LS PART 2

800 97 3
                                    

Hari ini adalah hari senin, hari dimana para murid mengikuti upacara wajib sebagai bentuk nasionalisme. Kelas 11 IPA 3 yang merupakan kelas Karina dan Winter berdiri tepat di bawah teriknya sinar matahari

Banyak dari antara mereka mengeluh dan protes, kelas mereka jadi begini karena ada yang tidak memakai atribut lengkap sehingga satu kelas di hukum. Katanya kalau ada satu orang yang salah ya harus di tanggung satu kelas itu baru namanya solid

"Ihh gara gara Gilang ga bawa topi bah kita pun ikut kena hukum, dah lah panas kali siang ini udah kek di  open mamaku, oon kali jadi manusia bikin susah orang aja" Ucap Jedan kesal sambil mengipasi wajahnya yang sudah berkeringat

"Ya maaf kan gue lupa bukan sengaja" Sahut Gilang

"Perkara ga bawa topi doang kita berakhir jadi ikan asin" Cibir Vivi dengan muka yang masam nya minta ampun sambil menatap kepala sekolah yang dari tadi ga berhenti ngomong

Berbagai keluhan keluar dari mulut mereka membuat Karina yang menjabat sebagai ketua kelas menghela nafas. Ia agak sedikit jengkel karena suara teman temannya membuat ia tidak bisa fokus dengan ucapan kepala sekolah yang sedang asik berpidato di depan sana

"Suttt! Diem dulu bisa? Kita udah kena hukum dengan di jemur di sini, mau kena hukum lagi ha?" Tanya Karina dengan wajah kesalnya yang sudah memerah akibat panas dan rasa kesal tentunya

"Ya ndak mau lah! Ada ada aja pertanyaan kau" Jawab Jedan

"Makanya diem!" Sentak Karina setelah itu kembali menghadap ke depan sedangkan teman temannya yang lain hanya bisa mengikuti perkataan si ketua kelas

Winter yang berada disebelahnya tersentak kaget saat Karina berkata dengan suara tegas.

"Galak banget buset" - Winter

Sekitar 30 menit berlalu, kepala sekolah belum juga selesai berbicara membuat banyak siswa diam diam menggerutu kesal. Winter sendiri sudah terlihat lelah dan bosan dengan pembahasan yang berulang ulang dikatakan kepala sekolah itu lalu menoleh pada karina yang sepertinya sangat fokus mendengarkan celotehan sang kepala sekolah

"ishh lama banget si Mahmud ngomongnya ga tau panas apa, pengen digetok banget"

Winter menoleh kebelakang melihat pohon rindang yang sangat teduh dibawahnya. Winter sangat ingin pergi duduk disana tapi dia teringat perkataan Karina untuk tidak banyak berbuat ulah karena ada kamera yang menyorot mereka untuk beberapa waktu ke depan, bukan karena apa hanya saja Karina malas mengurus Winter yang sudah bisa dipastikan untuk beberapa hari atau sekitar 3 bulan kedepan mereka akan terus bersama karena acara ini dan pastinya Karina lah yang akan selalu direpotkan dengan segala macam tingkah juga masalah yang di buat gadis itu makanya Karina memberi peringatan pada Winter

Akan sangat repot mengurus nya jika sudah terjadi kekacauan

"Bodo amat lah sama kata kata dia tadi, gue ga mau panas panas ga guna gini"

Winter pun berbalik dan mengambil langkah untuk pergi ke belakang namun belum juga berjalan, Karina lebih dulu menahan tangannya membuat si yang mau kabur menoleh dan terkejut mendapatkan tatapan tajam menusuk bak belati diberikan Karina padanya

"Mau kemana lo?" tanya Karina sambil menahan Winter di sampingnya 

"Mau ngadem dibelakang, panas di sini" Jawab Winter santai lalu hendak berjlan lagi namun Karina kembali menariknya

"Lo lupa sama kata kata gue tadi pagi?" 

"Gue inget kok, tapi ya gue ga musti ikut apa kata lo kan? lo bukan emak gue atau orang tua gue jadi lo ga bisa ngatur gue kayak gitu. dah lah gue mau ke belakang" Winter melepaskan tanga Karina yang menahannya lalu kembali melangkah tapi lagi lagi Karina kembali menahannya 

LOVE SCENARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang