Mine

715 11 1
                                    

POV Mario

"Hari ini, saya dan keluarga datang kesini dengan niatan untuk melamar anak Ibu dan Bapak, Putri Kiara Feryal. Apakah Bapak dan Ibu dan juga Kiara bersedia menerima lamaran saya?"

Nama gue Mario. Damario Abrisam. Umur 29 tahun. Profesi Dokter. Hari ini, gue membawa keluarga gue untuk melamar orang yang gue cintai, Kiara.

Hubungan gue dengan Kiara sudah berjalan ya kira-kira setahunan. Menurut gue, Kiara adalah perempuan paling anggun, paling menawan, cerdas, dan sempurna versi gue. Dan gue ngerasa gue adalah orang yang paling beruntung bisa terus ada di sisi Kiara.

Gimana gue kenal Kiara?

Flashback...

Nama gue Mario, umur 26 tahun. Saat ini gue adalah seorang Dokter Umum di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta. Sedang mengambil spesialis organ dalam. Saat ini gue baru saja selesai memeriksa seorang pasien. Tak lama datang seorang pasien lagi. Seorang perempuan muda, cantik, dia senyum ke gue, senyuman yang paling cantik yang pernah gue temuin. Dan saat itu juga, gue yakin gue jatuh cinta para pandangan pertama.

"Siang, Dok," sapanya.

"Siang, Bu Laras." gue dengan sok tahu langsung menyebut namanya sesuai dengan berkas yang diberikan suster ke gue.

"Siang, Dokter." seseorang dibelakangnya menyapa gue. Seorang Ibu paruh baya.

Dan ternyata pasien gue ini adalah Ibunya. Dengan tetep menjaga wibawa gue, gue mempersilahkan mereka berdua duduk di depan gue.

"Ada keluhan apa, Bu Laras?"

"Saya agak demam, Dok, terus tenggorokannya gak enak."

Sambil tetap fokus mendengarkan keluhan Bu Laras, mata gue sesekali curi pandang ke anaknya yang terlihat khawatir itu. Setelah gue selesai memeriksa, dan mereka berlalu, gue agak menyesal gak memberanikan diri untuk ngajak kenalan. Tapi gue harus tetep menjaga integritas gue, mungkin kalau jodoh pasti bertemu. Yaelah, apaan sih lo!

Flashback off...

Minggu pagi yang cukup cerah ini gue habiskan untuk menjemput Kiara karena hari ini kami berencana untuk melihat desain undangan. Kebetulan gue punya temen yang punya usaha percetakan, oke punya sih hasilnya!

Kiara membuka pintu rumahnya. Seperti biasa, wajah cantiknya, rambut sebahunya, dan kulit putihnya itu sukses membuat gue jatuh cinta lagi. Terlebih dia hari ini tambah bersinar dengan baju putih kasualnya.

"Yuk!" ajaknya.

Gue dengan sigap membukakan pintu penumpang untuknya, dan dia tersenyum menatap gue, "Thank you, My Fiance." ucapnya lembut. Gimana gue gak tambah meleleh.

"Kamu udah sarapan?" tanyanya sewaktu gue sudah menjalankan mobilnya.

"Belum."

"Kita sarapan dulu yuk! Tapi sebelumnya, boleh gak mampir dulu ke makam Aries?"

Permintaannya itu sukses membuat gue terkejut. Tapi tatapannya yang memohon itu tidak bisa gue tolak. Akhirnya gue mengiyakan.

Siapa Aries? Dia adalah sahabat gue, sekaligus mantan pacarnya Kiara. Mungkin gue akan flashback lebih panjang kalau harus cerita tentang Aries.

Flashback...

"Bro!" suara Aries yang mengejutkan itu berhasil membuat gue membuka mata gue yang hampir rapat itu. Padahal gue ngantuk banget, tapi bisa-bisanya ini orang dateng gak diundang dan ganggu waktu tidur gue yang gak seberapa itu.

"Hmmm?"

"Gue lupa bilang, minggu lalu cewek gue kesini ya?"

"Mana gue tau!"

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang