1

206 16 0
                                    

Published : 1 Maret 2022

"Lin, ayo dong ikut. Biar gue ada temennya." Bujuk Lami dengan memasang muka melas.

"Nanti kalo lo disana sama Jeno, gue sama siapa? Yang ada bakal canggung." Erlin tetap berkutat pada buku pelajarannya. Ia bersikekeuh untuk menolak Lami yang mengajaknya bertemu dengan teman-teman Jeno dari SMA Dream.

Masalahnya, disana Lami pasti akan berduaan dengan Jeno dan mengabaikan orang-orang disekitar mereka. Lebih tepatnya, dunia hanya milik mereka berdua.

Lalu bagaimana dengan dirinya?

"Lo bisa kenalan sama yang lain Lin, temen Jeno baik-baik kok. Percaya deh sama gue." Lami menunjukkan puppy eyes andalannya. Ia menatap Erlin penuh harap.

Helaan napas panjang terdengar. Buku matematika yang dipegangnya langsung merosot kebawah. "Jam berapa?"

Senyuman hangat langsung terbit dari muka Lami. Entah kemana raut sedih yang beberapa detik lalu ia tampilkan. "Jam 7 malam."

***

Sabtu pagi.

Erlin sibuk mengepel lantai kamar dan seluruh ruangan apartemennya. Sesekali ia mengelap keringat yang mengalir dari pelipisnya.

Tidak semua orang bisa menikmati weekend dengan santai dan tenang. Seperti Erlin yang sangat sibuk karena harus membersihkan tempat tinggalnya.

Sekarang, gadis itu sudah berpindah tempat ke sebuah supermaket didalam mall untuk belanja mingguan.

Trolli barang didorong pada bagian rak yang menjual aneka sayur-mayur. Erlin mengambil beberapa seperti brokoli, wortel, tomat dan asparagus. Dia juga menuju bagian buah, daging dan bumbu masak.

Setelah semua kebutuhan rumah selesai ia beli, Erlin berjalan keluar dari mall untuk memberi makanan pada kucing dekat tempat itu. Kebiasaan ini sudah lama Erlin lakukan tiap dia belanja mingguan.

Waktu itu, Erlin tidak sengaja melihat dua kucing liar berwarna oranye dan yang satunya lagi bercampur warna putih. Kucing-kucing itu tampak lesuh dan kurus. Tidak terurus sama sekali hingga menggerakkan hati nurani Erlin untuk berbuat baik dengan membelikan makanan.

Bibirnya melengkung lega dan nyaman. Ia mengelus si putih dan berujar, "Dadah."

Kaki jenjang itu langsung melipir dekat jalanan.

Erlin memesan pengantaran mobil online. Maklum, ia tidak punya kendaraan pribadi. Kalaupun ada, Erlin tidak bisa mengendarainya sama sekali.

Deru bisingan motor menggebu dari arah kanan. Erlin terlalu fokus pada ponsel miliknya sampai ia tidak sadar....

Brughhh

Semua belanjaan Erlin jatuh dan berantakan kemana-mana. Cewek itu sangat shock dan tidak bisa menggerakkan badan sekali. Ia kaget karena seseorang telah menabraknya barusan. Beruntung hanya luka kecil yang ia alami.

Erlin benar-benar frustasi karena semua barang belanjaannya harus hancur. Sia-sia ia memilih dengan cermat dan menghabiskan banyak waktu untuk kesini.

Si pengendara bangkit dan melepas helmnya dengan sekali sentakan. Ia menatap Erlin dengan garang.

"Lo ngapain maen hp sambil berdiri deket jalan bego!" Hardik cowok tersebut yang membuat Erlin terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo ngapain maen hp sambil berdiri deket jalan bego!" Hardik cowok tersebut yang membuat Erlin terkejut.

