Sore hari di dalam ruang rapat sebuah gedung siaran televisi, terdapat 2 orang murid sekolah yang masih lengkap dengan pakaian seragam, produser/sutradara dan beberapa staf lain yang ikut serta dalam pertemuan
"Sudah seperti yang saya bilang tadi saat di sekolah, kalian berdua di pilih untuk menjadi cast utama dalam reality show terbaru kami yaitu Daily life. Berdasarkan vote yang sudah kami adakan sekitar 1 bulan lalu, kisah kehidupan murid sekolah antara si rangking satu dan rangking terakhir kelas lah yang paling banyak mendapat suara. Makanya kami meminta kalian untuk ikut andil dalam acara terbaru kami kali ini" Ucap si sutradara kepada dua murid di hadapannya itu
"Jadi apa kalian bersedia untuk menerima tawaran kami? Kalian tenang aja soal bayaran udah di atur kalian ga perlu takut rugi. Kalau acara ini sukses terus banyak yang nonton otomatis uang yang bakal kalian dapatkan juga semakin besar. Ini juga kesempatan kalian buat di kenal sama banyak orang, kalian bisa jadi artis loh lewat acara ini" Kata si sutradara meyakinkan 2 murid dengan eskpresi berbeda itu
Ya yang satu memasang wajah datar seperti tak tertarik dan yang satu lagi tidak begitu antusias juga terlihat mengantuk. Setelah sang sutradara melontarkan kalimat sepanjang rel kereta api tak ada satu pun suara yabg menanggapi penuturan panjang pria 37 tahun itu membuat suasana menjadi canggung dan dingin
"Ehmm jadi....bagaimana?" Tanya sutradara meminta jawaban atau respon dari lawan bicaranya
Sunyi
Lagi lagi tak ada sahutan sama sekali dadi 2 murid itu yang ada hanya sang sutradara yang terlihat seperti bicara sendiri karena tak di tanggapi dan 2 orang di depannya yang sibuk menatap seisi ruangan
"Siapa sih yang ngerenkomendasiin mereka berdua? Di tanya ga di jawab, gue ngomong panjang lebar ga di tanggepin, berasa kayak orang gila ngomong sendiri" - gerutu sutradara dalam hati merutuki siapapun yang merekomendasikan 2 murid di hadapannya sekarang
"Hello??" Ucap sang sutradara meminta atensi kedua murid kembali
Nampak seorang murid dengan badan tinggi berdiri, mengambil tasnya lalu melangkah pergi tanpa menjawab pertanyaan dari sutradara
"Hei kamu mau kemana? Jawab dulu pertanyaan saya tadi" Kata sutradara itu menahan si murid dengan rangking satu itu pergi. Si murid pintar menoleh, menatap si sutradara dengan wajah datarnya
"Semuanya sudah di bahas dan di setujui saat di sekolah tadi lantas mengapa saya harus menjawab pertanyaan yang sudah jelas jawabannya" Ucap gadis itu lalu melanjutkan langkah nya keluar ruangan meninggalkan orang orang yabg terdiam cengo mendengar jawabannya termasuk si murid rangking terakhir
Benar juga mereka sudah membahas mengenai ini tadi di sekolah dan semuanya sudah di setujui baik dari pihak murid, sekolah dan pihak keluarga, bahkan mereka sudah membahas kapan akan melakukan syuting, jumlah episode dan berapa lama acara akan berlangsung. Lantas mengapa pertemuan ini masih di adakan? Ahhh sepertinya sutradanya lupa kalau tadi semuanya sudah di bahas
"Ehmm....udah selesaikan? Saya pamit pulang kalau gitu, selamat malam" Murid kedua pun turut pergi meninggalkan ruang rapat menyusul di murid pintar yang sudah keluar lebih dulu
"KARINA!!" Pekik seseorang membuat Karina yang merasa namanya di panggil menoleh dan mendapati teman sekelasnya yang tadi bersama dirinya mengikuti pertemuan tak berguna
"Apa?" Tanya Karina saat gadis itu sampai di hadapannya
"Gpp manggil aja, mau pulang bareng?" Tanya gadis dengan nametag Arlandra Winter Wijaya
"Ga penting" Merasa pertanyaan itu tidak penting Karina pun berbalik badan dan kembali berjalan
"Ehh arin tungguin" Winter kembali menyusul Karina dan berjalan berdampingan dengannya
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SCENARIO
RomanceSi rangking 1 dipasangkan dengan si rangking 41 alias terakhir? "Cuma orang bego yang minum pop ice pake piring"- Karina Maheswara "Nih cewek makannya rumus sama huruf kali ya? betah banget natap tu buku" - Alandra Winter Wijaya "Jangan ngelakuin s...