Ran menapaki lantai rumahnya, rumah bertingkat dua ini begitu gelap, sepertinya lampu belum di hidupkan dari mereka berangkat sekolah hingga pulang, tentu saja, memangnya siapa yang akan menghidupkan nya?
"Rin?..." Ran menutup pintu rumahnya, dengan pelan di menggerakkan nya pintu itu mengeluarkan bunyi seperti suara pintu di rumah hantu yang biasa dia tonton bersama Rin. Dia bergidik ngeri membayangkan nya.
Suara sepatu kulitnya menggema di lantai marmer yang ia tapaki. Iyalah, masa ngawang.
"Rin, Kamu udah pulang..?"
"Udah, bang."
Ran tersentak setengah mati, "bangsat lu tuyul! Pergi ga! Mau maling lu hah?!"Ran mendekati saklar lampu ruang tengah di rumahnya, dia menghidupkan lampunya, dan wala! Lampunya menyala!
Dan tuyul itu pun menghilang, "Hakkai tai, peliharaan nya ga di jaga."
"Aku mandi aja dulu deh, udah malem juga, mungkin Rin ada di kamar." Ran tau itu, karena ada sepatu sekolah Rin di dalam rak sepatu khusus untuk orang rumah, dan juga Rin bukan anak yang suka menginap atau berada di luar rumah terlalu lama.
Jadi pasti Rin sekarang berada di kamar, atau diruang musik.
Ran membuka pintu kamar miliknya, dan juga Rin. Jangan tanya kenapa, mereka tidur saja satu ranjang, kan kakak-adik jadi gapapa.
Dia berjalan mengitari tempat tidur, masih rapi, seperti tadi pagi. Dia mengangguk mungkin Rin sehabis mandi langsung pergi ke ruang musik, atau perpustakaan mini di rumahnya.
Rin itu orangnya sangat mencintai kebersihan, seperti salah satu guru pendek mereka. Rin akan marah jika melihat rumah berantakan, atau Ran mengacak-acak rumah. Yaiyalah, saya juga begitu.
Merasa badannya lengket, Ran segera meletakkan tasnya di tempat yang sudah disediakan oleh Rin didalam kamar mereka.
Biar rapi! Gitu kata Rin, yang diingat oleh Ran ketika dia bertanya untuk apa tempat² seperti itu.
Dia mengambil handuk kecil dari atas kasur yang memang selalu di siapkan oleh Rin saat mereka akan berangkat sekolah,
"Buat apa dek?" Tanya Ran ketika melihat adiknya sedang meletakkan 2 handuk di atas tempat tidur.
"Biar nanti habis pulang sekul langsung mandi, biar ga buka² lemari lagi, habis dari luar kan kotor." Ran hanya mengangguk mendengar penjelasan adiknya itu.
kemudian Ran masuk ke kamar mandi untuk menjalankan ritual membersihkan diri nya.
Di sela² kegiatan membersihkan diri, Ran juga kadang tertawa sendiri seperti orang gila, tapi ran ketawa ada sebabnya kok, ga gila beneran.
Ran tertawa, ketika mengingat kejadian tadi siang, Sanzu kek orang penyakitan soalnya, nah trus kebayang leher Rin jadi panjang, kakak biadab emang. Tapi kemudian wajahnya tidak menampilkan senyum ataupun tawa lagi, raut wajah itu berubah menjadi bingung ketika mengingat bahwa Rin masih marah padanya. Tapi kemudian dia menggeleng, kembali tertawa karena leher Rin yang panjang lebih lucu :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gabutnya Anak Tokrev
HumorBaca peringatan sebelum membaca cerita saya :) Sebelum itu. 𝕎𝕒𝕣𝕟𝕚𝕟𝕘!!! Karakter milik 𝐊𝐞𝐧 𝐖𝐚𝐤𝐮𝐢, saya hanya meminjam untuk dijadikan tokoh-tokoh didalam cerita yang saya buat! ℂ𝕒𝕥𝕒𝕥𝕒𝕟: -bukan bl atau semacamnya :) Eeeum.. cuma...