Erlin tidak percaya bahwa dirinya diteriaki dengan keras. Padahal jelas-jelas dia adalah korban. Ia sampai tidak bisa berkata-kata dan terperangah. Bahkan sampai cowok itu melenggang pergi, Erlin masih berjuang dengan kekagetannya.

Beberapa detik saat menyadari apa yang terjadi, Erlin langsung melongokkan kepala pada jalanan kosong. Matanya bergulir pada belanjaannya yang pupus.

Erlin dilanda penuh tekanan.

Bodohnya ia sudah membiarkan cowok tadi pergi tanpa bertanggung jawab.

***

Malam, jam 7.

"Erlin, lo dimana?"

"Lagi jalan kesitu. Bentar lagi nyampe."

"Ok, soalnya udah pada ngumpul. Tinggal lo doang."

Sambungan telepon putus. Lami menyusul ke kelompok Jeno. "Bentar lagi nyampe katanya."

"Lami, lo beneran gak mau ngasih instagramnya ke gue? Gue cuma mau liat muka anaknya." Yang bertanya barusan adalah Chenle. Cowok paling tajir diantara geng mereka. Yang kalau salah satu dari mereka berulang tahun, minimal jam tangan berlogo apel yang ia dihadiahkan.

"Udah gue bilang kan, kalopun gue kasih juga percuma. Anaknya gak pernah upload apa-apa." Lami menjukkan layar hp nya yang menampilkan akun instagram bernama 'erlinsunshine'.

"Wow.... impressive." Tutur Jaemin dengan sorot mata berbinar. Ia benar-benar takjub karena baru pertama kali melihat instagram seorang cewek dengan 0 postingan.

"Aaa ini... seriusan?" Jisung juga tak kalah terkesan.

Lami mengangguk mengiyakan. Ia mengangkat dagu untuk menunjuk seseorang yang baru datang.

 Ia mengangkat dagu untuk menunjuk seseorang yang baru datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kayak pernah ngeliat." Gumam Renjun tiba-tiba.

"Sorry telat." Erlin meminta maaf pada Lami.

"Gakpapa Lin. Kita juga baru mau mesen kok." Lami memberi kelima tangannya kearah cowok-cowok yang terlihat asing dimata Erlin. "Ini temen-temennya Jeno."

"Renjun, Jisung sama Jaemin." Lanjut Erlin.

"Oh hai, Erlin." Erlin menjabat masing-masing tangan si cowok dan tersenyum ramah.

Lami menarik salah satu bangku disamping dan memberinya ke Erlin yang ditanggapi dengan sangat baik.

"Lo satu kelas sama Lami, Lin?" Tanya Jaemin.

"Iya."

"Katanya lo anak pinter ya?" Giliran Renjun.

"Oh itu.. karna rajin belajar aja."

"Beda sama cewek gue ya." Jeno menoleh jahil pada Lami disertai mata tersenyum khas miliknya. Dan tentu saja Lami langsung melotot tidak terima.

"Aku tetep suka kok." Jeno mengacak rambut Lami pelan.

Kan.

Apa Erlin bilang. Dunia memang serasa milik mereka berdua. Jujur saja, Erlin sudah merasa canggung sejak pertama kali dia melihat teman-teman Jeno dari kejauhan.

Seseorang datang menghempaskan tubuhnya begitu kuat, ia duduk disamping Erlin sembari membuang napas kasar.

"Woi Chan, dari mana?" Chenle tampak semringah dengan kehadiran teman sefrekuensinya yang baru bergabung.

"Abis ngambil motor dari bengkel."

"Kenapa? Rusak?"

"Tadi pagi ada cewek tolol yang main hp deket jalanan, gue nabrak dia." Jawab Haechan disertai nada yang terdengar kesal. Ia baru sadar ada orang tak dikenal disebelahnya.

Haechan menoleh dan sedikit terkesiap, lalu berkata "Dan cewek tololnya ada disamping gue sekarang."

***

To be continue...

INSIDEN || HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang