Sudah kesekian kalinya Y/n memikirkan untuk memberitahu Johnny tentang Jinwoo dan Jungwoo. Namun, dirinya selalu dilanda kebimbangan, segala prasangka negatif yang ada dibenaknya selalu menghantui dirinya.
Bagaimana jika Johnny tidak percaya bahwa mereka anaknya?
Bagaimana jika Johnny mengatakan hal-hal yang buruk di depan anak-anaknya?
Bagaimana jika anak-anaknya memilih hidup bersama Johnny dan meninggalkan dirinya yang sudah merawatnya?Bagaimana jika, jika, jika, jika, dan jika.
Berbagai prasangka negatif lainnya sangat membuat Y/n takut setengah mati. Dirinya tidak siap jika itu semua akan terjadi pada dirinya dan juga anak-anaknya.
"Tuhan... tolong bantu aku dari masalah ini." Batin Y/n.
***
Aku kembali dibuat jatuh cinta padanya, untuk kesekian kalinya. Jika ada yang mengatakan Tuhan maha membolak-balikkan hati manusia, maka itu benar adanya.
Hanya melihat foto dirinya -dengan pigura yang sudah tidak sempurna- saat pernikahan kami yang terpampang di kamarku saja, aku lagi dan lagi jatuh cinta padanya. Ayo katakan aku pria bajingan beribu-ribu kali, karena memang benar itu adanya. Aku menyia-nyiakannya, menyakitinya, mengkhianati dirinya. Wanita yang pernah menjadi rumahku, belahan jiwaku, istriku, yang kini pergi meninggalkan diriku dengan membawa segenap rasa sakitnya dan penderitaannya, yang sialnya aku adalah penyebab dari semua penderitaan yang dirinya bawa saat pertemuan terakhir kami di sidang perceraian kami.
Aku... benci diriku sendiri.
Ya... pada akhirnya, yang telah terjadi berakhir dengan penyesalan.
Saat ini, Johnny sedang termenung di kamarnya yang berada di rumah orang tuanya. Beberapa tahun yang lalu, setelah perceraiannya dengan Y/n, Johnny berencana menikahi Karina selingkuhannya waktu itu. Tetapi, mereka membatalkannya karena hubungan mereka sudah sangat renggang semenjak berita perselingkuhan menyebar hingga sampai ke semua orang yang mereka kenal. Jelas saja Johnny dan Karina mendapatakan sanksi sosial saat itu. Sampai pada akhirnya mereka memutuskan hubungan mereka, dan tidak pernah bertemu ataupun berkontak satu sama lain.
Dengan membawa rasa penyesalannya, Johnny memutuskan untuk tinggal sementara dirumah orang tuanya entah untuk sampai kapan. Rumah lama yang ia dan mantan istrinya tempati itu dibiarkan begitu saja. Johnny sungguh tak sanggup jika harus menempati rumah penuh kenangan itu, Johnny bisa gila mengingat bayang-bayang mantan istrinya yang entah dimana keberadaannya.
Sayup-sayup suara ramai terdengar dari kamar yang Johnny tempati. Johnny tidak akan penasaran jika itu bukan suara tawa riang dari anak kecil, maka dengan rasa penasaran Johnny beranjak dari kamarnya pergi menuju asal suara tawa riang tersebut yang mungkin berada di ruang keluarga.
"Mama? Papa? Siapa mereka?" Suara Johnny menginterupsi semua orang yang berada di ruang keluarga tersebut. Mama dan papa Johnny hanya tersenyum seraya menatap satu sama lain. Johnny terdiam memetung memperhatikan kedua anak kembar yang tengah bermain mainan yang terlihat baru. Memperhatikan wajah kedua anak kembar tersebut yang terlihat mirip dengan sesorang yang ia kenal. Riak wajah Johnny berubah sendu setelah menyadari wajah kedua anakkembar tersebut sangatlah mirip dengan mantan istrinya.
"Apakah mereka..." Lidah Johnny kelu sesaat, ragu-ragu ingin mengucapkan yang ada dibenaknya.
"Iya, dia anak Y/n." Orang tua johnny yang menyadari raut wajah Johnny tersebut menjelaskan.
"Y/n menikah dengan siapa?" Johnny bertanya dengan bergetar, tak sanggup mendengar jika mantan istrinya sudah menikah lagi dengan pria lain dan kedua anak tersebut adalah anak Y/n dengan pria lain. Tapi Johnny benar-benar penasaran. Orang tua Johnny hanya tertawa memperhatikan raut wajah Johnny yang tengah ragu itu.
"Mereka juga anakmu. Y/n sudah mengandung sebelum perceraian itu terjadi, Johnny." Jantung Johnny berdetak tak karuan setelah mendengar sebuah fakta yang selama ini ia tak ketahui. Matanya berkaca-kaca menatap kedua anak kembarnya yang selama ini tak pernah ia ketahui keberadaannya. Merasa menyesal atas semua yang telah terjadi, hingga anak-anaknya tumbuh tanpa sosok ayah yang harusnya ikut andil dalam pertumbuhan mereka, Johnny berbalik dan beranjak ke kamarnya untuk menyembunyikan tangisannya.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story Compilation
Short StoryShort Story dengan berbagai genre. ©Written by Lisnuucha