Musim Semi, Rindu, dan Pelukan

72 7 4
                                    

Sorry for typo guys and happy reading...

Bunyi daun yang berguguran, menghiasi suasana musim semi yang indah ini.

Disetiap hembusan angin yang menerpa kulitku, aku sungguh menikmatinya.

Aku rindu suasana ini saat bersamamu, kumohon datanglah kepadaku.

Berdiri didepanku saat aku membuka mata, memegang lembut kedua sisi lenganku.

Aku ingat saat kau memberikan senyuman teduh kepadaku yang membuat hatiku menghangat.

Saat kau membelai pipi merah ku dengan lembut, lalu terkekeh geli saat aku tersenyum malu.

Aku merindukan sosokmu yang selalu membuatku tersenyum bahagia.

Air mataku menetes saat ini, apakah kau tak mau menghapuskannya untukku sama seperti saat kita masih bersama?

Kau mengatakan jika kau tidak bisa melihat wanita yang kau sayangi ini menangis.

Lalu dimana tangan yang selalu menyeka air dipipiku ini?

Sampai detik ini, kukatakan aku masih mencintaimu.

Dan detik ini juga, aku juga menangis. Aku menggenggam erat kertas berisi puisimu. Aku sungguh minta maaf. Aku pergi bukan hanya semata-mata meninggalkanmu tanpa alasan. Aku pergi untuk memperjuangkan hubungan kita.

"Tunggu aku y/n. Aku juga sangat mencintaimu." Lirihku.

"Kak Hyunjin?" Seseorang memanggilku, aku segera menghapus air mata yang menetes dipipiku.

"Ya, ada apa Yeji?" Jawabku mencoba tersenyum.

"Kau harus menghadiri rapat siang ini. Jangan lupa ya?" Aku mengangguk mendengar tuturannya. Ia adikku dan juga sekretarisku.

"Oh, kau menangis? Kau membaca puisinya lagi?" Aku hanya diam begitu dia menyadari aku menangis karena membaca puisinya lagi.

"Sudah berapa kali kau membacanya dari 3 hari yang lalu?" Tanya adikku.

" Entahlah." Jawabku tersenyum geli. Aku menatap puisi y/n digenggamanku. Lantas tersenyum, mengingat puisi ini aku dapatkan dari kurir 3 hari yang lalu. Tapi tak bosan aku membacanya.

•••

"Oy! Y/n!" Sapa teman sekantorku, lantas ku tolehkan kepalaku kearahnya.
"Apa?" Ucapku sembari tersenyum.

"Bagaimana kabarmu?" Tanyanya masih dengan senyumannya itu.

"Aku baik-baik saja, lalu kau Han?" Tanyaku kembali. Dia tak menjawab, melainkan hanya tersenyum. Bodoh sekali kau bertanya seperti itu Y/n. Sudah pasti dia sedang tidak baik-baik saja, karena permasalahan yang sedang menimpa dirinya akhir-akhir ini. Karena tidak mau dia tersinggung, aku hanya tersenyum kaku.

"Ah ayo." Ucapku berusaha memecahkan rasa canggung ini.

Lalu kita ke kantin kantor bersama untuk makan siang.

Makanan kami sudah habis, hanya saja jatah waktu makan siang masih tersisa 30 menit lagi. Jadi kami memutuskan untuk menghabiskan waktunya di taman belakang kantor tempatku bekerja.

"Aku tahu kau penasaran tentang hubunganku dengan Aerin kan?" Ucapnya dengan canggung.

"I-iya begitu." Ucapku tak kalah canggung karena takut hal itu menyinggungnya.

"Hubungan ku dengan Aerin tidak baik-baik saja. Aku tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa." Ucapnya.

"Memangnya dia melakukan apa sampai hubungan kalian berdua menjadi renggang?" Tanyaku penasaran.

Short Story CompilationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang