak jauh dari tempatnya bersekolah. Asywa memang bekerja di sana setelah dirinya pulang dari sekolah.

Letaknya yang dekat dari sekolah memudahkannya dengan gaji yang lumayan.

Asywa bersyukur Oma Berty membolehkannya bekerja setengah hari saat sekolah masuk dan satu hari full saat weekend.

Asywa memang bisa naik angkutan umum supaya lebih cepat sampai. Tapi dirinya berfikir ulang dengan menyimpan uangnya dan lebih memilih berjalan kaki.

Asywa menatap langit yang nampak gelap. Tetesan-tetesan kecil mulai membasahi pipinya yang menengadah ke atas langit. Seragam putih abu-abunya sedikit basah.

Tidak lama matanya menatap ke depan dan berlari saat melihat ruko.

Tasnya Asywa pakai untuk menutupi kepalanya untuk melindungi supaya tidak terlalu terkena air hujan.

AGHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang